Chapter 11

3.1K 374 4
                                    

"Eh, hyungku sayang," sapa Jungkook dengan pelan.

Taehyung langsung triggered.

Namun ia berhasil menahan amarahnya karena sapaan Jungkook tidak semenyebalkan biasanya.

"Kamu nggak apa-apa kan, Jungkook?" tanya Hoseok.

Jungkook seakan bangun dari mimpi, kembali menunjukkan wajah cerianya, "Maksud Hoseok-hyung gimana?" Jungkook mengajukan jempolnya, "Kookie baik-baik aja kok!"

Ia mengubah ekspresinya menjadi seduktif dan menjilat jempolnya, "Apalagi ada istri Kookie di sini," bisiknya mengarah ke Taehyung.

"...ಠ_ಠ 凸..." adalah respon Taehyung.

"Ya udah nih, Tae, kantongnya," ucap Hoseok.

"Itu kantong apa? Hyung mau ke mana?" tanya Jungkook sambil berjalan mendekat. Taehyung auto mengeluarkan senjata berupa terong dan timun.

"Hyung mau beli kado buat sepupu," jelas Hoseok, "Dan Taehyung nganterin hyung ke sini dan ke rumah. Gantinya hyung bawain kantong belanjanya dia."

Jungkook menyentuh dagunya, "Lah? Terus kalau Hoseok-hyung udah sampai rumah, yang bawain kantong belanjaan balik ke rumah siapa?" tanya Jungkook pada Taehyung.

Bagaikan bola basket, pertanyaan Jungkook mengenai kepala Taehyung dan Hoseok dengan sangat keras.

"Oiya, ya," Hoseok menggaruk kepalanya dan tertawa, "Gimana, Tae? Atau kita balik dulu ke rumah kamu terus ke rumah hyung?"

Taehyung menoleh marah ke Hoseok, "Ya nggak lah, hyung! Kelamaan!"

"Lah terus gimana dong? Masa hyung pulang pakai sepeda, terus kamu pulangnya jalan sambil bawa kantong gede kek gitu? Nggak lah."

"Gini aja," sahut Jungkook, "Biar Hoseok-hyung pulang pakai sepeda, dan hyungku sayang pulang sama Kookie. Kan Kookie bawa mobil."

Hoseok tersenyum riang, "Nah! Gitu aja, Tae! Hyung pinjem sepeda kamu, ntar malem hyung balikin! Oke? Oke!" Dengan begitu Hoseok langsung berlari masuk ke dalam mal.

"Eh! Eh, hyung, tunggu dulu!" panggil Taehyung namun percuma, Hoseok sudah bercampur dengan pelanggan mal.

"Hehehe," Tawa Jungkook membuat telinga Taehyung mendidih.

"Apa lo ketawa-tawa?!"

Jungkook tersenyum lebar, menunjukkan gigi kelincinya. "Ayo, hyung, Kookie anterin!"

Tanpa persetujuan Taehyung, Jungkook mengambil kedua kantong belanjaannya dan berjalan ke mobilnya.

"Eh! Balikin!" pekik Taehyung, meninggalkan sepedanya di parkiran.

Jungkook memasukkan kantong belanjaan besar itu di bagasi mobil, "Apaan sih, hyung? Kookie nggak nerima penolakan. Hehe."

"Aaaaahhh! Gue nggak mau dianter pulang sama lo!" teriak Taehyung sambil menarik lengan Jungkook, berusaha menghentikan Jungkook menutup bagasi.

Jungkook memutar matanya, "Hyung tahu nggak?" Ia memegang tangan Taehyung dan menatap kedua matanya.

Taehyung berhenti seakan membeku, terkejut dengan perilaku Jungkook.

"Kookie belum kasih tahu, ya, kalau nenek moyang Kookie itu singa, si raja hutan?"

Taehyung melotot, "Hah?!"

Jungkook tersenyum, "Di dalam tubuh Kookie mengalir darah singa, hyung. Maka dari itu, seberapa keras hyung akan menolak, Kookie akan tetap berusaha tanpa putus asa."

"M-maksud lo apaan sih?! Ng-nggak jelas banget!" Taehyung terbata-bata, bingung dengan pernyataan Jungkook. Kedua tangannya dipegang erat lagi.

Hmm, Jungkook ingin sekali memanfaatkan kesempatan ini. Uwaaa, wajah Taehyungnya yang sedang bingung sangat imut. Aduh, maju nggak ya? Maju? Nggak? Maju? Nggak? Ah, maju aja!

Menuruti instingnya, Jungkook memeluk Taehyung dan dengan cepat menyatukan bibir mereka.

"Mmhh—" Taehyung terkejut. Ia ingin berteriak, namun itu malah memberi Jungkook ruang untuk memperdalam ciumannya.

Taehyung menutup rapat kedua matanya sambil menarik-narik baju di dada Jungkook. "Mmmghh! Mmmhhh!" Ia mengaduh lagi.

Jungkook tetap bertahan, semakin memeluknya erat. Menikmati setiap detik yang ia habiskan menyatu dengan Taehyung.

"Ngghh!" Taehyung terus meronta di dalam cengkeraman lembut Jungkook.

"Haahhh," Jungkook melepas ciumannya, "Ternyata perjuangan Kookie jadi pendekar sikat toilet nggak sia-sia, hyung."

Ia memajukan kepalanya lagi dan mencium Taehyung yang masih dalam keadaan linglung. Kali ini secara perlahan dan lebih halus. Jungkook mengelus leher Taehyung, sedangkan tangan lainnya berada di pinggang Taehyung, menjaga agar ia tidak menjauh.

"Ahh, Jung, Jungkook...!" Taehyung merintih di antara ciuman Jungkook yang luar biasa efeknya pada tubuhnya. Entah kenapa tenaga di kedua kakinya mulai hanyut, ia merasa tidak kuat berdiri lagi.

"Hmm?" Jungkook mengakhiri ciumannya dengan tersenyum, "Hyung udah nggak kuat lagi?" bisiknya di telinga Taehyung yang lantas membuat Taehyung merinding.

Mengerti keadaan pasangannya, Jungkook mengangkat Taehyung dan mendudukkannya di kursi penumpang depan. Taehyung diam saja ketika pintu mobil di sampingnya tertutup perlahan. Setelah Jungkook masuk di kursi pengemudi, ia baru sadar dengan apa yang baru saja terjadi.

Taehyung menoleh ke arah Jungkook dan mulai melotot, "Lo—" akan tetapi segera dibiarkan oleh Jungkook yang mengecup bibirnya lagi.

Taehyung menutup matanya lagi secara refleks, tapi kedua tangannya mendorong Jungkook menjauh.

"Hehehe," Jungkook tertawa pelan, "Enak, hyung. Makasih udah boleh nyicip."

"AHHHHHHH! GUE BENCI! GUE BENCI SAMA LOOOO!!!"

ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang