Chapter 28

1.8K 221 3
                                    

Jarum jam arloji di pergelangan tangan kanannya sudah sedikit melewati angka sembilan. Wanita berambut pendek berwarna hitam yang duduk di bangku teras salon rambut itu menggeliat tidak sabar.

"Gi! Temen lu mana sih! Katanya jam sembilan mau ke sini!" teriaknya marah.

Seorang laki-laki bertubuh ramping keluar dari dalam salon. Ia melihat kakak perempuannya itu dengan datar, "Sabar, lagi otw."

"Harusnya hari Minggu gue jalan-jalan sama temen," si wanita mendengus dan melipat tangannya di depan dada, "Malah ngurusin temen lu!"

Min Yoonji, kakak perempuan Yoongi, memang tidak sabaran. Galak banget, apalagi ketika Yoongi meminta dia untuk membuka salon sebentar pada hari Minggu kemarin siang, Yoonji marah besar.

Walaupun begitu, dia menyayangi adiknya. Si Yoongi jarang bicara padanya, maka dari itu ia langsung mengiyakan saja permintaanya. Lagipula pelanggannya hari ini hanya dua orang saja.

Pada hari Sabtu kemarin, Taehyung menghubungi Yoongi. Ia meminta bantuan kakaknya untuk memberikan penampilan baru bagi Taehyung dan Momo yang cupu dan tidak terkenal.

Awalnya Yoongi menolak, tapi setelah mendengar tawaran Taehyung untuk mengikutsertakan Jimin, cowok dingin itu langsung luluh.

Jimin diskors untuk beberapa hari karena melanggar peraturan sekolah yaitu berkelahi dengan siswa lain.

Kala itu Yoongi berusaha membela Jimin. Ia menjelaskan bahwa perkelahian yang terjadi sudah di luar jam sekolah, mengingat siswa pulang awal hari itu. Namun, siswa lain yang dihabisi Jimin beberapa ada yang masuk ke rumah sakit, sehingga pihak sekolah terpaksa turun tangan. Walaupun hukumannya tidak berat, akan tetapi tetap mencoreng nama baik beberapa pihak.

Seperti orang tua Jimin sendiri. Mereka tidak membiarkan Jimin bertindak semaunya. Mereka melarang putra mereka untuk keluar rumah.

Tentu saja Yoongi juga kena ampasnya. Ia tidak bisa bertemu dengan Jimin, dan satu-satunya kesempatan yang ia punya adalah ini. Meskipun hanya sebentar, tapi bertemu langsung dengan Jimin akan mengobati rindunya.

Iya, rindu dan khawatir sudah mengalahkan ego Yoongi yang terlampau tinggi. Ia ikut menunggu di salon, dengan sabar mendengarkan omelan kakaknya demi Jimin.

Yoongi duduk di samping sang kakak dan memandang jalan raya yang ramai.

"Emang temen lu sebegitu cupunya? Sampai harus dandan di salon?" tanya Yoonji untuk mengurai suasana canggung. Aneh rasanya ketika Yoongi memaksa ikut ke salonnya. Bahkan sebelumnya saja dia tidak pernah mau menginjakkan kaki di sini.

"Nggak sih. Mereka sebenernya cantik, tapi cuma kurang menarik aja," jawab Yoongi, "Masih kalah sama calon yang lain."

Yoonji melihat adiknya itu dengan bingung, bukannya yang satu cowok? Kemudian ia memilih untuk menanyakan hal lain, "Emang kalau pengen menang harus menarik? Apa hubungannya sama pensi kalau gitu? Bukannya harus bernilai seni?"

"Beda. Pensi itu sendiri, kalau ini kompetisi raja dan ratu. Pesertanya itu otomatis udah menang pensi soalnya udah lolos audisi, tapi masih bersaing soal popularitas. Mereka diuji nggak cuma bakatnya, tapi juga keterampilan sama interaksi antarsiswa. Jadi istilahnya terbaik dari yang terbaik gitu."

Yoongi mengakhiri teorinya dengan embusan napas panjang. Sudah lama sekali sejak terakhir kali ia menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar.

"Hmm," gumam kakaknya, "Anak zaman sekarang, ada-ada aja. Ribet amat."

Yoonji dan Yoongi tenggelam dalam keheningan lagi, menunggu si pelanggan yang lama sekali kedatangannya.

Sebuah mobil berhenti di depan salon dan menarik perhatian dua kakak beradik itu. Sepasang laki-laki dan seorang gadis keluar dari mobil dan berlari kecil menghampiri.

ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang