Faizha terdiam di ruang tamu. Pandanganya menatap depan tanganya meremas ponsel yang di genggamnya. Jam sudah menunjukan pukul 21.00 tapi Arga tak kunjung menampakan batang hidungnya.
Benar tak salah yang di lihatnya di rumah sakit tadi adalah Arga suaminya. Faizha yakin tak mungkin salah karna dengan jelas Faizha melihat Arga. Bukan hanya ilusinya semata. Tapi yang masih menjadi pertanyaan di kepala Faizha. Untuk apa Arga kerumah sakit? Siapa yang sakit? Pertanyaan itu berputar di kepalanya meminta jawaban.
Sempat Faizha mengikuti mobil Arga yang keluar dari rumah sakit. Tapi sialnya Faizha kehilangan mobil Arga dari pandanganya karna lampu merah yang tiba-tiba menyala sedangkan Arga sudah lolos dari lampu merah. Faizha kira Arga sudah sampai di rumah. Nyatanya Faizha sampai di rumah masih keadaan sepi tak ada siapapun.
Faizha mulai mengetikan pesan di ponselnya tapi tak mendapat balasan apapun dari sang tertuju. Berkali-kali menelfon tapi tetap sama hanya suara mbak-mbak oprator yang menjawabnya. Faizha menjadi bingung dengan Arga kenpa Akhir-Akhir ini Arga sering mematikan ponselnya. Sebegitu sibukah dirinya.
Sibuk? Faizha jadi ingat kejadian di kantor tadi. Acara kluarga? Kenpa Faizha tidak tau jika ada Acara keluarga. Setaunya Ayah dan ibu mertuanya sedang ada di bandung. Dan keluarganya pun sedang ada di rumah sakit. Dan tidak ada keluarga besarnya atau keluarga besar Arga yang sedang mengadakan Acara.
Dan itu semua membuat kepala Faizha pusing. acara kluarga, rumah sakit pertanyaan-pertanyaan kembali terkumpul di kepalanya. Membuatnya pusing sendiri. Ingin segera Faizha menanyakan semuanya pada Arga.
"Loh Zha kamu belum tidur?" Faizha berlonjak kaget mendengar suara yang membuatnya menatap kebelakang. Ternyata Arga.
"Emm. Belum mas," jawab Faizha dengan sedikit terbata. Menyesuaikan detak jantungnya yang kaget.
"Ya udah tidur ini udah malam. Kamu nggak ngantuk apa? Mas aja capek ini. Ayo keatas." Arga mulai berjalan kearah kamarnya.
"Mas," panggil Faizha yang membuat Arga kembali berbalik kearahnya.
"Zahra kecelakaan mas. Faizha ingin menghubungi Mas tadi tapi hp mas nggak aktif," ucap Faizha.
"Inalillahi. Maaf Zha Hp mas lupa mas nyalain tadi habis rapat mas matiin" lirih Arga merasa bersalah.
"Nggak pa-pa mas. Zahra udah baikan kok. Ini juga Izha habis pulang dari rumah sakit mas."
"Ya udah zha ayo tidur. Kamu pasti capek. Besok kita kerumah sakit ya zha," ucap Arga sambil merangkul tubuh Faizha. Faizha hanya mengangguk mengiyakan sambil mulai berjalan mengikuti langkah Arga.
"Besok mas nggak masuk kerja.Kita kerumah sakit. Emang Zahra di rawat di rumah sakit mana?"
"Melati, mas," jawab Faizha. Entah kenapa tiba-tiba tangan Arga yang merangkul Faizha sedikit mengendur dan terasa badan Arga yang menegang.
"Kenpa mas?" Tanya Faizha merasakan perubahan Arga.
"Nggak."
"Mas tadi Faizha liat mas di rumah sakit loh," Ucap Faizha. Arga yang mendengar itu hanya diam membisu badannya semakin menegang dan gugub seketika.
"Emm. Itu mas. Lagi jenguk kolega mas yang lagi sakit," jawab Arga gugub.
"Oh." Faizha mengangguk, angguk paham.
'Apa aku perlu tanya mas Arga kenpa dia bilang kalo ada acara kluarga. Ah tak perlu mungkin dia pergi ke rumah sakit menjenguk kolega. mungkin bawahan mas Arga salah dengar' batin Faizha menyakinkan.
***
Faizha dan Arga memasukin kamar inab Zahra. Zahra sudah di pindahkan ke ruang inab. Keadaannya sudah mulai membaik. Hanya perlu penanganan lebih mengenai tulang Zahra yang patah akibat kecelakaan.
Faizha dan Arga duduk di samping ranjang zahra yang masih terlelab tidur.
Setengah jam mereka berada di runang inab zahara.
Ponsel Arga bergetar menandakan pesan masuk.
Arga melihat sekias nama yang tertera di ponselnya dan langsung teringat akan sesuatu. Cepat-cepat Arga memasukan ponselnya kekantung celana.
"Zha. Aku harus berangkat kerja. Ada kerjaan mendadak ini," ucap Arga langsung bangkit dari duduknya. "Maaf ya. Ternyata nggak bisa di tinggal kerjanya," lanjutnya.
"Ya udah mas nggak pa-pa. Hati hati ya," ucap Faizha langsung menyalami punggung tangan Arga.
"Ummi, Abi. Arga pamit dulu ya maaf." Arga menyalami kedua punggung tangan mertuanya.
"Hati hati nak," ucap Sarah
"Iya ummi." Arga langsung berlalu dan berjalan keluar ruangan.
Setalah Arga pergi dari ruang inab zahara, Faizha kembali duduk di samping Zahra. Faizha menatap lekat Wajah adiknya yang sedang terlelab tidur. Adik yang di sayanginya kini terbaring lemah. Perlahan mata Zahra mulai terbuka mengerjab-erjab dan menyesuaikan cahaya.
"Kak," pangil Zahra lemah.
"Iya zah."
Zahra kembali terdiam menatap Faizha. Faizha menyerit melihat zahra yang menatapnya lekat. Terlihat jelas mata sayu Zahra menyiratkan kesedihan.
Mata zahra kembali terpejam. Ada kata yang ingin zahra ucapkan. Zahra ingin menceritakan tapi begitu sulit mengingat tubuhnya masih lemah.
Faizha memaklumi. Faizha beranjak dari duduk nya berjalan kearah kedua orang tuanya yang sedang merebahkan badanya di sofa.
"Ummi, abi. Faizha beli makan dulu ya. Oh ya itu zahra tadi bangun," ucap Faizha langsung keluar dari ruang inab zahra.
Faizha berjalan keluar rumah sakit ingin membeli makanan. Faizha malas jika harus membeli makana di dalam rumah sakit, katin rumah sakit. Menurutnya rasanya hambar dan bau obat Faizha tak suka itu. Jadi Faizha memutuskan membeli makanan di luar rumah sakit.
Mata Faizha kini menatap dua orang pria dan wanita. Wanita dengan tertatih berjalan dengan tongkatnya dan pria yang sedang berjaan di sampjng wanita itu, Faizha tau jelas siapa kedua orang itu. Tak mungkin Faizha salah. Dia adalah Arga suaminya dan Erina.
Setetes Air mata Faizha tiba-tiba turun melihatnya. 'Zha, aku harus berangkat kerja. Ada kerjaan mendadak ini' buakan kah Arga ada kerjaan. Apa Arga telah membohongi Faizha.
Faizha mulai berjalan kearah keduanya tapi sayangnya keduanya langsung memasuki mobil dan mobilnya langsung berjalan meninggalkan rumah sakit.
Dengan cepat Faizha berlari kearah mobilnya. Untung Faizha membawa tas nya dan tak lupa kunci mobilnya. Dengan cepat Faizha mengejar mobil yang di kendarai Arga. Untung Faizha masih bisa melihat mobil Arga yang melaju di depanya. Beberapa bulir air mata mulai jatuh di pipinya. Faizha tak ingin menjadi wanita bodoh. Faizha harus mengetahui kemana Arga pergi. Dan ada apa semua ini. Ini kan hak Faizha mengetahui apa yang di lakukan Arga. Faizha tidak mau hanya diam melihat Arga pergi bersama Erina. Diam seperti wanita bodoh.
Mobil Arga berhenti di depan rumah. Ya ini adalah rumah Erina, Faizha masih ingat itu ini rumah Erina. Arga mulai turun menolong Erina untuk turun bersamanya dan mulai berjalan di samping Erina. Faizha masih diam menatap keduanya dari dalam jendela mobil. Entah pikiran pikiran mulai melayang di kepalanya.
Selang dua puluh menit Arga keluar dari rumah Erina. Faizha mulai turun dari mobilnya berdiri di dekat mobil Arga sambil menatap Arga. Arga terdiam melihat Faizha yang berdiri sambil menatapnya.
"Betul Faizha. Jagan jadi wanita bodoh"
Heheh🤣 de tu nggak mau bikin si Faizha kaya begok amat-amat yang cuma diam aja. De nggak mau kaya drama banget perempuanya bisa di begok- begoki dan hanya diam aja. 🤣
Hiya hiya🤣 maafkan.
Inggat 1000 kata buat 1 partnya. Biar nggak capek bacanya🤣
Bantu follow dong biar bisa cepet 1K -- soalnya De masih termasuk penulis wattpad baru.
Dann-- buat bantu kalo ada notif LMLY 2 tiba-tiba.
Terimakasih kalian yang nungguin Let Me Love You. Aku sayang kalian ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You (Complete✔)
Spiritüel(CERITA TAMAT) •Rank #01 - pernikahan [07-07-19] •Rank #1 - Spiritual [22-01-20] "Abi akan menjodohkan kamu dengan Anak teman Abi" Deg... Faizha langsung bangkit dari tempat tidurnya, di tegakkannya badanya. Mata Faizha menatap lekat mata Ahmad Abi...