Chapter 24

2.3K 300 15
                                    

Loh? Bukannya Taehyung lagi ikut Namjoon buat ngurusin pensi ya? Kok Jimin lihat dia lari-lari? Diskusi macam apa cuma dua menit?

"Tae!" panggil Jimin sambil mulai berlari mengejar temannya itu. Yah, mungkin telinganya sudah tersumbat rayuan Jungkook jadi nggak denger. Apaan sih Chim.

Jimin mengikuti Taehyung melewati lorong yang penuh dengan murid-murid yang buru-buru keluar dari kelasnya. Ia sampai menabrak beberapa orang demi mempertahankan jejak Taehyung.

Jangan-jangan dia mau main-main, duluan pulang dan ninggalin Jimin lagi. Tidak bisa, Jimin harus mencegahnya.

Eh, tapi dia tidak lari ke kelas, malah belok dan masuk ke toilet. Oalah, ternyata lari-lari karena kebelet pipis.

Dengan sedikit terengah-engah, Jimin menunggu di luar ruang toilet. Ia berdiri di seberang pintu toilet dan bersandar di dinding.

Sambil menunggu, ia mengeluarkan hpnya dan melihat ada beberapa notifikasi pesan dari temannya.

Jin-hyung Bawel 🙄
Liat Tae nggak?
Tadi disuruh kumpul kok ngilang
Kalau ketemu suruh ke aula fast

Joonie Monster 😃
Tae sama kamu nggak?

Yoongi-hyung 💞
Beb liat si alien g

My Hope 😇
Kamu lihat Taehyung nggak?

Loh pada nyariin Tae. Memangnya sebelum pergi dia nggak bilang dulu ya?

Iya ini Tae lagi pipis, ntar balik lagi

Jimin mengirim pesan itu kepada semua temannya yang menanyakan keberadaan Taehyung.

Ngomong-ngomong soal Taehyung, kok dia nggak keluar-keluar sih. Buang air kok lama banget.

Jimin kembali menatap layar hpnya, namun ia bisa melihat dari sudut matanya bahwa segerombolan kakel berjalan masuk ke toilet di depannya.

Aduh, kok kakel yang nakal-nakal itu sih. Taehyung kan masih ada di dalam!

Jimin melihat pintu toilet dan menggigit bibirnya. Perasaannya nggak enak, dia ikut masuk aja kali ya?

Setelah menyimpan hp di saku celana, Jimin memantapkan diri untuk masuk ke toilet.

"Permisi..." ucapnya pelan setelah membuka pintu.

Dan pada saat itulah, Jimin naik pitam. Ia melihat marah kepada kakak-kakak kelas itu yang sedang memojokkan Taehyung di depan wastafel.

"Kenapa nangis? Kita kakak baik-baik kok," ucap satu orang sambil mendekati Taehyung dari samping.

"Gue kira Kim Taehyung udah bunuh diri atau gimana," ucap satu lagi sambil tertawa.

"Ternyata lu masih cantik walaupun bekas orang, hehehe, sini gue cek, kali aja masih perawan." Satu kakel lagi membalikkan Taehyung dengan kasar sehingga ia menghadap cermin. Dua kakel lain mulai tertawa dan menyentuh tubuh Taehyung secara berlebihan.

"BERHENTI KALIAN!"

Teriakan Jimin mengejutkan semua orang yang ada di toilet itu.

"Siapa lu? Anak kecil nggak boleh ikut-ikutan." Semua kakel pun tertawa melihat Jimin.

Apa mereka baru saja bilang Jimin KECIL?!

"GGGHHHHHH!" Emosi Jimin meningkat sampai ke ubun-ubun, berlipat ganda setelah dikatai begitu. Kedua tangannya mengepal kuat, ia berjalan ke arah seorang kakel yang tangannya memegangi pinggang Taehyung.

Dengan satu gerakan cepat, Jimin menonjok cowok itu tepat di dada.

"Heh! Ngapain lu!" Kakel di sebelahnya menarik kerah baju belakang Jimin.

"LU YANG NGAPAIN!" Jimin memukul dia di tenggorokan. Si kakel langsung terbatuk-batuk dan jatuh ke lantai. Semoga dia nggak mati.

Taehyung menyaksikan pukulan demi pukulan brutal Jimin yang dilayangkan ke lima orang kakel yang masih berdiri.

Kakinya bergetar dengan hebat, Taehyung pun merosot di dinding wastafel. Ia melindungi kepalanya dengan kedua tangan dan menutup mata.

"Nghh...Chim...hiks, Jimin...!" panggil Taehyung di antara isakan tangis, berharap kewarasan Jimin segera kembali. Kepalanya sangat pusing, memori menyakitkan yang sungguh ingin ia lupakan malah meluap-luap.

Memang benar kata kakak kelasnya tadi, sebaiknya Taehyung bunuh diri saja. Kalau dia mati, dia tidak akan menanggung beban berat ini.

Appa dan eomma tidak akan mencemaskan dirinya, sahabatnya Jimin tidak akan berubah menjadi kasar seperti ini, dan Hoseok...

Hoseok tidak perlu kehilangan cintanya.

ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang