Chapter 43

1.1K 110 0
                                    

Jennie heran melihat Taehyung hanya tidur seharian. Hanya melipat kedua tangan di atas meja dan menyembunyikan wajahnya. Sama sekali tidak ngemil, mabar, ataupun bertindak usil pada Jimin seperti biasanya.

Jimin sendiri juga merasa ganjil. Ada apa gerangan dengan temannya yang satu ini?

"Lu tidur ga sih?" Jisoo mewakili keheranan keduanya, "Heh, Tetik, kenapa lu?" Ia menepuk-nepuk pundak Taehyung dan membuat si pemuda menggelengkan kepala dan mengeluarkan suara nggak apa-apa dengan nada malas.

Jimin bertatapan dengan Jennie, sepertinya ia mengerti. Tadi pagi Taehyung terlambat lagi dan harus masuk kelas pada jam ke dua, kemudian ia langsung jatuh tersungkur di mejanya dan menceritakan bahwa ia tidak mempunyai kesempatan untuk tampil final kala pensi nanti.

Ketiganya sudah bilang bahwa itu tidak masalah, asalkan Taehyung dan Momo terus gigih dan bekerja keras, pasti bisa mencapai mahkota raja dan ratu yang sungguh didamba-dambakan itu.

Taehyung kemudian membuang napas dan tidur di mejanya. Ketika ada guru masuk pun, ia seperti tidak peduli. Hanya begitu terus sampai siang bolong begini, membuat ketiganya resah. Pasti ini bukan hanya sekadar pensi saja.

Mungkin saja Taehyung ada suatu masalah, tapi dia enggan menceritakannya. Jimin akan menanyakannya nanti jika ia bersedia, akan tetapi prioritasnya sekarang adalah mengembalikan mood baiknya Taehyung agar dia bisa ceria lagi. Gimana ya?

Jimin mengusulkan untuk mengajak Tae jalan-jalan ke taman hiburan yang baru saja dibuka di pinggir kota, dekat dengan sekolah dasarnya dan Taehyung dulu. Jisoo dan Jennie setuju, tapi Jisoo nggak bisa ikut gegara harus ngurusin tugas OSIS. Jimin yang punya ide tapi dia sendiri juga ga bisa soalnya mau nemenin eommanya beli baju baru.

"Tae, ikut, yuk," ajak Jimin.

Kepala Taehyung terangkat, kini wajah lelahnya terlihat, "Ke mana?"

"Taman hiburan, nyong," sahut Jisoo sambil menunjukkan GPS di hpnya, "Temenin Jennie nih, kasihan, mau ngedate tapi masih takut."

"Lah lu ngapain mau ngedate tapi belum percaya sama sananya," kata Taehyung dengan malas, "Lagian ntar gua jadi nyamuk lagi."

"Pleaseeeee!" Jennie mewek, "Gua beliin lu makan deh! Ada temennya dia juga kok, lu ga bakalan jadi nyamuk."

"Temennya cowo nggak?" tanya Taehyung, kini lebih sedikit antusias.

Jennie melihat ke atap dan memanyunkan bibirnya, "Keknya sih iya."

"Ganteng ga?" tanya Taehyung.

"Ya mana saya tahu, saya kan nggak tahu," Jennie mengangkat bahu.

"Jungkook lu kemanain, anjir," sahut Jisoo.

"Ga peduli."

"Ga boleh gitu, Tet, ntar kdrt," tambah Jisoo sambil cekikikan, tapi nggak digubris sama Taehyung. Akhirnya ketawanya berhenti, dia saling lirik sama Jennie dan Jimin, benar-benar canggung.

"Ya udah, Tae, pokoknya besok kamu bawa ganti baju, terus abis geladi kotor langsung ke sana, ya," ucap Jimin sambil mendekatkan kepalanya ke Taehyung, "Ya? Biar pas bisa lihat sunset, jangan lupa, jangan mager, jangan telat—"

"Iya, iya, Chim banyak omong," Taehyung menggerutu. Kemudian ia tidak merespon lagi setelah itu.

"Lampu? Cek, panggung? Cek," Namjoon bergumam sendiri. Ia berjalan-jalan menelusuri aula dengan membawa notebook yang sudah menjadi salah satu ciri khasnya. Hampir semua daftar geladi kotor yang akan dilaksanakan sudah tercentang, kecuali kehadiran beberapa kelas dan nama-nama tertentu.

ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang