Chapter 53 ( ͡° ͜ʖ ͡°)

3.9K 163 9
                                    

Taehyung mengusap bibir hitamnya selagi menunggu jawaban dari dalam. Ia sudah mengetuk pintu rumah Jungkook dan memanggil namanya berkali-kali, akan tetapi pemiliknya tak kunjung tampak. Ia sudah menghubunginya sejak dari perjalanan tadi, dan sekarang dia agak menyesal karena memutuskan untuk menerima undangan Jungkook.

Pertama, dia kemungkinan pulang tambah larut. Kedua, dia harus nahan sesuatu biar nggak kelihatan sama warga yang mondar-mandir di sekelilingnya. Ketiga, NI ORANG MATI DI DALEM APA GIMANA SIH DARI TADI GA KELUAR-KELUAR?!

"Jungkook," panggil Taehyung sambil mengetuk pintu lagi, "Ini Taehyung, lu jadi ngajak gua mampir ga sih."

Dia diam lagi menunggu jawaban. Nggak ada.

Taehyung putar balik, ngambek dan mau pulang, tapi pintu di belakangnya tiba-tiba terbuka, "Hyung! Maafin aku, jangan pulang dulu!"

Jungkook menahan Taehyung dengan menggenggam lengannya, membuat Taehyung menoleh ke belakang, "Lu ngapain aja njir gua panggil dari tadi."

"Hehehe," Jungkook menggerakkan jari telunjuk di bawah hidungnya sambil tersenyum lebar, "Tadi cuma becanda doang pas ngajak hyung mampir, lah hyung malah mau mampir beneran. Aku bersihin kamar dulu, abis itu mandi, ga tahu hyung udah dateng. Hehehe, sini masuk."

Taehyung berdecak kesal. Ia berbalik lagi dan masuk ke dalam, tatapannya bersanding dengan mata Jungkook yang tidak henti-hentinya melihat bibir Taehyung dengan lipstik hitam yang belum pudar sepenuhnya.

Rumahnya lumayan luas. Setelah masuk, yang pertama kali Taehyung lihat adalah ruangan besar yang tepat berseberangan dengan pintu masuk, dindingnya terbuat dari kaca dan terlihat ruangan kerja di dalamnya, lengkap dengan rak-rak buku tinggi seperti perpustakaan.

Menengok ke kiri, adalah lorong panjang yang berakhir pada sebuah jendela, menunjukkan pemandangan taman luar. Ada beberapa pintu di lorong itu, "Yang di pojok kanan kamarku, ke sana aja dulu. Aku buatin minum."

Taehyung diam mengamati Jungkook yang berjalan ke kanan. Dapur ada di sana, dengan ruang makan dan ruang tengah yang bersebelahan dengan dinding kecil yang memisahkan. Ruang duduknya di situ, tapi Taehyung disuruh ke kamar? Oke.

Lukisan-lukisan abstrak menyapa Taehyung saat dia berjalan lewat lorong di sebelah kiri. Beberapa foto berbingkai yang terletak di sebuah meja kayu panjang di tepi lorong. Foto Jungkook dan kakaknya waktu kecil. Ortunya mana?

Bodo lah, Taehyung balik lagi buat masuk ke kamarnya Jungkook. Pertama kali lihat, langsung fokus ke papan kayu yang terpasang penuh di salah satu dinding kamarnya.

Terdapat beberapa rak gantung yang dipasang di bagian kiri papan itu, isinya berupa alat-alat sekolah seperti gunting, pensil warna, penggaris, spidol, dan lain-lain. Pada bagian kanan terpajang banyak sekali foto-foto polaroid dengan rapi. Bagian itu hampir penuh.

Di tengah, terdapat meja belajar besar dengan satu komputer, beberapa sticky notes warna-warni tertempel di ujung meja. Di meja itu pun banyak rak alat tulis yang tersusun dengan rapi, di samping meja terletak rak buku kecil yang berjejer. Hmm, rapi juga nih anak, nggak kek meja belajarnya Taehyung yang udah usang gegara ga pernah dipakai, dia kan ga pernah belajar.

Taehyung menoleh ke sisi lain, ada kasurnya Jungkook, sebuah sofa, dan beberapa barbel yang ditata di sebuah meja. Dindingnya dicat dengan warna hitam dengan kata-kata motivasi tertulis dengan spidol glowing warna putih di sepanjang dinding, lantainya karpet hitam. Atapnya juga berwarna hitam tapi tertempel dengan bintang-bintang kecil yang bisa menyala waktu gelap. Hanya satu lampu, nggak begitu terang. Suram tapi estetik. Boleh juga nih anak.

Taehyung meletakkan tasnya yang berisi kostum dari Momo ke sofa. Kemudian ia menuju meja belajar Jungkook, dengan kepo membuka sebuah binder transparan, foto Taehyung yang lagi tidur diprint dan diedit dengan stiker-stiker lucu sebagai sampul. Ga tau dari mana Jungkook mendapatkan foto itu, paling dari Jimin.

ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang