19. LMLY (kemana Arga? 2)

77.7K 4.6K 165
                                    

Pagi ini Faizha sudah di sibukan dengan rutinitasnya sebagai seorang istri. Memasak makanan untuk sang suami. Sesekali Faizha tertawa kecil menatap wajan yang berisi sayur masakannya. Mengingat bagaimana dulu dirinya yang tidak bisa memasak, mengingat awal pertama dirinya menikah dengan Arga, dirinya malas sekedar hanya berlajar memasak dan memasakan makanan untuk Arga, begitu durhakanya dirinya terhadap suaminya.

Dan Faizha kini bersyukur dengan cinta yang semakin tumbuh di hatinya untuk Arga suaminya. Faizha sangat bersyukur karna mendapatkan jodoh dari perjodohan yaitu Arga. Pembenarnya di kala salah dan membimbingnya menuju yang benar. Dan ini lah Faizha sekarang mencoba menjadi yang terbaik untuk Arga suaminya.

Masakan dari kompor kini sudah matang. Langsung Faizha simpan di mangkok dan menaruhnya di meja. Kini faizha kembali tersenyum melihat deretan makanan yang dia buat dengan penuh cinta sudah tertata rapi di meja makan. Kini giliranya memangil Arga untuk memakan masakanya.

Faizha berjalan menuju kamarnya untuk memangil Arga. Di bukanya perlahan pintu kamar. Faizha melihat sekeliling kamar yang sepi. Faizha mulai berjalan kearah ranjang dan tidak mendapatkan Arga yang tertidur di sana. Faizha mulai mencarinya kearah kamar mandi. Pintu yang tidak tertutup berarti Arga tidak sedang mandi di dalam.

"Mas," panggil Faizha sambil clingak-clinguk. Tak ada sautan dari Arga. Faizha mulai berjalan kearah balkon dan melihat pintu pembatas balkon terbuka dan horden yang yang sedikit bertiup karna angin yang sedikit kuat terasa. Dan kini Faizha menemukan Arga sedang berdiri menatap balkon dengan tangan memegang ponsel yang di letakan di dekat telinga.

"Di sini kamu Mas, di cariin juga," ucap Faizha. Tapi rupanya Arga tak mendengarnya dan masih sibuk dengan percakapan di ponselnya.

"Iya Erina. Sebentar aku akan kesana, kamu tidak apa-apa kan?" Tanya Arga pada seseorang di sebrang telepon sana. Dan faizha yang mendengar itu langsung badannya terasa kaku seketika.

"Alhamdulillah jika kamu tidak apa-apa. Aku akan kesana nanti. Assalamualikum." Arga mematikan ponselnya dan langsung memasukanya kedalam kantung celananya. Setelah itu Arga berbalik dan betapa terkejutnya Arga mendapati Faizha berdiri di sana.

"Eh, Izha sejak kapan kamu ada di situ?" Tanya Arga sedikit gelagapan. Menyembunyikan kegugupanya.

"Hem--baru saja Mas. Oh iya mas, Izha sudah siapkan makanan di dapur. Ayo makan Mas," ucap Faizha setelah itu berbalik dan berjalan terlebih dahulu kearah meja makan. Arga menghela nafas setelah itu berjalan mengikuti Faizha dari belakang.

Faizha mengambilkan nasi serta pelengkapnya di piring dan langsung menyodorkan pada Arga yang sedang duduk menatapnya. Faizha tak mengiraukan tatapan itu dan langsung duduk di tempatnya dan memakan makanan yang ada di piringnya dengan hitmat. Arga kembali menatap Faizha tapi Faizha tetap masih sama. Sibuk dengan makanan di piringnya. Arga malihat wajah datar tanpa Ekspresi di wajah Faizha. Mulai Arga berfikir yang tidak-tidak tentang Faizha yang tadi ada di balkon apa kah Faizha mendengar pembicaraannya di telfon tadi. Arga ingin menanyakanya. Tapi Arga takut Faizha mencurigainya. Arga kembali memakan makanan di depannya dan mencoba mengilangkan pikiran tidak-tidaknya itu.

Selesai makan Faizha membereskan sisa makananya dan mencuci piring yang di gunakanya tadi. Sedang Arga masih duduk sambil memikirkan entah apa yang sedang Arga pikirkan. Matanya menatap Faizha sedikit nanar mengisaratkan ada sesuatu yang di sembunyikanya.

"Izha," panggil Arga, Sambil berjalan menghampiri Faizha yang masih sibuk dengan piring-piring cucianya.

"Mas, mau pergi ke kantor dulu ya. Kayaknya mas pulang malam, soalnya beberpa hari ini kerjaan sangat menumpuk."

Faizha yang sedang mencuci tanganya berbalik mengadap Arga "Ah iya mas, tapi jagan malam-malam sekali ya. Mas juga harus ingat untuk jaga kesehatan mas. Izha nggak mau mas sakit gara-gara terlalu memaksakan kerja," ucap Faizha menasehati. Ya begini lah Faizha. Faizha tak bisa cuek pada Arga suaminya. Bahkan Faizha menjadi sedikit cerewet tentang masalah kesehatan Arga.

"Iya iya, istrinya Arga yang bawel," ucap Arga terkekeh kecil sambil mendekat kearah Faizha dam mengelus rambut hitam Faizha.

***

Perkerjaan rumah sudah selesai. Tidak ada jadwal kekampus hari ini, tidak ada kegiatan juga. Faizha merebahkan badanya di sofa. Menatap televisi yang sedang menyala menampilkan acara gosip. Faizha mengganti-ganti siaran televisi dan tidak ada satupun siaran yang menurutnya bagus. Semua sedang membicarakan tentang gosip kedekatan Artis sinotron yang baru naik daun itu.

Faizha menatap jam dinding yang menujukan pukul 11.00. Melihat jam yang tertera di sana Faizha mendapat ide. Faizha mulai melangkah kearah dapur dan mulai memasak.

***

Dan disinilah Faizha sekarang berkat ide yang tiba-tiba terlinatas di kepalanya. Faizha menatap gedung berlantai lima ini ya kantor suaminya. Faizha melangkah dengan pasti memasukinya. Membayangkan betapa senangnya Agra nanti melihatnya datang membawakan makan siang untuknya. Faizha tau betapa lelahnya Arga bekerja dan mungkin ini bisa sedikit menjadi bukti baktinya terhadap Arga.

Faizha mulai melangkah kearah ruangan Arga. Beberpa karyawan menyapanya ramah dan dirinya tersenyum menanggapinya. Bagaimana pun dia adalah istri dari Arga pemilik perusahaan ini.

"Bu," Sapa perempuan yang berjalan berpapasan dengan Faizha. "Apa, ibu mencari pak Arga?" Tanya perempuan itu pada Faizha.

"Iya."

"Maaf bu tapi tadi jam-jam 10.00 Pak Arga sudah pergi bu. Bukannya pak Arga bilang beliau ada Acara keluarga," ucap perempuan itu.

"Acara keluarga?" Gumam Faizha "oh iya," ucap Faizha. Perempuan itu mengaguk dan tersenyum setelah itu berlalu meninggalkan Faizha yang masih mematung di tempat.

Dreeettttt Dretttttt Drettt

ponsel Faizha bergetar membuyarkan lamunanya. Abi pangilan dari abinya rupanya.  Faizha menyerit heran tak biasanya Abinya mengubunginya. Faizha langsung menggeser tombol hijau dan langsung menempelkan ponsel kedekat telinga.

"Assalamualaikum. Halo Abi."

"............................................................"

"Apa?! Ya ampun. Faizha segera kesana bi." Faizha panik dan langsung memasukan ponselnya kedalam tasnya.

***

Faizha dengan tergesa-gesa memasuki ruangan di salah satu rumah sakit.

"Zahra kok bisa begini bi?" Tanya Faizha dengan panik melihat Zahra yang terbaring lemas dengan alat-alat medis yang menempel di badannya. Terlihat perban di kepala Zahra dengan sedikit darah disana.

"Zahra jatuh naik motor zha," lirih Ahmad.

"Inalillahi," Ucap Faizha langsung terduduk lemas di samping Sarah yang masih menatap sendu Zahra.

***

Faizha mondar-mandir di depan rungaan Zahra. Di genggamnya ponsel nya. Faizha coba kembali menekan tombol hijau "nomor yang anda tuju..." faizha menggeram kecil. Lagi lagi jawaban dari mbak-mbak opretor. Beberpa kali sudah Faizha menghubungi Arga tapi tak ada jawaban di sana. Faizha menghela nafas dan mulai berjalan mungkin dirinya akan pulang sebentar melihat Arga siapa tau Arga sudah pulang di rumah.

Faizha berjalan kearah luar melewati koridor rumah sakit. Baru saja Faizha ingin berbelok tapi matanya kini menatap seseorang yang juga berjalan kearah luar rumah sakit. Faizha seperti mengenal orang itu. Ya dia Arga suaminya. Faizha menyerit heran pikiran pikiran mulai muncul di kepalanya.

"Kenpa mas arga ada di rumah sakit. Apa aku salah liat. Tidak. Itu mas Arga ya itu mas Arga. Tapi kenapa dia di rumah sakit?" Batin Faizha.

---------

Tambah penasaran nggak?

Heheh. 1 part 1000 kata Aja ya😁
Memang dari awal de pengenya 1 part 1000 kata 😘

Maafkan typo😊

Let Me Love You (Complete✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang