Chapter 47

1K 114 3
                                    

Taehyung melamun sepanjang perjalanan pulang. Jennie pulang diantar Mingyu naik motor, di halte berikutnya seharusnya Jungkook turun, dan Taehyung turun terakhir karena perumahannya agak jauh lokasinya.

Ia melihat ke sekeliling bus yang kebanyakan penumpangnya turun di halte sebelumnya, tersisa beberapa penumpang yang tidur dengan dia dan Jungkook.

Mereka berdua duduk bersebelahan menghadap ke pintu, Taehyung di sebelah kiri dan Jungkook molor di sebelah kanannya. Kepalanya nyandar di pundaknya lagi. Taehyung pengen ngomel tapi ga jadi biar Jungkook nggak bangun. Bahkan dia ga selera mau nabok. Kenapa jadi soft begini sih.

Tae, maaf ya, udah ngempisin ban sepedamu, besok aku bawain pompa, kata Jimin yang baru saja mengiriminya pesan.

"Jadi lu pelakunya, hah?" Taehyung hampir aja mau teriak tapi ga jadi, dibatin aja dah.

Hehehe, oiya tadi Mingyu juga yang basahin salah satu bangku sangkarnya

"Hah...? Apa lu bilang...?" gertak Taehyung, udah ngeden pengen ngamuk.

Marahnya ke Jennie dong, dia yang rencanain ini semua. Sama Jisoo. Sama Jungkook juga. Aku juga ding, dikit.

"Tau, ah, Chim, emang bener kata lu, kadang temen juga bisa khianat," ujar Taehyung bermonolog sambil cemberut dan memangku tangannya di depan dada. Pergerakannya itu membuat tidur Jungkook agak terganggu, ia langsung bangun dan mengelap liurnya, "Udah sampe mana?"

"Enak kan tidurnya? Pundak gua empuk, ya? Puas udah ngiler ke baju gua?" tanya Taehyung sambil senyum, "Udah sampe neraka nih, bentar lagi lu turun."

"Jahat."

Jungkook merapikan tasnya dan memberikan beberapa tas belanjaan untuk Taehyung, "Nih, oleh-oleh buat eomma tadi. Bisa bawanya nggak?"

"Bisa, lu kira gua lemah apa, cuma tas beginian," sahut Taehyung dengan judes sambil mengambil tas tersebut dengan cepat, "Dah sana berdiri, mau nyampe halte tuh."

"Iya, bawelku sayang, aku duluan, ya," ucap Jungkook sambil berdiri dan mengacak-acak rambutnya Taehyung. Terus dia berhenti, gegara Taehyung narik ujung bajunya.

"Um," gumam Taehyung, "Tadi lu senyum-senyum, chattingan sama siapa?"

"Heh," Jungkook tertawa kecil, kemudian duduk kembali, "Sama Jennie, ngerencanain date ini."

"Oh," gumam Taehyung lagi, kali ini dengan wajah merona. Malu, ih, udah salah sangka.

"Cemburu ni," Jungkook tertawa lagi melihat pipi Taehyung yang memerah lucu, lalu ia menarik bahu dan tengkuk Taehyung mendekat.

Taehyung menggerakkan kepalanya tepat waktu untuk menangkap bibir Jungkook dengan bibirnya sendiri. Jungkook menekan lebih jauh dan Taehyung melakukan hal yang sama, bernapas lewat hidungnya ketika ciuman itu tumbuh semakin panjang.

Jantungnya berdegup lebih kencang karena keterlibatan lidah Jungkook yang kian menekan maju. Taehyung membuka mulut untuknya, dan Jungkook masuk dengan lebih pasti.

Terjadi lagi. Hal itu, ketika jantungnya bergerak terlalu keras, waktu di sekelilingnya tiba-tiba berlangsung secara perlahan-lahan, dan perasaan senang yang membuatnya nyaman. Semuanya kian lambat, seakan dunia sudah tidak berarti lagi.

Mereka berpisah untuk udara, bibir Taehyung sedikit bengkak karena ciumannya. Jungkook menatap dengan sebuah senyum, "You're so cute," katanya, "Sometimes."

Taehyung mendorongnya dengan ringan, sebelum tersenyum juga, "You too."

Jungkook rupanya masih haus akan bibir Taehyung yang jelas-jelas membuat candu, ia menciumnya beberapa kali lagi sebelum suara pintu bus terbuka. Kali ini dia benar-benar mengucapkan sampai jumpa lagi, mengacak-acak rambut Taehyung, dan akhirnya keluar dari bus.

"DADAH SAYANGKU, CINTAKU, DARAHKU, JANTUNGKU, HIDUPKU, BELAHAN JIWAKU, CALON BAPAK DARI ANAK-ANAK ADOPSIKU, AI LOP YUUUUUU!!!" Jungkook memekik setengah ngerap setelah ia turun dari bus. Ia melambaikan tangannya sambil mengejar bus yang udah jalan.

"Alay, njir," bisik Taehyung, ia tersenyum tanpa sepengetahuannya, "Ai lop yu tu."

ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang