Selama beberapa hari ini Faizha terus memikirkan tentang Erina. Sudah puluhan kali juga Faizha meminta untuk bertemu dengan Erina tapi Arga terus melarangnya dengan alasan. 'Jangan Zha. Emosimu belum setabil. Mas takut kamu salah mengambil keputusan' begitu ucap Arga jika Faizha meminta untuk bertemu dengan Erina.
Faizha mendesah pelan menyandarkan tubuhnya pada kursi, matanya terpejam menerima terpaan sinar matahari yang menyilaukan.
Batin Faizha terasa lelah menerima ini semua. Dokter sudah memperingatkannya untuk tidak terlalu banyak pikiran. Bahkan akhir-akhir Arga ini sering mengajaknya jalan-jalan untuk sekedar menghilangkan menghikangkan kepenatan pikiranya. Tapi mau bagaimana pun otak Faizha terus berproses memikirkan tentang semua ini. Tak jarang juga Faizha telat makan atau tak selera makan, hingga badanya terasa lemas. Mungkin Faizha cukup egois dengan bayi yang di kandungnya. Tapi sekarang Faizha akan tetap mencoba mengonsumsi makan-makanan ibu hamil walau mulut dan perutnya menolak. Demi anaknya. Tak ada yang lebih penting dari anaknya itu.
Faizha meraba buah-buahan yang sudah di potong kecil-kecil mengambilnya dan memasukanya kedalam mulutnya. Matanya masih saja terus terpejam.
"Ini susunya Zha."
Faizha membuka matanya menatap Arga yang kini tengah berdiri di sampingnya dengan segelas susu yang di genggamnya. Faizha menegakan tubuhnya tersenyum kecil kepada Arga. Arga berjalan mendekat duduk di samping Faizha, menyodorkan segelas susu dan membantu Faizha meminumnya. Faizha meminumnya walau ada sedikit rasa mual menyeruak dari perutnya tapi Faizha menahanya. Selsai minum Arga menaruhnya di atas meja.
Arga terkekeh menatap Faizha. Faizha menyerit bingung menatap suaminya yang tersenyum geli kearahnya. Arga mendekatkan wajahnya kearah Faizha. Membuat Faizha memundukan wajahnya beberapa senti.
"Apa sih mas?"Tanya Faizha bingung.
Arga semakin mendekat. Faizha terus mundur sampai badannya terpentuk sandaran kursi. Matanya memejam menunggu apa yang akan Arga lalukan setelanya.
"Kamu kaya anak kecil Zha," ucap Arga samabil terkekeh. Tanganya mencubit gemas hidung Faizha membuat Faizha mendengus kesal.
"Ihhh! Kirain." kesal Faizha. Arga terkekeh lagi.
"Kirain apa? Jangan mikir macem-macem deh Zha. Masih siang hahahah. Itu loh mulutmu celemotan bekas susu kaya anak Tk, Zha." sudah lama Arga tidak menjaili istrinya itu. Arga suka dengan senyum malu dan pipi merah Faizha.
Faizha yang kesal langsung mengelap mulutnya menggunakan tanganya tapi Arga mencekalnya dan mengelap mulut Faizha dengan tanganya. Sampai kedua netra itu saling bertemu keduanya terdiam sama-sama saling menyelami netra.
"Wo ai ni," lirih Arga. Faizha terkekeh mendengar ucapan Arga tangan Faizha mencubit kecil perut Arga hungga Arga mengadu kesakitan.
"Mas sok sok China." Faizha tertawa geli. Arga mengaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak terasa gatal menyembunyi rasa malunya. Sebenarnya Arga ingin mengombali istrinya tapi sayang Faizha malah menertawainya.
"Heheh Tadi mas liat di Instagram. Vidio orang nyatain cinta pake bahasa China. Jadi mas praktekin eh kamu malah ketawa." Arga memanyunkan bibirnya berlagak sok kesal. Faizha semakin tertawa geli. Tanganya mencubit kecil bibir Arga.
"Manyun tu kaya donal bebek Hahahah!" Faizha tertawa keras tanpa memperdulikan Arga.
Arga tersenyum kecil menatap Faizha yang kini tertawa bahagia. Setidaknya dengan tingkah kecil ini Arga bisa membuat istrinya itu tertawa menghilangkan sedikit beban pikiranya.
"Jahat kamu ya Zha." Arga mendekat dan merengkuh tubuh Faizha mengacak rambut Faizha dengan gemas. Sedang Faizha hanya tertawa geli. Arga terus mengelitik badan Faizha sampai Faizha tertawa dan perutnya terasa geli.
"Udah ampunn!! Hahah," mohon Faizha lemas mulutnya terus mengelurkan suara tawa. Arga berhenti dan dengan gemas menarik Faizha kembali kedalam pelukanya.
Faizha melupakan sejenak pikiranya-pikiranya tadi. Kini hanya dia dan Arga yang ada di kepalanya. Bolehkam Faizha meminta Agar Waktu tehenti untuk saat ini. Faizha tak mau lagi terus memikirkan hal-hal itu. Cukup otaknya untuk memproses itu semua. Faizha lelah dengan semunya. Tapi lagi-lagi pikiran itu menyeruak. Faizha memeluk Arga kencang menyembunyikan kepalanya di dada Arga.
"Jangan pergi ninggalin Izha ya mas." lirih Faizha dengan air mata yang tiba-tiba turun.
"Nggak akan Zha. Sampai kamu ninggalin mas duluan." Arga mengelus pucuk kepala Faizha dengan sayang dan mengecupnya dalam.
"Faizha udah nemu jawabnya mas. Faizha udah sholat Istikharah minta petunjuk." Faizha menghela nafasnya dalam. Dalam hati Faizha berucap bismallah.
"Faizha ikhlas. Faizha mau Mas nikah sama Erina." Faizha tersenyum kecil. Sedang Arga menyelami netra Arga mencari keraguan di sana dan Arga tidak mendapatkanya. Netra Faizha hanya menyiratkan, kesungguhan di sana.
Arga terdiam tak bisa berkata apa-apa. Entah saat ini pilihan terlalu sulit bagi Arga. Arga pun ingin semua berjalan semestinya bukan dengan cara itu yang nantinya akan membuat semua pihak menanggung sakitnya. Tapi Arga tak tau harus berbuat apa saat ini.
"Mas Faizha bisa ngerasain gimana rasanya jadi Erina. izha nggak ngebayangin kalo Izha ada di posisi Erina apa yang Faizha harus lakukan. Faizha mungkin nggak mampu dengan kekuranganya dan dia nggak punya siapa-siapa mas. Dia butuh pelindung mas. Erina pernah bilang kalo mas itu pelindungnya. Faizha nggak mau Egois." Faizha terisak. Arga menarik Faizha semakin rapat.
"Toh kita masih sama-sama kan mas." Faizha mendongak mentap Arga dan tersenyum kecil.
"Mas kan kemarin dah bilang mas mau." Faizha cemberut. Tanganya terulur mengelus pipi Arga.
"Di tepatin ya Mas. Izha ikhlas." Faizha tersenyum. Netra Arga nanar melihat senyuman Faizha hanya ketulusan yang Arga dapat dari wajah Ayu istrinya itu. Wajah Arga mendekat mencium kening Faizha dengan dalam.
"Kita serahkan sama Allah ya Zha" Arga tersenyum di balas Anggukan dari Faizha.
"Erina belum pulih ingatanya masih belum kembali dengan sempurna kejadian itu dia belum mengingatnya. Mas akan melakukanya kalo ingatanya sudah pulih Zha." ucap Arga sambil tersenyum kecut denan mata nanar menatap Faizha
"Iya mas."
Faizha tau jika Arga suaminya itu sedang membantu pengobatan Erina Suaminya itu dengan gencar membantu ingatan Erina segera kembali. Arga pun sering pergi menghubungi dokter-dokter untuk berkonsultasi masalah hilang ingatan yang di Alami Erina. Faizha pun memperbolehkanya dengan senang hati. Faizha tak mau semaunya berlarut-latut.
Faizha tau jika suaminya itu tak bisa melakukan apa yang dia minta. Tapi Faizha harus tetap menyakinkanya. Walau ujunya dia akan menanggung sakit. Tapi Faizha percaya, suaminya itu mencintainya. Dan akan memperlakukanya dengan adil nantinya. Faizha percaya. Toh Faizha tau jika wanita yang akan di nikahi suaminya itu wanita yang sangat baik. Faizha akan ikut menjaga wanita yang sudah di anggapnya saudara kandungnya sendiri. Faizha yakin.
Dan saat ini biar lah Faizha merasakan waktunya berdua bersama Arga suaminya.
"Faizha sayang sama Mas. Sampai kapanpun jangan tinggalin Izha. Dan Izha nggak bakal ninggalin Mas." Faizha memeluk Arga Erat. Arga tersenyum kecil. Dalam hati Arga, Arga berjanji sampai maut menjemputpun Arga tak akan melepaskan sosok wanita yang di cintainya itu.
"Sepanjang hidup bersamamu kesetianku tulus untuk mu hingga akhir waktu kaulah cintaku. cintaku" Faizha terkekeh sambil melantunkan lagu maher Zian. Faizha mentap Arga penuh cinta.
~TBC~
1000+
Part khusus Arga - Faizha 😘
Fb: DeaAypu
Dea ayu puspitaIg: deaaypu
deapuspita_12SENANGNYA BISA UPDATE 2 PART
Semakin banyak komen semakin semangat update.
DI PERSILAHKAN UNTUK NYEPAM
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You (Complete✔)
Spiritual(CERITA TAMAT) •Rank #01 - pernikahan [07-07-19] •Rank #1 - Spiritual [22-01-20] "Abi akan menjodohkan kamu dengan Anak teman Abi" Deg... Faizha langsung bangkit dari tempat tidurnya, di tegakkannya badanya. Mata Faizha menatap lekat mata Ahmad Abi...