"Tae, sudah sejak kapan kamu pakai kacamata?" Tanya Hoseok, kakak kelas Taehyung dan Jimin yang baru pulang dari perlombaan dance di luar negeri.
Taehyung menghitung jarinya sambil nyomot roti tawarnya Jimin, "Kira-kira sih udah tiga mingguan, hyung."
"Oh," Hoseok ikut nyomot roti, "Pantesan pas hyung berangkat ke Amrik kamu belum pakai kacamata."
Jimin yang kesal rotinya dicomotin langsung meluk sebungkus roti yang tinggal 3 buah itu.
"Tiba-tiba Tae minus gitu, hyung. Kebanyakan main game sih, kamu!" Seru Jimin.
Taehyung menoleh ke sahabatnya itu, "Apaan sih! Suka-suka gue dong!"
"Yah tapi kan akibatnya semua asetmu diambil, makanya kamu berangkat pakai sepeda kan? Wkwkwk," jawab Jimin.
"Oh, jadi sepeda yang di pinggir parkiran itu punyamu toh." Hoseok nginget-inget bentuk sepedanya.
Taehyung hanya mengangguk sebagai jawaban, kini telah fokus mengambil alih sisa roti milik Jimin.
"Tae! Kamu dah makan berapa biji, coba!"
"Ya kan tinggal tiga, Jimin! Pas kan buat kita bertiga! Ga boleh pelit-pelit! Kalau Yoongi-hyung tau, mampus lo!"
Taehyung kedip-kedip ke Hoseok bermaksud ngasih kode.
Hoseok yang langsung mengerti, "Eh iya, Yoongi pernah bilang dia ga suka orang yang ga mau berbagi." Hoseok ikut-ikutan akting.
Jimin cemberut, lalu mengeluarkan rotinya. "Ya udah deh, nih, buat kalian dua. Tae, jangan lupa ganti."
"Lah? Kok ganti segala?"
"Aku baru makan tiga, Hoseok-hyung dua, sisanya KAMU yang makan! Ada 7 roti! Pokoknya ganti!"
"Hoseok-hyung nggak ganti."
"Kan sekalian buat hadiah atas kemenangan Hoseok-hyung di perlombaan, aku gratisin. Lah, kamu?"
Taehyung memutar matanya, "Iye, iye, besok gue ganti."
"Nah gitu, dong, telat bayar tambah bunga, ya <3"
Pas Taehyung dan Jimin diskusi masalah diskon, bel masuk bunyi.
Hoseok buru-buru pamit karena kelasnya ada di lantai tiga.
"Yuk, Tae, kita balik," ajak Jimin setelah berdiri.
Taehyung ngelap kacamatanya, "Duluan gih, gue mau ke km dulu."
"Oke, jangan lama-lama."
Jimin kembali ke kelas, sedangkan Taehyung berjalan menuju ke kamar mandi yang ada di belakang kantin.
Nah, loh, waktu dia masuk ada kakel yang lagi ngerokok.
"Eh, pas banget. Kim Taehyung, sini lo."
Menunduk, Taehyung berjalan mendekati sang kakel.
Buset dah, bau rokoknya nguyel di hidung Tae.
"Kok lo pakai kacamata?" Tanya si kakel yang ternyata dari deket cogan tapi kelihatan badboy dan Taehyung ga tau siapa namanya.
"Umm..." Taehyung lirik sana-sini.
Si kakel membuang dan menginjak rokoknya, kemudian mengambil kacamata bulat yang dipakai Taehyung.
Taehyung terkejut tetapi mempertahankan tundukan kepalanya.
"Perhatiin kakel lo yang tampan ini dong!" Cowok tinggi itu ngangkat wajahnya Tae dan mulai observasi.
Abis itu dia senyum, "Lo lebih cantik kalau ga pakai kacamata, tau nggak?"
Wajah Taehyung langsung pucat pasi.
Si kakel majuin kepalanya berniat mencium Taehyung dan Taehyung ga bisa ngehindar karena dagunya dipegangin.
Cup!
"RASAIN NOH KISS RASA POOP!" Teriak Jungkook masih memegangi sikat toilet.
Jungkook berdiri di depan Taehyung, sikat toilet siap di kedua tangan.
"Jeon Jungkook?! Lo-"
"Tenang saja, hyung! Kookie akan menjaga virginitas bibir seksi hyung dengan hidup Kookie! Biar Kookie bisa nyicipin secara fresh nanti!"
Si kakel segera ngusap mulutnya dan nunjuk-nunjuk Jungkook.
"LO! NGAJAK MATI?!"
"IYA TAPI LO YANG MATI DULUAN!"
Dan begitulah, terjadi peperangan sengit di kamar mandi di belakang kantin.
Peperangan antara Jungkook si pendekar sikat toilet melawan sang kakel.
Sebenernya Taehyung pengen pergi dari situ tapi kacamatanya masih di bawa si kakel.
Dan begitulah, Taehyung terjebak di medan perang antara pendekar Jungkook dan kakel yang menyekap kacamatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠ
Fanfiction[pending revisi] Ejek-ejekan mereka berawal dari kekalahan reputasi Taehyung terhadap Jungkook si murid baru. Si Tae kalah telak karena kacamata buluknya. Sang ortu menghukum Taehyung karena matanya rabun tiba-tiba, dan mereka menyita seluruh aset T...