Chapter 50

1.1K 117 0
                                    

Seperti biasa, dengan bahagia Taehyung gowes ke sekolah. Keranjang depan sepedanya yang biasanya kosong kini terisi dengan beberapa kantong plastik yang berisi cokelat orderan beberapa temannya.

Pas mau parkir sepeda, ada seseorang yang menepuk pundaknya. Taehyung menoleh dan melihat Eunwoo yang berdiri di sebelahnya. Ia masih menggendong tasnya, sebuah buku tebal dengan gambar cover angka-angka gaje dan beberapa botol kaca terletak di sebuah kardus kecil bekas sepatu yang ia sangga dengan tangan kiri.

"Tumben berangkatnya pagi banget?" tanya Eunwoo dengan tersenyum lebar, "Lagi nungguin Yeji nih, gabut, untung hyung dateng."

Ahhh, senyummu mengalihkan duniaku, Taehyung ngiler, eh astaga inget ada Jungkook yawla, Tae, hampir aja.

"Eh, iya, mau nganterin ini soalnya," jawab Taehyung sambil menunjuk ke tumpukan cokelat di keranjang.

"Itu apa?" Eunwoo menengok ke dalam keranjang.

"Cokelat, yang pre-ordernya OSIS, itu bagiannya Hoseok-hyung tapi aku bawain soalnya dia udah dapet kebanyakan."

Eunwoo tiba-tiba cemberut, ia mengambil salah satu cokelat yang diletakkan di tumpukan paling atas, "Kok aku ga tahu ya? Emang pre-ordernya kapan?"

Taehyung melihat ke atas kemudian mengangkat bahu, "Ga tau, lupa, kalau nggak salah minggu kemarin."

"Keknya enak," Eunwoo mengembuskan napas kesal, ia memencet-mencet pelan tutup plastik transparan dari cokelat isi stroberi itu, "Gegara kemarin-kemarin aku sibuk mulu sih, ga tau ada beginian."

"Sibuk apa emang?" tanya Taehyung sambil lanjut memarkirkan sepedanya.

"Ini nih!" Eunwoo menunjukkan kardus yang ia bawa, "Yeji kalau minta tolong ga mikir! Masa tiba-tiba disuruh nyari cairan banyak banget, namanya susah-susah lagi."

"Hmm, gitu," Taehyung manggut-manggut aja ngelihatin isi kardusnya Eunwoo. Untung ada Jimin yang selalu bersedia ngurusin bagiannya Taehyung kalau ada tugas beginian. Sayang Chim deh pokoknya.

Pas Taehyung mau nurunin kantong-kantongnya dari keranjang, dia mendengar suara motor yang ia kenal lewat di belakang mereka masuk ke dalam tempat parkir. Motornya parkir di ujung sana karena daerah pinggiran deket pintu masuk udah penuh.

Itu motor ninjanya Hoseok, dan orangnya lagi kesusahan mau turun gegara ada kardus yang ia taruh di depannya. Taehyung bilang Eunwoo bisa pergi duluan, dia mau bantu Hoseok dulu.

"Hyung, hyung! Bentar, Tae bantu!" seru Taehyung sambil setengah lari menuju Hoseok, lalu menurunkan kardusnya ke lantai.

"Makasih, Tae, huffff," ujar Hoseok setelah melepas helmnya, "Sumpah tadi hyung takut kardusnya mau jatuh di jalan."

Ia mematikan mesin motor dan turun, lalu menggantungkan helmnya di kaca spion, "Sisa buat temenku kamu bawa kan?"

"Iya, itu di sana," sahut Taehyung sambil menunjuk ke arah sepedanya, "Yang ini udah semua?"

"Udah kok, tinggal nganter aja."

Kemudian Taehyung dan Hoseok kembali lagi ke tempat di mana sepeda Taehyung terparkir. Eunwoo masih di situ, duduk di bangku biasanya Jimin nungguin Tae pas pulang sekolah.

"Hyung lihat tadi kamu ngomong sama dia," ujar Hoseok, "Siapa?"

"Oh, Eunwoo, yang tim debat itu loh," jawab Taehyung sambil membawa kantong plastik dari keranjang sepedanya, "Dah, yuk!"

Taehyung jalan duluan, Hoseok mengikuti di belakangnya, ia mengamati Eunwoo yang sedang bermain hp sebentar, kemudian kembali mengejar Taehyung.

Eunwoo duduk di situ hampir sepuluh menit, masih menunggu Yeji. Orangnya datang nggak lama kemudian, bersama dua teman perempuannya dan sebuah cengiran tanpa dosa.

"Dasar!" seru Eunwoo pada Yeji, "Nih, lain kali cari sendiri! Minta tolong malem-malem juga. Untung toko sebelah rumahku masih buka!"

"Iya, iya, maaf," Yeji menerima kardus beserta isinya setelah buku tebal tadi diambil oleh Eunwoo, "Tengkyu ya, ntar kutraktir bubble tea. Yuk, gaes."

Yeji bergegas pergi dengan temannya, meninggalkan Eunwoo yang masih bete. Dia masih punya waktu setengah jam sebelum bel masuk berkumandang, apa dia baca-baca buku dulu di perpus ya? Hmm.

Eunwoo berdiri dari bangku, baru aja mau melangkahkan kaki tapi udah denger suara bising dari arah gerbang. Fansnya Jungkook, ngikutin mobilnya yang melaju ke tempat parkir. Biasa.

Lagi-lagi Jungkook diserbu para fans yang makin hari makin liar. Dia sampai kesusahan buka pintu, "Good morning, everyone!" sapanya dengan senyum lelah, tapi tetap saja mendengar teriakan histeris dari segala penjuru. Bergema lagi.

Semuanya pada nagih cokelat yang mereka pesen dari Jungkook. Jungkook buka bagasi mobilnya yang langsung diserbu. Sementara mereka sibuk sendiri, dia kabur, nggak peduli nutup bagasinya.

Jungkook lari sekenceng-kencengnya, tapi angin yang berembus dari kecepatannya itu membuat rambut beberapa siswi terkipasi dengan cetar membahana dan akhirnya semua orang nyadar dia mau kabur.

"JUNGKOOKIE OPPA MAU KE MANAAAA?!!!"

GAWAT GAWAT GAWAT

Entah dapet kekuatan dari dewa mana, mereka lebih cepat dari Jungkook yang udah terkenal luar biasa kebugaran jasmaninya itu. Tidak seperti Jungkook yang memiliki tubuh bongsor, mereka yang bertubuh lebih ramping dan kecil bisa dengan gesit melewati kerumunan orang-orang yang udah nggak heran lagi dengan kucing-kucingan yang hampir terjadi setiap hari ini.

Beberapa dari mereka hampir saja meraih tas Jungkook. Si Jungkook auto panik, pasalnya sekali ketangkep bakal susah lepas.

Matanya bergerak liar mencari tempat perlindungan di sekolah yang dia belum terlalu hafal seluk-beluknya ini. Saat dia berbelok ke arah mana dia nggak tahu, seorang siswa menghadangnya di tengah jalan dan tidak membiarkannya pergi.

"Minggir, minggir!" seru Jungkook sambil sidestep ke kanan dan kiri siswa itu. Tapi yang ada dia malah didorong ke dinding dan siswa itu meletakkan tangan kanannya di samping kepala Jungkook dan menutupi wajah kirinya dengan sebuah buku tebal agar gerombolan orang yang mengejarnya tidak melihat, "Shhhh-"

"Loh, Jungkook mana?" rengek seorang siswi yang baru berbelok, ia tiba-tiba berhenti setelah kehilangan jejak Jungkook. Kemudian beberapa temannya menyusul, mereka sama-sama bingung dengan lenyapnya si Jungkook.

"Eh," salah satu siswi menyadari kedua siswa yang sedang berdiri berhadapan di tembok itu, "Ada yang lagi pacaran...! Mau kissing lagi, ayo kita pergi aja! Jungkook pasti ke arah sana, dia ga ada di sini!" bisiknya pada siswi lain.

Mereka setuju, kemudian semuanya berbalik arah dan pergi.

"M-makasih," Jungkook berkata dengan bingung, ia menatap wajah super tampan siswa di depannya ini.

Si siswa hanya melamun dengan wajah datar ke arahnya, kemudian tiba-tiba tersenyum, "Nggak masalah. Jungkook, ya?" tanyanya sambil menjauh dari Jungkook.

"Iya," jawab Jungkook, ia masih bingung dengan siswa itu.

"Eunwoo," ucap si siswa memperkenalkan namanya, "Gua suka sama Taehyung."

Dahi Jungkook berkerut, "...apa?"

"Tapi dia suka lu," Eunwoo tersenyum miring dan mengangkat bahu, "Ya udah deh. Gua ga bakal gangguin kalian. Gua beneran suka sama dia, tapi gua bakalan rela asalkan lu perlakuin dia dengan baik. Ngerti?"

Jungkook hanya mengangguk, dia masih nggak tahu ni orang siapa, maunya dia apa, kenapa dia bilang dia suka Taehyung dan bisa rela seenak jidat.

"Oke deh, gua cuma mau bilang itu," Eunwoo berbalik badan, "Oh iya, bilang gua kalau lu mau nembak Taehyung. Gua mau bantu, apapun demi orang yang gua suka bahagia, meskipun ga sama gua."

ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang