"Terus gimana dong? Masa cuma segitu doang dananya?"
Seokjin mengangkat bahu setelah mendengar pertanyaan Hoseok, "Dana sebelumnya buat Soobin. Kita lagi ngumpulin dana baru lagi, semoga aja bisa sama kek sebelumnya."
"Emang Soobin kenapa sih? Kok bisa masuk rumah sakit gitu?" tanya Jimin, ia sedang bergelantungan di tiang pull up di dekat meja di mana Seokjin, Hoseok, Yoongi, dan Taehyung lagi nongki.
"Kemarin pas geladi kotor mau cabut, tapi jatuh pas naik tembok," jawab Yoongi dengan datar seperti biasa, tapi Jimin cengengesan sendiri gegara baper pertanyaannya langsung dijawab yangbeb.
Tembok yang di belakang itu, ya? Pas Taehyung sama Jungkook telat terus lewat situ? Soobin kan lebih bongsor dari mereka berdua, harusnya gampang tuh naik turunnya. Ga mungkin jatuh.
"Hmm, kalian kenal donatur lagi gitu nggak?" tanya Seokjin dengan melihat keempat temannya secara bergantian, yang menggeleng secara bergantian pula.
"Kalau cari dana sendiri gitu gimana?" Jimin mengusulkan, "Dulu pas mau ada drama pas kita SD, kelas kita kurang dana, terus kita bikin cupcake buat dijual kan ya, Tae?" tanyanya sambil menoleh ke Taehyung.
"Iya," Taehyung mengangguk, "Tapi kita malah mainan tepung, terus cupcakenya banyak yang gosong, njir." Taehyung dan Jimin langsung ketawa pas inget dulu sekelas sempat dihukum sama guru gegara buat kelas terlapisi tepung jadi kek Kutub Utara.
"Oiya!" seru Seokjin tiba-tiba, "Kita open pre-order aja! Tema pensinya kan juga Valentine, gimana kalau kita jual cokelat? Mamihku bisa nyambi, ntar kumintain diskon!" katanya sambil tepuk tangan antusias. Iya, mamihnya Seokjin suka jual-jual makanan, sama-sama punya koleksi panci kek Seokjin.
Yoongi mengangguk-angguk, "Boleh, boleh, bilang Namjoon gih."
"Aku mau bantuin buatnya dong, hyung," sahut Hoseok.
"Aku juga mau, ntar aku yang bagian ngecek rasanya enak apa nggak," Jimin ikut-ikutan, auto kena tampol si Yoongi.
"Sip! Jimin yang bagian promosi aja, nah Hoseok sama Taehyung kan peserta raja pensi nih, ikut promosi sama buat, sekalian mancing vote!"
"Hmm, boleh juga," ucap Taehyung sambil mengelus dagu, "Buatnya di rumah hyung?"
"Iyalah, aku bilang Namjoon sekarang."
•
•
•
•
•
"Sumpah?! Berapa banyak yang order?!"
"Total 1235, semua angkatan," jawab Yoongi sambil meneliti lagi data yang dikirim semua orang yang promosi.
"Astagaaa, banyak sekali," Mamih Kim garuk-garuk kepala. Seokjin udah panik.
"Iya soalnya pada pesen dobel-dobel, mih, buat temen juga katanya," tambah Jisoo yang sebelumnya ikut promosi ke seluruh penghuni sekolah.
"Bahannya cukup nggak, mih?" tanya Seokjin.
"Cokelatnya sih cukup, tapi isiannya kayaknya kurang. Tadi mamih cuma belanja segitu," kata Mamih Kim sambil menunjuk ke beberapa kantong belanjaan yang ada di atas meja dapur.
"Ya udah, sebagian dari kalian di sini, mulai buat cokelatnya, sebagian kalian belanja lagi," Seokjin mulai mengeluarkan perintah sambil menghitung jumlah orang yang ada di sana, totalnya ada dua belas orang sama Mamih Kim, "Tadi ada yang bawa mobil kan? Siapa? Jungkookie?"
"Iya, hyung," sahut Jungkook dengan sigap dan langsung mengeluarkan kunci mobil, "Butuh apa lagi?"
"Stroberi, kacang mete, daun mint, bubuk matcha, sama gula pasir," ujar Seokjin pelan-pelan biar Jungkook nggak lupa, "Stroberi sama kacang metenya yang agak banyakan, sisanya secukupnya aja. Nih duitnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠ
Fanfiction[pending revisi] Ejek-ejekan mereka berawal dari kekalahan reputasi Taehyung terhadap Jungkook si murid baru. Si Tae kalah telak karena kacamata buluknya. Sang ortu menghukum Taehyung karena matanya rabun tiba-tiba, dan mereka menyita seluruh aset T...