Faizha turun dari tangga kamarnya dengan perlahan ia merentangkan tubuhnya itu, untuk merilekskan badanya. Mata faizha langsung tertuju pada orang-orang yang tengah duduk rapi di meja makan.
Pantas saja tadi dia bangun sudah tidak ada Arga di kamarnya ternyata dia sudah duduk rapi di meja makan. Faizha mulai berjalan kearah samping kursi yang biasa dia tempati ya itu kursi persis di depan Ahmad di samping Sarah dan persis di ujung. Faizha mendengus ketika mendapati Zahra tengah duduk di situ.
"Awas, aku mau duduk,pindah, kan aku dah bilang jagan ada yang duduk di kursiku!" ucap Faizha dengan suara ketusnya kepada Zahra. Faizha coba menarik kursi yang sedang di duduki Zahra.
Zahra yang melihat kakaknya nampak marah pun mulai berdiri dari duduknya, memilih untuk pergi dari kursi itu. Zahra harus selalu mengalah dengan Faizha kakaknya ini. Zahralah yang harus lebih sabar ketimbang Faizha.
"Duduk situ aja ra," ucap Ahmad penuh penekanan. Zahra hanya menunduk tidak berani menatap Abinya itu. Sedangkan Faizha membulatkan matanya tidak percaya.
"Kenapa ra, cepet duduk," Ahmad berbicara penuh penekanan dan ketegasan, Zahra tau abinya ini tidak bisa di bantah kalo sudah nada bicaranya seperti itu. Zahra menganguk dan langsung menarik kembali kursi yang di pegang Faizha, Faizha melepaskan pegangannya pada kursi itu matanya masih menatap wajah Ahmad dengan kesal.
"Abi!!" Kesal Faizha.
"Duduk di samping suamimu," ucap Ahmad tegas.
"Ogah."
"Izha!!!"
Faizha mempautkan bibirnya, Arga yang melihat itu hanya terkekeh melihat wajah Faizha yang lucu menurutnya.
"Kenpa ketawa!" Hardik Faizha sambil menatap sebal Arga.
***
Faizha menyeret kopernya masuk kedalam mobil Arga, sejujurnya Faizha tidak ingin tinggal berdua dengan Arga di rumah baru Arga itu. Setelah di bujuk oleh Sarah akhirnya Faizha mau ikut bersama dengan Arga. Sebenarnya hal ini juga menguntungkannya dia tidak perlu berakting baik atau apalah di hadapan suaminya itu, atau Faizha tak harus lagi terkekang oleh aturan orang tuanya, bebab hanya akan tinggal berdua dengan Arga. Faizha sangat berharap akan itu.
Mata Faizha menatap keluar jendela mobil, menatap kendaraan yang berlalu lalang, jalan ini cukup padat tidak seperti biasanya. Faizha mengehela nafasnya kasar. Rasa bosan Faizha rasakan, sudah lebih satu jam perjalanan tapi belum sampai juga. Suaminya itu bilang rumahnya dekat, sekitar tigapuluh menit perjalanan, tetapi nyatanya sudah lebih satu jam, tidak kunjung sampai-sampai juga.
"Kamu bosan ya zha?" Tanya Arga tanpa menatap Faizha.
Faizha tidak menjawab dan hanya memutar bola matanya malas.
"Zha?" Panggil Arga lagi.
"Hem," jawab Faizha dengan deheman, sepertinya faizha sangat malas menyahuti Arga.
Arga menghela nafas panjang, setelah itu lebih memilih fokus kembali pada jalanan di depannya.
Akhirnya setelah perjalanan lama itu, terlebih lagi Faizha yang bosan harus berada dalam satu mobil bersama dengan Arga, mereka sampai di depan rumah dengan dominan cat putih, bangunan sederhana yang terkesan elegan. Rumah itu tidak sebesar rumahnya dulu, walau ini masih terkesan besar.
***
"Faizha?" Pangil Arga.
Faizha yang tadi baru membereskan kamarnya, bukan kamarnya sih tepatnya kamarnya dan Arga, sebenarnya Faizha ingin kamar sendiri, tapi karna mendapat ceramah dari Arga tadi, Faizha terpaksa mau harus satu kamar dengan Arga. Faizha membalik badannya kearah arga yang sedang duduk di sisi ranjang.
"Sini," panggil Arga seraya menepuk-nepuk kecil sisi kasur di sampainya.
Faizha berjalan kearah Arga dan duduk di samping suaminya itu. Tapi matanya tidak menatap Arga.
"Faziha aku ingin--" ucap Arga memberi jeda. Mata Arga masih menerawang pada langit-langit kamar mereka.
Faizha mengerutkan keningnya.
"Faizha kita sudah menikah, cobalah untuk mencintaiku. Aku juga akan berusaha untuk membahagiakanmu."
Faizha semakin mengerutkan keningnya.
"Aku ingin kamu juga melakukan yang sama dengan ku. Mencoba mencintaiku," ucap Arga lirih.
Faizha membalik badannya menghadap pada Arga yang saat ini tengah menatap kearahnya, Tercetak raut kesedihan di wajah Arga. Sebenarnya apa yang sedang laki-laki itu pikirkan batin Faizha.
"Aku nggak janji, dan jangan berharap banyak," ucap Faizha ketus, lalu berbalik menghadap ketempat semula.
"Cobalah. Cinta datang karna terbiasa, aku akan coba menjadi suami yang baik untukmu," ucap Arga dengan suara lirihnya, Arga beranjak berdiri dari duduknya.
"Ini sudah waktu solat maghrib, ayo solat dulu," Ajak Arga.
"Mal--" Belum sempat Faizha berbicara tapi Arga sudah lebih dulu memotongnya.
"Jagan bantah perintah yang satu ini Zha. Ini Wajib," ujar Arga sambil menghadap Faizha menampilkan wajah tegasnya. Berharap Faizha mau, dan tidak menolaknya.
Faizha mengangguk, entah bagaimana Faizha mau. Biasanya untuk melakukan solat dia sangat malas. Apa dengan ini Faizha ingin berubah entah Faizha menyedikan bahunya.
Ahirnya untuk pertama kali mereka solat berjamaah Arga menjadi imam dan Faizha menjadi makmum. Dalam hati masing-masing merasakan damai. Dan saat ini, baru pertama kali Faizha merasakan hatinya sedamai ini.
***
3 bulan kemudianSemua sudah biasa antara Faizha dengan Arga, faizha sudah menerima Arga. Tapi entah dengan cinta Faizha tidak tau. Ini perasaan lain, tidak seperti perasaanya dulu dengan Rendi. Perasaan ini tidak bisa di deskeripsikan dengan jelas, tapi Faizha merasa dirinya damai dan tenang jika bersama dengan Arga.
Faizha sedang menata makanan di meja makan, dirinya masih coba memperbaiki diri. Memasak, faizha masih dalam proses belajar. Soal perubahan Faizha masih sedikit demi sedikit belajar. Tentang mengurus pekerjaan rumah dia masih belajar dan kadang masih di bantu Arga.
Dan soal penampilan. Faizha masih belajar, kerudung memang saat ini sudah melekat di kepalanya tapi hanya sekedar kerudung segi empat yang kadang di ikat di belakang. Tapi Arga bisa memaklumi itu, sebab istrinya masih proses brlajar."Assalamu'alaikum"
Baca lanjutan kisah Faizha sama Arga ya 😊
Nggak ada perubahan besar ya, cuma di ubah satu dua kata-- hehe😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You (Complete✔)
Espiritual(CERITA TAMAT) •Rank #01 - pernikahan [07-07-19] •Rank #1 - Spiritual [22-01-20] "Abi akan menjodohkan kamu dengan Anak teman Abi" Deg... Faizha langsung bangkit dari tempat tidurnya, di tegakkannya badanya. Mata Faizha menatap lekat mata Ahmad Abi...