Apa yang bisa aku sesali sekarang semua begitu membahagiakan untukku. Begitu baiknya Allah terhadapku aku tak memyangka perjalanan panjang itu akan berakhir seperti ini.
Faizha Putri Maulida wanita dengan hati lebut dan sabar telah mau mengorbankan rasa sakit hatinya demi keutuhan rumah tangga yang telah aku kacaukan ini.
Aku tak menampik jika aku pria tak tau diri yang telah membuat mata lebut istri baik hatiku itu menitihkan air mata. Bahkan siapapun yang ingin memakiku aku persilahkan karna semua ini memang berawal dari kebodohanku.
Semua ini adalah pelajaran, mungkin juga ujian dalam rumah tangga kami. Kini tak akan lagi aku biarkan setitik air matapun jatuh dari mata indahnya itu, aku berjanji tak akan pernah! Kecuali air mata kebahagian.
"Izha," panggil ku lembut. Faizha yang sedang mensisir rambutnya di depan kaca itu menengok kearahku.
"Kemarilah sayang," panggil ku pelan. Faizha tersenyum setelahnya beranjak dari duduknya mengahampiriku yang duduk di tepi ranjang.
"Kenapa mas?" Tanyanya sewaktu tubuhnya itu telah mendarat duduk di kasur empuk.
"Pejamkan matamu," ucapku. Faizha menyertit bingung tapi tetap mengikuti perintahku, perlahan mata indahnya itu mengatup terpejam.
Aku dengan gerakan lambat, mulai beringsut dari dudukku mendekati Faizha menjangkau Faizha dari belakang. Perhalan tangaku membuka kotak berudru merah berbentuk hati itu. Tanganku kini telah menggenggam kalung mas putih dan perlahan menyibakkan rambut Faizha dan mengalungkannya di leher Faizha.
Faizha tersentak aku bisa merasakanya. Perlahan aku bisa melihat tanganya meraba kalung yang baru saja aku pasangkan.
"Suka nggak Sayang?" Tanyaku, aku sungguh berharap Izha menyukai pemberianku ini.
Perlahan Faizha membalikan badannya menatapku dalam. Aku bisa melihat semburat merah muda di pipinya. Perlahan bibirnya melengkung semakin melebar. Dan dengan gerakan cepar Faizha menghamburkan pelukan ke tubuhku.
"Makasih mas, Izha suka, Izha suka banget," ucapnya, aku bisa merasakan nada bahagia Faizha dari ucapanya. Aku membalas pelukanya semakin dalam. Perlahan ku kecup dalam ubun-ubun kepalanya.
Sungguh Allah sangat baik.
***
Aku menatap tiga orang perempuan yang sedang tertawa kecil di sana, itu Faizha istriku, Naura gadis kecilku, dan ya itu Erina.
Aku tak bisa menampik Erina adalah wanita tegar yang memiliki hati yang luas. Begitu baiknya wanita itu bisa memaafkan kesalahanku ini. Dan begitu tegarnya dia menghadapi semua ini. Aku berharap dia mendapatkan laki-laki baik yang akan mendampinginya. Aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri.
Perlahan aku keluar dari mobil, berjalan mengampiri ketiganya di sana.
"Assalamualaikum," salamku, ketiganya soantak menengok kearahku. Dan si kecil Naura langsung menghambur kepelukanku.
"Wa'alaikumussalam," balas Izha dan Erina.
"Izha ayo pulang?" Ucapku.
Faizha mengangguk, setelahnya mengampiri Erina memeluk tubuh Erina berpamitan dengannya.
"Aku pulang dulu ya Er, Assalamualaikum," pamit Faizha.
"Wa'alaikumussalam," balas Erina.
"Tante Elina, Naula pulang dulu ya" Naura mengampiri Erina memeluk tubuh Erina dan mencium tanganya dalam.
"Pamit ya Erina, Assalamualaikum," ucapku berpamitan sambil tersenyum kearahnya.
"Wa'alaikumussalam," jawab Erina.
Biarlah yang kita lalui begitu panjang, biarlah ujian dalam rumah tangga begitu berliku. Ini adalah sebuah pembelajaran untuk hari selanjutnya.
~~♡~~~
SELESAI
Udah selesai ya nggak akan ada Extrapart lagi🙏 maaf kalo Extrapart ini gaje.
Komen dong, kangen baca komennan pembaca LMLY😭
Follow ya wattpad
@DeaAypu
Kalo mau di follback Chat ya😉De, bikin cerita baru monggo di tengok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You (Complete✔)
Spiritual(CERITA TAMAT) •Rank #01 - pernikahan [07-07-19] •Rank #1 - Spiritual [22-01-20] "Abi akan menjodohkan kamu dengan Anak teman Abi" Deg... Faizha langsung bangkit dari tempat tidurnya, di tegakkannya badanya. Mata Faizha menatap lekat mata Ahmad Abi...