Chapter 8

4K 454 14
                                    

"HAH? JADI SI KOOKIE IMUT ITU, TENRYATA LO?!" sembur Taehyung pas di muka Jungkook.

"IYE LAH," Jungkook bales nyembur.

Si alien kini merasa canggung berhadapan dengan si kelinci. "Lah, kok beda? Gue tau lo juga dah puber, tapi..."

"Soal Kookie udah nggak imut lagi, jelas dong, kan hormon puber Kookie S+++, Kookie jadi manly deh."

"Dan juga," Jungkook menambahkan, "Salah satu faktor yang jadiin Kookie yang sekarang, ya motivasi buat ngejar hyung."

Wadepak?

Taehyung membenarkan posisi kacamata, bingung dengan pernyataan Jungkook.

Memang sih, setelah lulus taman kanak-kanak, keluarga Kim pindah ke kota lain.

Pada saat itu pula, Taehyung berpisah dengan Kookie manis yang beberapa menit lalu hanya ia ingat gigi kelincinya.

Kookie kecil yang dulu malu-malu mengajaknya bermain telah terlupakan. Taehyung memiliki banyak sekali teman di sekolah barunya.

Karisma dan pesonanya membuat semua orang mendekat.

Taehyung mengerti sekarang.

"Jadi, lu ngejar-ngejar gue cuma karena tampang gue?" tanya Taehyung, membuang muka.

"Gue kira, lu, beneran suka sama gue. Ternyata perasaan gue aja."

Jungkook terkejut.

"Kookie nggak pernah berpikir kek gitu, hyung! Kookie beneran suka sama hyung!"

Namun Taehyung tetap diam.

"Hyung," panggil Jungkook, ia menggerakkan tangannya untuk menggenggam tangan Taehyung.

Taehyung tidak menarik tangannya. Ini satu-satunya kesempatan Jungkook!

"Hyung, hadap sini dong, Kookie mau bicara serius nih."

"Bodo." Taehyung menyelipkan tangannya, namun Jungkook segera menggenggam lebih erat.

"Hyung, masa gitu aja marah. Kan Kookie nggak bermaksud begitu."

"..."

"Hyung manis deh kalau ngambek, bibirnya pengen Kookie cipok~"

"LU PERNAH DICIPOK PAKAI SEPATU KAGAK?!"

Tuh, kan, kalau digodain pasti responnya kilat. Jungkook harus rajin menyiapkan gombalan mulai dari sekarang buat jaga-jaga.

"Belum pernah, hyung, tapi setelah Kookie bicara yang sebenernya, hyung boleh cipok Kookie semau hati hyung."

"Ogah, ga peduli gue. Singkirin tangan lu!" pekik Taehyung sambil menarik tangannya dengan cepat.

Jungkook membuang napas dan menggaruk kepalanya.

Sepertinya dia harus menunggu sampai mood Taehyung ceria lagi.

Sementara itu, napas Yoongi dan Namjoon terengah-engah setelah berlari melewati halaman sekolah yang sangat luas ke ruang kesenian yang letaknya di pojok.

Sesampainya di sana, mereka melihat dari kaca jendela.

"Mereka cuma duduk-duduk doang? Gimana sih, Jungkook, kesempatan emas, lho." Yoongi mengoceh sambil melompat-lompat untuk melihat ke dalam.

"Kan udah aku bilang, mereka itu anak baik," ujar Namjoon. Ia berusaha membuka pintu, "Anak baik, pintar, dan rajin, btw ini pintu ngajak berantem dah."

"Maka dari itu gue minta bantuan lu, Joon." Yoongi memutar matanya.

Menyadari kedatangan kedua pahlawan, Taehyung dan Jungkook segera berdiri dan menghampiri ke depan pintu.

"JOONIE-HYUNG, TOLONG TAE! TAE DAH JAMURAN DI SINI!" teriak Taehyung.

"HAH?!" teriak Namjoon karena ia tidak bisa mendengar Taehyung dengan jelas.

"TAE PENGEN KELUAR, HYUNGGGG!"

"HAH?! HAAAAAHHH?!"

"Bacot dah kalian, buruan buka aja pintunya!" sahut Yoongi.

"Iye, hyung, semua itu butuh proses."

Namjoon menggerak-gerakkan kenop pintu yang sudah usang itu.

Klek, klek, Namjoon ga sabar lagi dan patahlah si kenop.

Namjoon mendorong pintu dengan jari kelingking dan pintu itu terbuka dengan mudah.

"AKHIRNYA! UDARA SEGAR!" Jungkook berlari keluar dan menghirup udara dengan dramatis.

Taehyung ikut keluar, "Iyelah, di dalem bau keringet lu."

"Keringet?" Yoongi kepo, "Di dalem kan ada AC, jangan bilang kalian abis-"

"HUSH! HUSH! HUSH! DIEM!" Namjoon segera membungkam mulut Yoongi. "Daripada curiga terus, mending Yoongi-hyung bantuin aku beres-beres deh."

"Oiya. Jungkook, tadi ada yang nyariin kamu di depan. Kasihan, nungguin dari tadi, hyung kira kamu seleksinya bakal cepet, jadi hyung bilang suruh nunggu."

"Siapa?"

"Nggak tahu, cewek pokoknya. Dandannya alay sih, jadi hyung ga betah bicara lama sama dia," jelas Namjoon.

"Oke, makasih, hyung."

Namjoon menyapa selamat berjumpa lagi untuk Jungkook, kemudian menyeret Yoongi menjauh.

"Haaaahhhhh..." Jungkook membuang napas panjang. Dia lagi, dia lagi. Jungkook sudah muak dengannya. Jangan bilang dia mau jemput Jungkook lagi. Hmm, Jungkook harus cari alasan.

Eh, kan ada Taehyung.

Jungkook menoleh ke arah Taehyung yang ternyata sudah berjalan jauh.

Ia segera berlari mengejarnya.

"HYUNG! HYUNG, TUNGGU!" panggil Jungkook dengan lantang.

Taehyung menarik napas kesal sambil memutar matanya. Apaan lagi nih bocah.

"HYUUUUNGGGG!"

"GUE PAKAI KACAMATA, GUE GA DENGER!"

"Apa hubungannya?!" Tanya Jungkook ketika sudah berada di belakang Taehyung. Ia mulai berjalan di dekatnya.

"Hubungannya," Taehyung berhenti berjalan dan berbalik menghadap Jungkook, "Bagaikan hubungan gue sama lo!" Taehyung memberanikan diri untuk menatap mata Jungkook yang lebih tinggi darinya, "Kagak usah ngurusin hidup gue! Gue ga mau ketemu lo lagi!"

Dengan itu, Taehyung berbalik dan berlari kecil meninggalkan Jungkook.

ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang