Chapter 40

2K 166 12
                                    

Easy

Aku free abis pulang sekolah

Perpus ya hyung

Taehyung menghela napas lega ketika pesan dari Yeonjun akhirnya diterima.

Beberapa waktu yang lalu, dia memberi tahu Jimin tentang apa yang terjadi ketika dia berada di tempat parkir bersama Momo.

Dia sangat marah, tentu saja, dan benar-benar ingin menyisir seluruh sekolah untuk menemukan pelaku yang menjebak Momo.

Untungnya, Taehyung cukup cepat untuk menariknya kembali ke tempat duduknya dan menyuruhnya untuk tenang.

Ini adalah masalah teknologi, jadi junior mereka, Yeonjun, adalah pilihan yang sempurna. Dia sangat pintar dan suka menghasilkan sesuatu yang berguna untuk sekolah dari komputernya. Dia adalah orang yang membuat blog untuk pensi ini.

Setelah sesi belajar yang panjang dan melelahkan, bel akhirnya berbunyi.

"Ayo, gas!" Kata Jimin sambil menarik tangan Taehyung.

"Iya, iya," Anak yang lebih muda menghela napas dan mengikuti sahabatnya. Mereka berjalan cepat melewati murid-murid yang bergegas keluar dari kelas masing-masing.

Untung saja, Taehyung sempat menarik tas Jimin saat ia hampir menabrak Namjoon untuk yang ke sekian kalinya.

"Mau ke mana kalian? Kok buru-buru?" tanya Namjoon sambil menulis sesuatu di notebooknya, "Pintu keluarnya ke arah sana."

"Kita nggak mau pulang kok, hyung," jawab Taehyung, ia menarik tangan Jimin dan berjalan memutari Namjoon, "Masih ada urusan di sekolah! Babai!"

"Hampir aja," bisik Taehyung setelah berjalan cukup jauh dari Namjoon, "Kalau Lisa bilang ke OSIS tentang email itu, bisa mampus."

"Yakin deh, kalau bukan peserta lain, mesti anak gengnya Lisa sendiri," komentar Jimin.

"Hush, ga boleh nuduh," sahut Taehyung. Ia mendengarkan kemungkinan-kemungkinan yang diajukan Jimin selama perjalanan menuju tempat yang dikatakan Yeonjun.

Mereka berakhir di depan satu pintu, bertanda 'Perpustakaan'.

Jimin membuka pintu kayu berwarna cokelat itu, dan keheningan menyambut mereka.

Taehyung berjalan melewati deretan meja di tengah ruangan. Seorang anak laki-laki duduk sendirian di sudut, rambut hitamnya disinari oleh sinar matahari yang menenangkan dari jendela. Dia sibuk mengetik di laptopnya.

"Hei, Yeonjun," panggil Taehyung dengan pelan pada anak itu, "Bisa bantu nggak?"

"No problem, ini masalah email yang ada namanya Momo-noona kan?" Yeonjun tersenyum setelah Taehyung mengangguk, "Udah aku lacak. Ternyata email itu dikirim lewat salah satu komputer sekolah. "

"Hah? Masa? Kok bisa?" Jimin memandang laptop Yeonjun, "Yang mana?"

Siswa yang paling muda menunjuk peta sekolah yang muncul di laptopnya, "Di sini, di lab komputer, nomor 14, hari Jumat kemarin." Ruangan itu sedikit lebih kecil dari laboratorium lain, tetapi bisa menampung hingga tiga puluh buah komputer.

"K-Kok lu bisa- Makasih! Lu pinter bat deh, Jun! Ga tau dah caranya gimana, pokoknya makasih!" Taehyung tersenyum senang sambil memegang tangan Yeonjun, "Tapi gimana caranya biar tau siapa yang ngirim emailnya? Kalau mau log in harus pake ID siswa kan? Harus nyari satu-satu dong?"

"Ahh, kecil itu, hyung, aku punya daftar ID semua siswa," Yeonjun tersenyum dan menaikkan alisnya bangga, "Tapi aku nggak bisa ikut ke sana, prku masih banyak. Kalau udah ketemu IDnya, kirim ke aku aja, ya?"

"Oke, oke, makasih, ntar gue kirim," Taehyung bangkit dari tempat duduknya.

"Yep, makasih banyak, Jun," tambah Jimin sambil menepuk kepala Yeonjun. Dia tersenyum sambil memperhatikan kedua seniornya berjalan keluar dari perpustakaan.

Mereka pergi ke ruang komputer tanpa bicara. Laboratorium itu jauh di sudut sekolah. Mereka harus melewati beberapa ruang adik kelas untuk mencapai lab.

"Ehh! Itu Taehyung-oppa bukan sih?" Salah satu junior berteriak dari salah satu kelas.

"Iya! Itu dia! Oppa, tunggu!"

"Ups, keknya kita harus lari, beb," kata Jimin. Dia meraih tangan Taehyung dan mulai memimpinnya untuk berlari.

"Chim, lepas, gue ga mau lari!" Anak berambut ungu itu memandang ke belakang dan melihat sekelompok gadis berlari ke arah mereka, "Ahhh! Ga jadi! Gue pengen lari! Tolong! Duh ginjal gue mau copot!"

"Mending larinya sambil diem deh, Tae!" Jimin terus menyeret Taehyung dan berputar di setiap sudut, sampai akhirnya mereka tiba di lab komputer. Mereka kehabisan napas, tetapi untungnya tidak ada yang mengikuti mereka.

"Astaga, ginjal gue copot dah dua-duanya," bisik Taehyung. Dia menyeka keringat di dahinya dengan tangan Jimin.

"Eww, stop," Jimin menyambar kembali tangannya dan membuka pintu ruang komputer.

Di dalam, ruangan itu gelap gulita. Jimin menyalakan lampu sementara Taehyung menutup pintu dan berjalan menuju komputer bernomor 14. Dia duduk di kursi, lalu menyalakan komputer.

"Bisa nyala nggak komputernya?" tanya Jimin, dia berdiri di belakang Taehyung dan meletakkan tangannya di kursi.

"Bisa, tunggu bentar..." Taehyung memperbaiki posisi kacamatanya. Layar putih muncul dengan kotak kecil, teks Log In muncul di bagian atas.

Taehyung mengklik kotak itu, dan kemudian muncul pesan yang bertuliskan silakan masukkan ID. Kemudian, sebuah ID muncul di bagian bawah, artinya seseorang memang mengakses komputer dalam satu minggu ini.

"Wait, wait, kirimin ke Yeonjun bentar," Jimin mengeluarkan hpnya dan mengambil foto, "Kira-kira siapa nih, moga-moga bukan Momo."

"Ya nggak lah, nyet, orang kartu pelajarnya Momo aja belum jadi," Taehyung menghela napas dan melepas kacamatanya, "Sebenernya sih, gue sama Momo nggak punya niatan buat menang, apalagi ngelawan Lisa. Tapi gue cuma agak sengit sama pasangannya dia, kelakuannya bikin emosi."

"Haha, yakin?" Jimin tertawa dan mencium kepala Taehyung, "Emang napa kok emosi? Menurutku kelakuan Jungkook so sweet kok."

"So sweet, gundulmu, dia stalker, tau nggak."

"Apa?"

"Dia stalker, Chim," Taehyung meletakkan kepalanya di tangan Jimin, "Dia tuh tahu sesuatu tentang gue yang orang lain nggak tahu."

"Hmm, sesuatu apa? Privasi?"

"Bukan," Taehyung tersenyum pada Jimin, "Dia tahu kalau gue takut ketinggian, dan gue nggak suka dia tahu kelemahan gue."

Jimin tertawa mendengarnya, mencium dahi Taehyung antara sayang dan sebel.
Pada saat yang sama, hp Jimin yang ditinggalkannya di meja komputer bergetar.

Taehyung mengambilnya, dan melihat pesan dari Yeonjun.

"Hah? Nggak mungkin!" seru Taehyung, ia menunjukkan hp itu kepada Jimin, "Masa dia yang ngirim emailnya ke Lisa?!"

"Well," Jimin menyugar rambutnya setelah membaca nama di layar itu, lalu menghela napas panjang.

"Kadang temen bisa khianat juga."

ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang