Chapter 13

2.9K 322 5
                                    

Suara lembut sang eomma membangunkan Taehyung.

"Ehh, udah pagi?" rintih Taehyung sambil menguap.

"Ya iyalah, sayang," ujar Eomma Kim sambil menarik dan merapikan selimut Tae, "Untung eomma ngecek Taetae udah bangun atau belum," Eomma mencium pipi Taehyung karena ia tak kunjung bangkit.

"Aaaaahhh, Tae males sekolah, eomma!" Taehyung mengeluh dan berbalik membelakangi eomma, "Tae nggak mau berangkat!"

Eomma Kim berdecak kesal, "Ya ampun, Tae! Tadi malem temenmu ngembaliin sepeda, katanya biar besoknya kamu bisa langsung berangkat. Masa kamu nggak mau berangkat sih?"

Mendengarnya Taehyung langsung bangkit. Hoseok adalah salah satu orang yang sangat ia hargai, dan ia tidak ingin membuatnya cemas kalau Tae tidak berangkat sekolah.

"Nah, gitu dong," Eomma Kim tersenyum lebar, mirip dengan senyum Taehyung, "Udah sana, mandi. Sarapannya udah siap!"

"Iya, ma," ujar Taehyung pelan sambil menggaruk kepalanya.

Setelah eomma keluar dari kamarnya, Taehyung segera berdiri dan mandi. Ia sudah kehilangan semangat dan akal sehatnya.

Semua itu karena Jungkook.

"JUNGKOOK SIALAN! IIIIIHHH PEN GUE GIGITTT!!!" pekik Taehyung sambil praktik dengan menggigit botol samponya.

Kegemesannya masih belum luntur sampai ia sarapan. Ia terus cemberut ketika duduk di meja makan di samping appanya.

"Kenapa, Tae?" tanya Appa Kim. Ia meletakkan buku yang tadi ia baca dan melipat kedua tangannya di atas meja, "Senyum dong."

Taehyung malah tambah murung. Ia melorot di kursi dan menggerak-gerakkan kakinya di bawah meja.

"Tae pengen pindah sekolah aja, pa," ujarnya.

"Ha?" pekik eomma, "Pindah sekolah? Kurang kerjaan aja. Bentar lagi Tae naik kelas kan."

Eh, eomma malah ngingetin. Taehyung nggak percaya dia masih ada setahun lagi bareng Jungkook. Dia belum belajar lagi.

"Huweeeeeehhhh!" Taehyung menggerakkan pundaknya ke depan dan belakang secara bergantian. Ia pura-pura menangis tapi langsung kena lempar lap sama eommanya.

"Udah, diem. Nih makan sarapan, abis itu langsung berangkat. Nggak eomma kasih uang jajan ntar."

Dengan sedih, Taehyung menghabiskan sarapannya. Terong dan timun di piringnya mengingatkan ia akan peristiwa kemarin.

Bertambahlah kegalauannya.

Makan, galau. Pakai sepatu, galau. Pamit ke appa eomma, galau.

Taehyung keluar dari rumah dan menuju ke garasi. Ia segera meletakkan tasnya di keranjang, namun sebuah benda kecil menarik perhatiannya.

Ia mengambil, uh, lipatan kertas? Benda itu berada di keranjang sepedanya. Berbentuk hati dan berwarna ungu.

Penasaran, Taehyung membuka lipatannya dan mendapati sebuah surat.

Makasih sepedanya, Tae. Berkat bantuanmu, hyung sampai di pestanya tepat waktu. Sepupu hyung seneng banget loh. Makasih, ya. Sampai ketemu di sekolah.

~Sunshine

Hanya membaca nama penulisnya pun membuat Taehyung tersenyum lebar. Syukurlah kalau begitu, Tae senang membantu orang lain.

Ia memasukkan surat itu ke dalam saku seragamnya. Surat dari Hoseok membuat suasana hati Taehyung menjadi lebih ringan.

"Hehehe," Taehyung tertawa pelan sambil menuntun sepedanya keluar. Ia segera naik dan mengayuh sepedanya.

ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang