Faizha belum bergeming dalam pelukan Arga tidak ada niatan membalas. Badanya seolah kaku, dentuman jantungnya seakan terpacu, otaknya belum bisa berfikiran dengan jernih. Faizha terdiam merasakan pelukan itu, pelukan yang sebenarnya sangat di rindukanya. Akhirnya Faizha kembali bisa merasakan pelukan hangat Arga. Tapi kini seolah pelukan itu terasa hambar. Dulu dalam pelukan itu Faizha merasakan kebahagian tapi kini entah Faizha bingung. Rasa itu seperti lenyap bersama sakit hatinya.
Arga semakin memeluknya erat seakan tak mau melepas pelukan itu, Arga sangat merindukan sosok itu. Tak akan lagi Arga melepasnya.
Faizha berlahan mengerakan tanganya menyentuh bahu Arga dan mendorongnya kecil. Faizha kembali tertunduk menyembunyikan matanya yang menciptakan genangan air. Arga menyerit tapi dia mengerti posisi mereka saat ini. Netra Arga menatap dalam wajah Faizha yang kini tertutup cadar. Perlahan tanganya terulur mengangkat dagu Faizha. Faizha belum menatap Arga dan coba memalingkan wajahnya.
"Izha," lirih Arga kecil. Perlahan tangan Arga menyetuh ujung cadar Faizha senyum manis tercetak jelas di bibirnya. Sangat bahagia, melihat istrinya dengan penampilan yang berbeda. Sungguh Arga merindukan sosok di depanya ini. Tangan Arga menjalar ke bagian samping cadar Faizha untuk coba melepaskan cadar itu. Tapi lebih dahulu Faizha menubruk badan Arga dengan pelukanya.
Isak Tangis Faizha terdengar. Faizha memeluk Arga erat menyembunyikan wajahnya di celekuk leher Arga. Faizha merindukan sosok ini, Faizha tak bisa menampiknya. Arga dengan senyum bahagia dan netra yang menampikan keharuan membalas pelukan Arga.
"Ana uhibukki fillah, Izha," ucap Arga semakin mempererat rengkuhan tubuh Faizha.
Faizha tak menanggapi ucapan Arga. Karna Faizha masih mencari kebenaran dari ucapan yang baru saja keluar dari mulut Arga itu. Apa benar yang di ucapkan Arga itu? Apa Arga sungguh-sungguh dalam mengucapkanya. Lagi dan lagi sisi jahat tertawa mengejek mendengar suara sisi baik yang bahagia.
Bukan kah Arga sudah beberpaa kali mengucapkan jika dirinya mencintai Faizha. Tapi nyatanya 'dia tak sungguh-sungguh Izha. Dia sudah menyakitimu' begitu yang di ucapkan sisi dengan tanduk merah di kepalanya. Tapi memang benar Arga sudah beberapa kali mengucapkan 'Ana ukhibukki' dan nyatanya rasa sakit dan kebohongan terus Arga kirimkan untuknya. Biarlah. Faizha tak mau berzuudzon. Tapi karna ini Faizha tercipta satu dinding di hati Faizha.
Dengan haru Arga menyamakan wajahnya dengan Faizha mengecup kening Faizha dengan lembut. Setitik air mata bahagianya jatuh. Kini Faizha kembali kedalam pelukanya.
"Jangan pergi lagi Zha. Maafkan Aku." mungkin saat ini Faizha tertawa getir mendengar itu. Dengan santainya Arga meminta maaf padanya setelah semua yang Faizha dapat. Apa Faizha akan memaafkanya. Surganya ada pada Arga. Mau tak mau Faizha harus menggapainya.
***
Faizha dan Arga sama-sama terdiam Faizha masih sama sedari tadi hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Sedangkan Arga sedari tadi memikirakan untuk mengilangkan rasa cangung diantara keduanya.
Jika boleh saat ini Faizha ingin berteriak memaki Arga dengan semua yang sudah Arga lakukan padanya. Tapi itu bukan membuat situasi semakin baik malah membuat semua menjadi runyam.
Marah itu bukan menyelesaikan masalah. Marah hanya akan membuat hati puas sementara dan menyesal selanjutnya.
Dan yang Faizha bisa lakukan hanya diam coba mengintrol sisi bertanduk merah Agar tidak memancingnya mengeluarkan kata-kata yang nantinya menjeruskan. Sebenarnya marah pun itu hak Faizha, bukankah dia punya hak sebagai seorang Istri Arga. Berada dalam situasi ini Faizha berhak mengeluarkan semuanya.
"Izha maafkan mas Zha. Maaf atas semuanya. Mas tau mas salah. Mas tau mas itu cuma bisa bikin kamu nangis. Mas salah Zha. Maafkan mas," ucap Arga memohon. Arga berjongkok di hadapan Faizha menggenggam tangan Faizha sangat erat. Faihzha hanya diam tapi setitik air mata itu jatuh dari matanya. Netra Arga menatap Netra Faizha yang kosong. Ada kesedihan mendalam di manik mata coklat itu.
"Maafkan Mas zha. Mas salah," lirih Arga.
"Jika Mas tau kenapa mas lakuin itu hah!" Teriak Faizha tiba-tiba. Menang sudah sisi merah itu. Kini udara tersengal-sengal masuk di kantung paru-parunya.
"Mas tau kan Izha itu dah percaya sama Mas. Mas bohong satu kali Faizha percaya. Mas bohong ke dua kali Faizha masih percaya sama mas. Dan ya untuk yang ini Faizha sudah tau kebenaranya dan maaf mas runtuh sudah percaya itu." Faizha tanpa mau melihat Arga menatap kearah jendela.
"Hahah Faizha bodoh mas! Izha bodoh!. Dan mas selamat mas untuk semuanya."
Arga terdiam mendengarkan semua perkataan Faizha dari mulutnya.
"Tapi Mas. Izha nggak bisa nyalahkan Mas. Mas nggak sepenuhnya salah di sini. Izha akan coba ikhlas kok mas untuk semua ini." Ya Faizha akan mencoba ikhlas, kata itu kata ikhlas hanya mudah di ucapkan tapi tidak dengan hati yang seolah menolak dengan tegas untuk menerimanya.
"Faizha bukan wanita hebat. Izha hanya wanita biasa, wanita biasa yang punya rasa sakit hati juga cemburu mas. Maafkan Faizha Mas ternyata untuk itu Faizha nggak bisa dulu memang Faizha yang memintanya tapi maaf mas Faizha ndak bisa. Izha tau Mas izha ini egois, mementingkan diri sendiri mungkin. Tanpa tau mas itu gimana. Faizha bukan wanita baik hanya wanita yang durhaka pada suami. Maaf mas untuk satu ini bolehkan Faizha egois. Faizha ingin menjadi satu-satunya." Faizha diam dan tertunduk. Sedang Arga masih diam menunggu Faizha kembali melanjutkan katanya.
"Tapi Mas. Faizha nggak mau menghalangi mas kok. Faizha rela mas dengan Erina. Dan tolong jika dia datang kedunia lepaskan Izha dari ikatan ini." Ini adalah ujung dari keputusan Faizha. Mungkin Faizha akan di cap sebagai istri durhaka, tapi sungguh Faizha tak siap untuk di madu. Dan pilihan jatuh pada kata 'cerai'.
Arga diam mencerna semua ucapan yang keluar dari mulut Faizha. Mungkin dirinya itu sudah sangat dalam menaruh kesedihan di hati Faizha. Dia gagal. Dia gagal menjadi seorang suami yang baik. Bikanya membuat istrinya bahagai hanya dia hanya bisa menaruh bertonton sakit di hati Faizha.
"Mas tolong. Tolong ceraikan Faizha. Tolong mas. Tolong ceraikan sembilan bulan dari sekarang. Jika sembilan bulan itu tiba. Tolong! Faizha tolong mas ceraiakan Faizha." Faizha menagis dengan sesenggukan. Sedang mata Arga membentuk genangan tak sangup Arga mrlihat wanita yang di cintainya menagis. Kata 'cerai' Arga tidak bisa melakukanya.
'cerai' memang di perbolehkan tapi cerai adalah sesuatu yang di benci Allah.
"Mas nggak bisa Izha! Mas nggak akan ngelakuin itu. Mas nggak mau cerai!!!, jangan bilang kata itu mas nggak bisa," ucap Arga sedikit tegas. Arga berdiri menatap Faizha dengan tajam.
"Ceraikan Faizha mas. Ceraikan Faizha!, mas egois mas egois!" Faizha ikut berdiri memukul-mukul keras dada Arga.
"Mas nggak bisa Zha," ucapan lirih Arga. Arga dengan kuat coba mengakup tubuh Faizha. Tapi dengan kuat pula Faizha menolaknya.
"Mas Egoisss," desis Faizha.
~TBC~
1000+ kata.
"Isssss...!!! Arga!!!!!!"
Lanjut baca
Maafkan typoMakasih semua ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You (Complete✔)
Spiritual(CERITA TAMAT) •Rank #01 - pernikahan [07-07-19] •Rank #1 - Spiritual [22-01-20] "Abi akan menjodohkan kamu dengan Anak teman Abi" Deg... Faizha langsung bangkit dari tempat tidurnya, di tegakkannya badanya. Mata Faizha menatap lekat mata Ahmad Abi...