Chapter 2

7.2K 664 23
                                    

Sudah saatnya giliran Taehyung mengisi buku presensi.

Taehyung mengambil sebuah bolpoin dan menulis kehadirannya di kelas hari ini.

Kemudian ia duduk di bangkunya seperti biasa, tepat di sebelah Jimin, sahabatnya sejak sekolah dasar.

Jimin sedang asyik menggerak-gerakkan kepalanya (sekaligus ekspresi wajahnya) selagi mendengarkan lagu lewat earphone.

Belum menyadari kehadiran Taehyung, Jimin mulai menggerakkan tubuhnya mengikuti irama yang semakin jedag-jedug.

"Nih bocah." Taehyung menatap Jimin sinis sambil mengeluarkan buku-buku pelajaran. Meja mereka sampai ngedance disko karena tertendang kaki Jimin.

Tiba-tiba Jimin menutup matanya dan menoleh ke arah Taehyung,

"YOU CAN'T STOP ME LOVING MYSELF!"

Teriakan Jimin menggonggong di telinga Taehyung.

"BANGSAT!"

Taehyung menjatuhkan buku paket sejarah yang tebalnya 5 cm ke atas kepala Jimin. Kedua earphonenya langsung terlepas dari kuping.

"APA-APAAN, NYET?!" Jimin membuka mulutnya lebar-lebar, kedua tangan mengelus kepalanya.

"LO YANG NYET! TERIAK-TERIAK DI HUTAN SONO!"

Jimin cemberut, "Ya maaf, Tae! Kan aku lagi menghayati."

"Serah dah, ambilin tuh buku paket gue." Taehyung nunjuk ke buku paket sejarah 5 cmnya yang jatuh di bawah kursi Jimin.

Jimin mengambilkan buku paket itu dan mengembalikannya kepada Taehyung.

"Btw, Tae, kemarin aku ketemu Yoongi-hyung." Jimin mulai curhat sambil menatap langit-langit dan senyum-senyum.

"Ya, terus?" Taehyung ngikutin aja.

"Terus dia bilang dia suka senyumku, ihhh aku baper!" Jimin geregetan sambil gigit-gigit kabel earphone.

Taehyung melihat Jimin dengan wajah bosan.

"Ya begini nih, kalau micin dikasih nyawa."

"Bodo amat, ah, mau kamu bilang micin dikasih nyawa kek, kentang dikasih nyawa kek, botol kecap dikasih nyawa kek, yang penting aku suka Yoongi-hyung! Asdfghjkl! Ahhhhhhhhkkkkk!"

Putus sudah earphone Jimin yang tiap hari diganti itu.

ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang