"Benarkah?" Ucap suara lirih dengan mata masih terpejam.
***
Arga terdiam mendengar suara lirih tersebut. Arga memejamkan matanya dalam, menarik nafasnya.
"Maaf Erina," ucap Arga dengan nada menyesal.
Perlahan mata Erina terbuka menatap langit-langit kamar rumah sakit dengan dalam. Entah saat ini apa yang wanita itu pikirkan tapi tatapanya kosong siapapun bisa melihat kesedihan di mata itu.
"Ceritakan apa yang sebenarnya terjadi kak." pinta Erina Netranya sekilas menatap Arga dan seterusnya kembali di tutupnya sambil menarik nafas dalam.
"Maafkan aku Erina ini begitu rumit. Bukan maksud untuk menyakiti hati mu."
Erina masih diam coba menggali ingatanya yang mulai perhan berterbangan di kepalanya bagi kepingan kliase foto. Kepala Erina terasa sakit. Tanganya kini sudah mencengkram kepalanya dengan kuat ingatan mulai kembali bersama dengan rasa sakit di kepalanya bukan hanya kepalanya hatinya pun terasa teriris.
"Erina kamu nggak pa-pa?" Tanya Arga khawatir. Arga berdiri beringsut ingin mendekat kearah Erina.
"Ceritakan semuanya kak!!" Pekik Erina dengan suara seraknya.
Arga menghembuskan nafasnya kuat setelah itu kembali duduk.
"Ini di luar kendaliku Erina, ini permintaan kedua orang tuaku. Bukan maksud memberi mu janji palsu saat itu, aku memintamu dengan sungguh-sungguh. Tapi orang tuaku menjodohkanku dengan wanita lain, ya itu, maafkan aku Erina wanita itu kini menjadi Istriku." Netra Arga menatap sekilas Erina yang masih memejamkan mata dengan bibir di gigit.
"Aku nggak bisa menolak permintaan orang tuaku. Aku sudah meminta orang tuaku membatalkan semuanya tapi aku harus kembali lagi aku harus melaksanakan itu sebagai baktiku Erina."
"Dan maafkan aku Erina, waktu itu aku sudah menjelaskan ini semua kepadamu, dan kejadian itu terjadi--- kecelakan itu," lirih Arga dengan suara seraknya. Erina masih terdiam dengan tangan kini lebih kuat mencengkram kepalanya.
"Aku mencintai Istriku jujur dia cinta pertamaku Erina. Tapi waktu itu aku terjebak dalam dua sisi, kamu sebagai calonku dan Faizha calon yang orang tuaku pilih."
"Maafkan aku menutupi ini semua setelah ingatanmu menghilang. Jujur aku melakukan ini karna aku sudah menganggapmu adikku. Aku tak tega dan rasa bersalahku--- Maafkan aku Erina."
"Cukup!!" Teriak Erina air mata Erina tumpah tanganya semakin kuat mencengkram dan mengacak kepalanya yang di tutupi krudung. Arga terkesiap kaget menerima respon dari Erina.
"Aku tak perlu kakak kasihani. Kalo ujungnya akan seperti ini." Erina terisak kencang kini tanganya beralih memukul-mukul badanya dengan kencang. Arga beringsut mendekat tanganya mencengkram kerah lengan baju pasien Erina. Tangan satunya Arga gunakan untuk menekan tombol darurat.
"Kakak jahat!" Teriak Erina. Mimik wajahnya memerah menahan kemarahan di sana. Siapapun yang berada di posisi Erina pasti akan melakukan hal yang sama Arga sadar akan hal itu. Kebohongan yang wanita itu terima serta penghianatan yang Arga lakukan harus Erina rasakan. Luapan amarah adalah bentuk terapuh yang di perlihatkan. Tapi takdir tak akan dapat di salahkan untuk semua yang sudah terjadi dalam rencana.
Arga sadar ini bentuk kebodohanya, ketidak tegasanya menjadikan wanita-wanita ini merasakan sakit. Semua kembali pada kata 'tak tega' yang ada di dalam hati Arga membuat semuanya menjadi setega ini dalam situasi yang berbeda. Antara Wanita yang di cintainya Faizha. Dan wanita yang sudah di anggapnya adik dan ada rasa dalam diri untuk menjaganya Erina.
Beberapa saat datang dokter dan suster berpaikaikan putih, dengan terburu-buru masuk keruang inab Erina. Perlahan Arga melepaskan cengkraman tanganya pada Erina dan perlahan beringsut mundur, berganti dokter yang coba menengkan Erina yang terus meronta menyakiti dirinya sendiri. Setetes Air mata Arga jatuh melihat pemandangan tersebut.
***
Arga menyembunyikan wajahnya di celekuk tanganya, terdiam di lorong rumah sakit.
Di lain sisi Faizha berjalan dengan terburu-buru sambil membawa bungkusan makanan mencari ruang inab Erina.
Faizha berhenti mendapati seorang pria terlihat membungkuk menyembunyikan wajahnya di sana. Dari kejauhan Faizha bisa menebak siapa pria itu dan ya dia Arga suaminya. Dengan langkah pelan Faizha mendekat kearah Arga, mendudukan badanya sejajar dengan Arga. Tangan halus Faizha pelahan menyentuh pundak kokoh yang kini terlihat rapuh Arga. Membuat si empunya menengok mentap Faizha dengan Netra terlihat sayu. Wajah Faizha pun ikut sedih melihat wajah kusut suaminya.
"Mas."
Tiba-tiba Arga memeluk tubuh Faizha membuat Faizha terkesiap. Badan Arga terasa lemas. Perlahan Faizha membalas rengkuhan tubuh Arga yang terasa bergetar Air mata Faizha ikut menetes melihat situasi seperti ini. Beberpa saat Arga melepas pelukanya. Netranya kini meneyelami Netra Faizha.
"Maafkan mas Zha. Sudah jadi laki-laki bodoh, suami yang nggak baik buat kamu," ucap Arga dengan manik mata mengisaratkan kerapuhan.
"Aku menyakiti kalian berdua. Dan kini Erina seperti itu karna Mas. Mas udah jujur sama Erina dan semua ini salah mas. Erina kembali seperti itu. Maaf mas laki-laki yang bodoh Zha."
Plakkkkkkk
Terdengar suara benturan antara kulit dengan kulis. Faizha shok sendiri melihat Arga yang kini masih menoleh kesamping karna layangnyan tanganya.
"Maafkan aku mas," Faizha menangis menunduk.
"Kamu nggak salah yang salah mas kamu bebas sekarang mau pukul mas mau ninju mas, mas rela karna ini memang salah mas, luapakan semua Zha," ucap Arga pasrah.
Faizha mendekat kearah Arga tanganya kini memukul-mukuk lemah dada Arga. Arga hanya terdiam kosong membuarkan istrinya meluapkan semuanya, membirkan hati Faizha tenang.
Faizha kini memeluk tubuh Arga dengan kuat meremas baju bagian belakang Arga di selingi pukulan-pukulan kecil.
"Aku harus bicara sama Erina semuanya akan selesai. Erina harus menikah sama Mas."
~TBC~
800+
😂😂😂
Erina bakal mau nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You (Complete✔)
Spiritual(CERITA TAMAT) •Rank #01 - pernikahan [07-07-19] •Rank #1 - Spiritual [22-01-20] "Abi akan menjodohkan kamu dengan Anak teman Abi" Deg... Faizha langsung bangkit dari tempat tidurnya, di tegakkannya badanya. Mata Faizha menatap lekat mata Ahmad Abi...