Chapter 41

1.1K 117 0
                                    

Saat itu udah jam lima sore.

Taehyung dan Jimin nungguin di luar ruangan, duduk kek orang gembel di lantai sambil Taehyung mau chat sama Momo. Rekannya itu udah kepo sama siapa pelakunya, tapi sebelum Taehyung bisa menjawab, pintu ke ruang sanggar itu terbuka. Banyak siswa keluar dari ruangan. Salah satunya adalah seorang gadis cantik dengan rambut panjang, berwarna jingga muda yang indah.

"Rosé!" Jimin memanggil gadis itu, menarik Taehyung bersamanya.

"Ya?" Rosé berhenti berjalan, dia berbalik.

"Kamu lagi sibuk nggak?" tanya Taehyung, dia melihat buku-buku sastra yang Rosé pegang.

"Nggak juga. Habis ini aku mau buat koreografi sama Hoseok-oppa, ada apa? "

Jimin menghela nafas, "Jadi gini, kita langsung aja ke intinya; Apa kamu yang ngirim email palsu ke Lisa, yang isinya seleksi final pensi ditunda?"

Rosé tampak bingung, dia memandang Taehyung dan Jimin dengan dahi berkerut, "Email apa?"

"Yang atas nama Momo."

"Nggak...?" Dia menjawab perlahan, "Maksudnya apa?"

"Ga usah bohong!" teriak Taehyung, "Aku tahu kamu pake komputer ke-14 Jumat kemarin, terus kamu ngirim email palsu ke Lisa!"

"Apa?!" Rosé balas berteriak, "Aku?! Aku nggak ngapa-ngapain! Aku nggak tahu apa-apa!"

"Ada ID siswamu yang log in di komputer itu!"

"H-Hah?! Tapi aku sibuk banget hari itu, bahkan aku nggak sempet makan siang!"

"Sibuk? Sibuk apa maksudmu?"

"Maksudku, hari Jumat kemarin aku lagi bantuin Ryujin ngerjain proyek Bahasa Inggrisnya di perpus. Terus, guruku nyuruh aku latihan pidato buat lomba minggu depan, saking buru-burunya aku aja sampe ninggalin tasku di perpus! Aku nyari bahan, nulis teks, dan ngehafalin materi seharian! Ngapain aku ke lab komputer, pake komputer nomor 14, dan ngirim email palsu ke sahabatku sendiri?!"

"T-Tunggu, tapi," Taehyung menyadari sesuatu, "Cuma kamu sama Ryujin di perpus waktu itu?"

"Kayaknya sih iya, perpusnya sunyi banget pas itu, bahkan bapak-bapak yang biasa jaga perpus nggak ada."

Taehyung mengernyitkan dahi, "Dan kamu ninggalin tasmu?"

Rosé mendongak, mengingat-ingat, "Iya, tapi pas aku balik lagi, tasku masih di tempatnya."

"Kamu ceroboh banget!" ucap Jimin, "Kalau ada barang berhargamu yang hilang gimana."

"Ah, nggak apa-apa, aku cuma bawa dua buku, kartu pelajar, sama satu bolpen. Hemat, nggak ada yang spesial."

"Tunggu, kartu pelajarmu..."

"Ya? Kartu pelajarku kenapa?"

Taehyung dan Jimin saling memandang. Kesadaran tiba-tiba datang.

"Maaf udah nuduh kamu, Rosé," Taehyung meraih tangan sahabatnya, "Kita harus pergi sekarang."

"Eh, iya, mau ke mana?"

"Ryujin, kita butuh sedikit penjelasan."

Setelah mereka berpisah, Taehyung dan Jimin bergegas menuju tempat parkir.

Ryujin dan gengnya biasa nongkrong di sana sepulang sekolah, Taehyung sering lihat mereka godain kakel-kakel yang mau balik.

Tidak lebih dari lima menit berjalan kaki, mereka tiba di tempat parkir yang sudah hampir kosong. Seperti yang mereka pikirkan, ada sekelompok gadis duduk di bangku dekat pintu masuk ke tempat parkir.

Ryujin, dengan rambut merah jambunya yang bersinar terpapar matahari terbenam, menatap dengan ngeri saat melihat Taehyung.

"Oh, halo," Dia menyapa kedua siswa yang datang, "Mau pulang, ya? Maaf, tadi sepedanya aku geser dikit biar mobilku bisa masuk."

"Nggak apa-apa," Taehyung tersenyum, "Bisa kita ngomong bentar? Di sana, mungkin?" Dia menunjuk ke sebuah bangku dekat pohon mangga, beberapa meter dari tempat parkir.

"Mmm? Ngomong apaan?" Ryujin bertanya.

"Tentang pensi," jawaban Taehyung membuat Ryujin sedikit pucat, "Sebagai sama-sama peserta, aku pengen diskusiin sesuatu sama kamu. Yuk."

Ryujin menghela napas, "Oke..."

Mereka berdua meninggalkan tempat itu dan tiba di tempat yang telah disebutkan oleh Taehyung.

"Mau ngomong tentang apa? Kalau mau kolaborasi, aku sama si Beom nggak bisa," Ryujin berbicara terlebih dahulu. Dia melipat tangannya di depan dada sambil menatap nyalang pada Taehyung.

"Apa kamu ngambil IDnya Rosé dan make itu buat ngirim email palsu ke Lisa, pake namanya Momo?" Taehyung dengan lembut bertanya, "Jujur aja. Aku cuma pengen tahu."

Mendengar itu, wajah Ryujin menjadi kusut. Air mata mulai mengalir di pipinya, "Iya," katanya sambil menyeka air mata, "Aku yang ngelakuin itu."

Taehyung menghela napas dan menepuk pundak si gadis, "Boleh aku tahu kenapa?"

"Aku takut," Ryujin melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada yang mendengarkan, "Ini semua gegara Taehyun."

"Taehyun? Taehyun siapa?"

"Itu loh, Taehyun, pacarnya Beomgyu," ulang Ryujin sambil membuang muka, "Aku suka dia. Aku ngelakuin ini karena dia. Tapi dia tuh nggak peka dan malah jadian sama Beomgyu. Pengorbananku sia-sia kan."

"Terus? Emang kamu korban apa?"

Mendengar pertanyaan itu, Ryujin mendengus kesal dan cemberut, "Ada yang ngancam aku, pokoknya aku harus eliminasi Jungkook sama Lisa, tapi pas aku ada kesempatan buat nyingkirin Lisa, aku takut, makanya aku pakai namanya Momo, maafin..."

Jadi gitu. Lagi-lagi Taehyung menghela napas. Tangannya tidak bisa sabar untuk mengelus kepala Ryujin perlahan-lahan sambil agak membungkuk, menyamakan tingginya dengan si gadis, "Aku tahu gimana perasaanmu, aku udah pernah ngalamin apa yang terjadi sama kamu, Ryujin."

"Masa?" Ryujin tambah cemberut, "Boong, bilang aja buat ngehibur aku biar nggak nangis."

Taehyung balas cemberut, "Nggak boong! Sumpah, kalau aku boong aku kepleset terus masuk selokan deh."

Dengan begitu, Ryujin tersenyum. Wajahnya tidak muram lagi sekarang.

"Udah enakan?" tanya Taehyung untuk memastikan. Ryujin mengangguk sebagai jawaban, "Maaf. Aku bakal bilang ke Lisa sekarang."

"Oh, oke," Taehyung membuang napas lega, "Tapi kalau kamu ada masalah kayak gini lagi, jangan dipendam sendiri, minta bantuan temenmu, oke? Siapa pun, ngomong aja, jangan kek aku dulu."

Ryujin diam sejenak, melihat Taehyung dengan heran, "Emang dulu kenapa? Patah hati juga?"

Taehyung berkedip dua kali, lalu tertawa garing, "Ahahaha, lebih dari itu, tapi udah nggak apa-apa kok, udah lama."

Ryujin mengeluarkan suara 'O', lalu pamit untuk pergi menyelesaikan masalahnya dengan Lisa. Ketika temannya menanyakan ada apa, Ryujin malah membentak mereka dan pergi sendiri. Taehyung dan Jimin hanya menggelengkan kepala.

Setidaknya, masalah ini segera terselesaikan.







Hai.

Akhirnya saya kembali ke peradaban.

Hehe udah gantungin berapa lama ni hehe.

Ternyata masih ada yang nungguin.

Maap ya.

ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang