Usaha OSIS kali ini lumayan sukses. Semuanya puas dengan cokelatnya, kecuali beberapa anak yang nggak berangkat sekolah karena sakit. Beberapa pada komplain ke OSIS cokelatnya enak, tapi nggak lama setelah makan mereka langsung mual dan demam.
OSIS juga nggak ngerti, mereka yakin cokelatnya baru dan nggak kedaluwarsa. Anehnya yang punya keluhan kek gitu cuma yang order ke Hoseok sama Rosé, yang order ke anak lain nggak kenapa-napa.
Setelah berita itu nyebar, banyak siswa yang memaksa OSIS untuk mendiskualifikasi pasangan Hoseok dan Rosé karena ceroboh dan membahayakan orang lain. Meskipun keduanya udah minta maaf dan bersumpah tidak melakukan apapun terhadap cokelat mereka, tapi tetep aja pada nggak terima.
Sebagian kecil mempercayai keduanya akan tetapi kebanyakan menuduh mereka berniat untuk mencelakakan konsumen mereka yang kebanyakan 'pendukungnya' Lisa. Ya gitu lah, semakin besar nama semakin banyak yang ingin menjatuhkan.
Taehyung sendiri sedih melihat absennya nama Hoseok dan Rosé dari blog pensi setelah pembaruan. Dia sudah membicarakan ini dengan Namjoon, tapi mau gimana lagi, lebih baik menuruti kemauan semuanya daripada acara pensi yang akan diadakan dalam jangka waktu dekat semakin hancur.
Sang ketua OSIS memperingatkan Taehyung untuk berhati-hati biar kejadian baru-baru ini nggak terjadi lagi.
Kini tinggal dua pasangan yang tersisa, dia dan Momo serta Jungkook dan Lisa. Dari yang awalnya terbagi menjadi lima, tersisa menjadi dua kubu saja. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan melonjak.
Namjoon pun sudah menyadari jika ada yang aneh dengan kasus Ryujin, Soobin, dan Hoseok. Ketiganya sama-sama terbukti tidak bisa melanjutkan lomba, tapi penyebabnya masih abstrak.
Tidak ada yang tahu siapa yang mengancam Ryujin, siapa yang mencelakakan Soobin, ataupun siapa yang benar antara Hoseok-Rosé dan penuduhnya. Tidak ada yang tahu apakah cokelat tersebut memang berbahaya atau tidak.
Beberapa hari setelah pengeluarannya dari daftar calon raja pensi, Hoseok masih minder dan takut ke mana-mana. Dia sempat nggak berangkat sekolah, Taehyung sampai khawatir dan mampir dulu ke rumahnya buat ngecek apakah dia baik-baik aja.
Rosé pun juga sama. Udah jarang senyum, semangatnya buat ikut lomba pidato lama-lama pudar. Jennie dan Jisoo harus menemaninya ke mana-mana di sekolah gara-gara dibayang-bayangi sama gengnya Lisa.
Lisa sendiri masih sahabatan sama Rosé, tapi kadang masih suka curiga aja. Kehasut sama temen-temennya keknya.
"Udah deh, ini pasti ulahnya mereka, anjeng," Jisoo nyerocos ke Jimin sambil nyomot roti tawarnya, "Udah gua bilangin tuh si Lisa temennya pada toxic, masih belum nyadar juga! Jadi kesel gua!"
"Yah, mau gimana lagi, padahal malem itu aku nyicipin cokelatnya nggak kenapa-napa tuh. Btw tuh roti aku yang beli kamu yang makan ya." Kalau nggak Tae yang makan, mesti nih buntelan merica pedes bernyawa yang bernama Jisoo.
Taehyung sendiri cuma diem, dengan bosan menyodok-nyodok pensilnya masuk ke salah satu lubang kecil di mejanya. Dia masih nggak terima Hoseok dan Rosé dituduh begitu. Pasti ini cuma ulah usil mereka-mereka yang nggak mendukung Hoseok dan Rosé. Mau emosi, tapi kelewat sedih.
Sekarang cuma tinggal dia dan Jungkook aja. Pas dia lihat vote yang dia dapat minggu ini, harusnya sih nomor tiga, tapi setelah Hoseok-Rosé absen, dia jadi nomor dua. Beda tipis sama Jungkook-Lisa. Keknya orang-orang yang awalnya mendukung Beomgyu-Ryujin, Soobin-Yeji, dan Hoseok-Rosé pada ngasih vote ke dia sama Momo.
Banyak yang ga suka sama Jungkook-Lisa, mereka berasumsi ulah keduanyalah yang membuat ketiga pasangan harus gugur lewat jalur diskualifikasi, bukan lewat eliminasi seperti sistem seharusnya.
Padahal Taehyung-Momo harusnya dieliminasi di minggu pertama, malah sekarang jadi finalis begini. Lawannya Jungkook-Lisa lagi, kenapa nggak mereka aja yang didiskualifikasi sih. Tapi kalau Taehyung yang menang, taruhannya kan Jungkook harus pergi ya. Ah, iya, taruhan.
Taruhan itu 50% berasal dari otak tolol dan mulut licinnya Taehyung, 50%nya lagi berasal dari nasihat Hoseok. Iya, dia pernah bilang, salah satu cara yang bisa membuat seseorang berhenti mengejar-ngejar Taehyung adalah melalui taruhan. Nah masalahnya, si Taehyung asal ngomong aja waktu itu, nggak mikirin gimana caranya dia bisa dominan dan menang taruhan. Sungguh kebodohan yang hqq.
Tapi ga masalah sih, Taehyung udah rela dia kalah taruhan. Malah dia nggak mau buat menang, takut sama akibatnya. Dia belum siap, gegara sesuatu yang tumbuh akhir-akhir ini. Sebuah afeksi.
•
•
•
•
•
Hoseok melihat lapangan yang luas di tengah sekolah itu dengan sedikit pilu. Panggung pensi yang megah mulai dibangun di ujung tengah lapangan. Teratak mulai disusun, anggota OSIS mengerjakan tugas masing-masing di bawah komando Namjoon.
Jauh di dalam lubuk hatinya, Hoseok masih ingin untuk melanjutkan perlombaan. Dia ingin tampil di panggung itu, menunjukkan kemampuannya di hadapan semua orang. Ia hanya memenangkan posisi juara ke tiga saat lomba dancenya di Amerika. Dia masih ingin berkompetisi lagi, tapi setelah kesempatannya hilang begitu saja, apa boleh buat.
Dia menengok ke kanan dan ke kiri, melihat beberapa orang yang berkeliaran saat jam istirahat ini. Sebagian melihat perkembangan lokasi pensi ini, sebagian otw ke kantin, sebagian lagi cuma jalan-jalan. Hoseok tahu sih, beberapa dari mereka lagi gosipin dia, pada masih bahas perihal cokelat itu. Padahal Hoseok nggak ngapa-ngapain :'(
Beberapa saat setelah ia melamun, matanya menangkap figur Taehyung dengan rambut ungunya yang terpapar sinar matahari begitu menarik perhatian. Wajahnya super ganteng seperti biasa, dengan kacamatanya masih bergantung di atas hidung mancungnya.
Dia dan Momo sedang berbincang dengan Namjoon, kemungkinan mengenai geladi bersih pensi. Tidak lama setelahnya disusul oleh Lisa, lalu Jungkook datang terakhir dengan santainya masih menyedot sekotak susu pisang.
Hoseok dapat mengerti raut wajah Taehyung ketika ia berinteraksi dengan Jungkook. Hoseok sudah mengamatinya sejak lama, dan kini ia bisa merasa tenang. Taehyung terlihat nyaman bersama Jungkook. Hoseok harap Jungkook akan menjadi yang terakhir untuk Taehyung. Hoseok juga berharap, ia tidak perlu menyelamatkan Taehyung lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠ
Fanfiction[pending revisi] Ejek-ejekan mereka berawal dari kekalahan reputasi Taehyung terhadap Jungkook si murid baru. Si Tae kalah telak karena kacamata buluknya. Sang ortu menghukum Taehyung karena matanya rabun tiba-tiba, dan mereka menyita seluruh aset T...