34. LMLY (Faizha Hamil)

95.8K 4.9K 130
                                    

"Mas egoisss," Desis Faizha.

Faizha mendorong kuat tubuh Arga yang menagkupnya dengan kencang. Berat, sungguh susah sekali tubuh Faizha terlepas dari Arga. Dengan kekuatan penuh Faizha mendorong dan berhasil badan Faizha keluar dari pelukan itu.

"Izha nggak mau egois tapi semua ini menuntun Izha untuk egois. Toh Faizha sudah memberi pilihan untuk mas. Mas nggak bisa terus nyiksa Izha begini!" Teriak Faizha. Arga coba mendekat lagi kearah Faizha tapi Faizha segera mundur dan mulai berlari keluar dari kamar itu.

Jika Faizha tau akan seperti ini mungkin Faizha tak akan kembali. Biar orang atau siapapun akan mencapnya sebagai istri durhaka. Tapi apakah orang tak tau jika suaminya itu mungkin juga durhaka padanya. Faizha lelah tak taukah Arga jika Faizha tak sanggup.

Faizha terus berlari tanpa menghiraukan Arga yang memanggilnya dan coba mengejarnya. Pada pijakan tangga ke enam dari bawah Faizha tergenlincir jatuh. Badanya terguling dan membentur pegangan tangga.

Arga yang melihat itu bukan main panik melihat Faizha yang jatuh terguling. Arga dengan cepat mengahampiri istrinya dan memeluk tubuh Faizha sambil mengguncang-guncangnya mencari kesadaran di sana.

"Izha!Bangun Zha!" Arga terus menguncang tubuh Faizha. Tanpa pikir panjang Arga menggendongnya dan langsung berlari kearah mobil. Arga melajukan mobilnya dengan kecepatan kencang membelah jalan yang lumayan lenggang. Menuju kerumah sakit.

Arga mengedong Faizha dan berlari kencang menuju kedalam rumah sakit. Di depan Arga dan Faizha di sambut beberapa suster rumah sakit. Menaruh Faizha yang membawanya masuk ke dalam ruang pemeriksaan.

Arga duduk di kursi rumah sakit dengan Panik semua bercampur aduk sungguh saat ini Arga cemas mengetahui Faizha yang tak berdaya tak sadarkan diri. Arga mengacak rambutnya fruatasi setelah itu berdiri dan meninju tembok rumah sakit dengan keras sampai tercetak warna merah di tanganya.

Sedari tadi Arga bolak balik mondar mandir di depan ruang pemeriksaan Faizha. Dirinya tak bisa sedikitpun tenang, Doa terus keluar dari bibir Arga melantunkan permintaan kepada Allah untuk kebaikan Faizha.

Pintu itu terbuka Arga langsung mengahampiri wanita setenagah baya dengan jas putih itu.

"Bagaimana istri saya dok?" Tanya Arga tak sabaran. Dokter itu mengehela nafas dalam.

"Mari pak ikut saya," Dokter itu berjalan mendahului Arga. Di susul Arga yang mengekorinya sampai kedalam ruangan dokter tersebut.

"Begini pak kondisi istri bapak masih lemah, masih butuh istirahat ekstra. Tak ada benturan yang sampai fatal pak. Hanya saja---" Dokter itu mengehala nafasnya dalam sebelum melanjutkan ucapanya. Arga menunggu dengan tak sabaran. "Ada guncangan kecil di perutnya. Tapi Syukur Alhamdulillah bayi bapak tidak apa-apa,"jelas Dokter itu.

Arga terdiam mendengar satu kata yang di ucapkan Dokter itu, otaknya berkerja keras mencari jawaban. 'Bayi' bayi apa? Bayi siapa? Tanya Arga dalam hati bingung.

"Bayi?" Arga menaikan sebelah alisnya keningya berkerut tanda tak mengerti dengan apa yang di jelaskan oleh Dokter tadi.

"Iya bayi pak. Apa bapak tidak tau jika istri bapak tengah mengandung?" Arga hanya menggeleng lemah menjawab pertanyaan dari dokter. Dokter itu kembali mengehela nafasnya.

"Istri bapak mengandung, usia bayi bapak sekitar delapan mingguan pak," Arga mendongak menatap dokter di depannya matanya berbinar-binar senyum bahagia terukir di wajahnya. Sungguh saat ini Arga tenangah bahagia. Suatu yang di tunggu-tunggunya akhirnya datang. Allah telah memberikanya kepercayaan.

"Selamat ya pak." Dokter itu menjabat tangan Arga. Arga tersenyum bahagia. Dokter yang melihatnya pun ikut tersenyum.

"Bapak harus lebih menjaga istri bapak. Usia segitu sedikit rentan pak. Jangan buat istri bapak stres atau banyak pikiran itu akan mempengaruhi anak bapak. Atur pola makanya dengan teratur ya pak," ucap Ibu Dokter itu dengan senyum ramahnya. Arga mengangguk menginyakan.

"Terimakasih ya Dok." Arga menjabat tangan Dokter itu lalu keluar dari ruangan Dokter itu dengan senyum mengembang dan perasaan bahagaia. Dengan tak sabaran Arga berlari kearah ruangan Faizha.

Perlahan Arga membuka pintu itu Faizha di sana sedang tak sadarkan diri dengan selang infus yang melekat pada tanganya. Arga berjalan perlahan. Di satu sisi berbeda Arga tengah bahagia karna anak yang sekarang berada dalam kandungan Faizha dan di lain sisi hatinya bergemuruh sedih meliat Faizha berbaring tak berdaya. Kembali hati Arga menyalahkan atas semua yang terjadi padanya.

Perlahan Arga menggenggam tangan Faizha yang kosong tanpa infus. Di cium dan hirup dalam tangan itu. Di dalam hati Arga terus melantunkan Doa-Doa untuk Faizha. Satu tetes air mata Arga jatuh. Mungkin jika di kata Arga suami gagal mungkin Arga bisa membenarkan. Atas semua yang terjadi itu salahnya terbaringnya Faizha di sini pun itu masih salahnya.

Tak pa-pa saat ini air mata Arga jatuh dan terlihat lemah. Bukan kah ada satu titik orang benar-benar menyesali semua. Mungkin itu yang Arga rasakan sekarang. Air matanya jatuh akibat dirinya yang merasa gagal, juga merasakan kesedihan yang Faizha rasakan.

Ada pergerakan kecil di tangan Faizha. Arga terkesiap dan menatap Faizha tanganya pun terulur menyentuh kening Faizha. Dan perlahan-lahan mata Faizha terbuka. Tatapan kosong itu Netra itu mengerjap menatap Arga.

"Mas---cerai-kan--aku,"lirih Faizha dengan suara seraknya.

Arga yang mendengar itu seketika badannya terasa lemas tulang-tulangnya terasa terlepas dari sendi-sendi penghubungya. Apa yang baru saja keluar dari mulut Faizha serasa memporak-porandakan pertahanya. Sebegitu sakit hati kah istrinya terhadapnya? Sungguh kata 'cerai' adalah satu kata yang keluar dari mulut Faizha yang paling Arga benci. Tidak ada niatan dan tak akan Arga berniat menceraikan Istrinya itu. Apa lagi saat ini Arga sudah tau ada bayi yang bersemayam di perut Faizha.

"Nggak Zha." Arga menggeleng pelan. Dengan tubuhnya yang langsung menagkup tubuh Faizha dalam peluakanya.

"Mas Egois!!" Teriak Faizha. Faizha meronta dari pelukan Arga. Tapi Arga dengan kencang menahanya. perlahan Arga mencium kening Faizha. Perlahan Faizha mulai tenang dan Arga mulai melepaskan pelukan itu.

"Mas nggak akan nyeraikan kamu Zha. Apa lagi dengan kondisi kamu yang sedang mengandung," ucap Arga. Faizha terdiam sejenak. 'Ternyata mas Arga sudah tau' Faizah menyunggingkan senyum dan tertawa kecil.

"Setelah dia lahir ceraikan aku. Untuk saat ini tolong aku nggak mau ketemu kamu mas!" Ucap Faizha Mantap. Arga hanya menggeleng kecil.

"Nggak Zha!. Aku tau kamu begini karna efek kehamilanmu. Dan kamu juga nggak boleh egois sama Anak kita Zha. Pikirkan juga bagaimana anak kita!" Ucap Arga mengerang frustasi. Faizha terdiam mendengar ucapan Arga.

~TBC~

1000 pas.

Maafkan typo
Lanjut baca

Seneng nggak LMLY update.

Yang pengen ngehajar, nabok, mukulin Arga angkat tangan!! Aku persilahkan. SERANGGG!!!

Let Me Love You (Complete✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang