Chapter 37

1.2K 128 0
                                    

Bentar lagi sampe ya

Ok

Aku tunggu di luar

Taehyung memasukkan hpnya ke dalam saku lagi. Ia kembali fokus pada jalanan yang sedang ia lewati dengan mengendarai mobil bersama appa.

"Yang mana rumahnya?" tanya Appa Kim sambil menurunkan kecepatan mobil.

"Bukannya dulu appa pernah nganterin Tae ke rumahnya Momo juga, ya, pa?" Taehyung melirik kesal ke appanya.

"Loh, emang iya?" Appa bingung, "Kapan?"

"Pas nganterin kita ke salon itu, lho! Kan appa juga yang nganterin!"

"Masa sih?"

"Iya, appa sayang, cintaku, negeriku, duniaku, yang paling ganteng sedunia!"

Appa Kim cuma nyengir doang. Abis seharian ngedate sama eomma kemarin jadi pikun dah. Pulang malem ga bawa oleh-oleh buat anaknya lagi. Cuma ditinggal duit sama makanan doang di rumah.

Pas udah sampai, Taehyung pamit ke appa dan minta jemput nanti sore. Dia langsung turun dari mobil dan menghampiri Momo yang udah nunggu di luar.

"Pagi, Mo," sapa Taehyung sambil melepas sepatu di teras.

Momo tersenyum dan membukakan pintu depan, "Pagi, juga, silakan masuk. Maaf berantakan, saudaraku tiba-tiba dateng tadi."

"Oh, kamu punya saudara di sini?" Taehyung masuk ke dalam, langsung menuju ke ruang tengah yang ia sudah hafal jalannya karena sudah pernah berkunjung.

Momo nggak bohong, rumahnya berantakan banget. Ada beberapa baju yang ditaruh di sofa, langsung diambil sama Momo sebelum Taehyung duduk.

"Iya, sepupuku, pertukaran pelajar juga tapi beda sekolah," jawab si gadis sambil melipat baju saudaranya. Selanjutnya ia mengambil toples kue kering yang udah kosong dari meja dan pergi ke dapur, "Tunggu bentar, ya."

Taehyung mengeluarkan sebuah kertas yang ia selipkan di dalam tas saksofon, kemudian mengamatinya sambil mendengarkan berita yang ditayangkan di televisi yang sudah sedari tadi menyala.

Dari suara penyiar yang kalem dan menenangkan, tiba-tiba dia denger suara melengking yang imut banget, bisik-bisik dari arah televisi. Bukan, tapi dari sebelahnya.

Taehyung melihat ke lorong yang tepat berada di samping televisi, lorong yang menghubungkan ruang tengah dengan kamar sepertinya. Ada dua orang gadis yang berdiri di situ, ngelihatin Taehyung dengan, kagum? Nggak tahu, tatapannya aneh.

"Halo," sapa Taehyung duluan, ia meringis aja ketika salah satu gadis berteriak senang.

"Aaaaaaa, kamu pacarnya Jungkook, ya!" Gadis berambut ikal panjang itu berlari kecil ke depan Taehyung dan membungkuk dengan cepat, "Aku Sana, sepupunya Momo! Salam kenal, ya!"

"Eh, iya, aku Taehyung," jawabnya dengan kikuk, "Dan aku bukan pacarnya Jungkook, salam kenal juga."

"Loh, katanya Momo kalian pacaran?" Gadis itu cemberut, "Minaaa! Momo boong!" serunya pada gadis satunya.

Siapa tadi? Mina? Gadis yang kalem itu punya rambut pendek yang lurus, warnanya agak cokelat. Dia ikut menghampiri Taehyung terus membungkuk juga, tapi nggak terlalu antusias kek Sana.

"Halo, aku Mina, salam kenal," ucapnya, kemudian berdiri tegak lagi, "Tolong maafin Sana, dia ini fujo akut, jadi begini nih reaksinya. Tolong dimaklumi, ya."

"Fujo? Apaan tuh?" tanya Taehyung, melihat Sana dengan bingung.

"Hehehe," Ketawanya Sana lucu banget, "Nggak penting kok, nggak perlu tahu, hehehe."

Tepat setelah Sana berhenti bicara, Momo kembali dari dapur dengan membawa dua gelas es jeruk. Dia kaget oleh keberadaan dua saudaranya, kirain cuma ada Taehyung di situ.

"Astatang, kalian ngapain di sini? Aku mau latihan dulu!" seru Momo sambil meletakkan kedua gelas di meja, "Buruan pulang!"

"Nggak mau pulang," ujar Sana, ia duduk di samping Taehyung, "Aku mau lihat kalian latihan dong. Boleh ya?"

"Nggak," sahut Momo dengan cepat, "Aku tahu kamu cuma mau ngepoin Taehyung-oppa, dasar fujo."

"Fujo apaan sih?" tanya Taehyung lagi, melihat ketiga gadis bergantian.

"Fujo itu dunia yang kelam, mending nggak usah tahu, jangan sampai terseret," jawab Momo.

Sana dan Mina tiba-tiba tertawa, membuat Taehyung kaget.

"Udah, udah, sana minggir! Kalian di sini adanya ganggu doang!" Momo menyeret dua saudaranya dan memaksa mereka masuk ke dalam sebuah kamar, "Jangan keluar! Ntar kalau dah selesai baru boleh!"

Setelah membantah segala bentuk protes dari mereka, Momo akhirnya kembali ke ruang tengah. Ia duduk berseberangan dengan Taehyung, mengamati rekannya itu membaca sebuah kertas.

"Itu apa?" tanya Momo, ia menunjuk ke kertas yang dipegang Taehyung.

"Oh, ini, lagu yang mau aku pakai besok," Taehyung menyerahkan kertas itu pada Momo, "Gimana? Terlalu cepet nggak? Kamu bisa ngepasin sama dancenya?"

"Hmm," Momo mengamati isi kertas itu, "Bagus sih, tapi ntar tampilnya gimana? Kita langsung berdua gitu? Atau sendiri-sendiri?"

Taehyung jadi bingung, ia menggaruk pipinya, "Iya juga, ya. Kalau aku duluan, gimana? Abis itu baru dancemu, kan energik tuh di akhir."

Momo mengangguk, "Boleh, dicoba dulu."

"Yuk," Taehyung berdiri dan membantu Momo menggeser meja agar tempatnya tambah luas. Mereka mulai latihan, seperti biasa, tapi kali ini ditemani oleh Sana dan Mina yang diem-diem nonton dari kejauhan.

ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang