Chapter 38

1.3K 129 0
                                    

Taehyung mengetuk tas saksofon yang berada di pangkuannya berkali-kali. Hal itu berarti ia sedang menghafal ketukan musik yang tepat sekaligus mengurangi rasa gelisah, takut terserang demam panggung.

Seleksi hari ini akan menentukan penampilan terakhir untuk pensi, yang paling meriah, paling mewah, dan paling uwu seperti kata Jisoo beberapa waktu yang lalu.

Tentunya ia tidak boleh melewatkan kesempatan ini, karena secara tidak langsung ia dan Momo akan menjadi pusat perhatian oleh seluruh hadirin dan mendapatkan lebih banyak suara. Dengan kata lain, penampilan final ini adalah jalan pintasnya untuk menjadi raja pensi.

Walaupun begitu, salah satu penghambat terbesarnya adalah pasangan nomor urut tiga, yaitu Jungkook dan Lisa. Anjir baru aja beberapa hari resmi, mereka udah dapet vote banyak aja, Tae kan sedih. Padahal belum apa-apa lagi, hmm gimana caranya ia dan Momo bisa membangun fanbase yang lebih besar dari mereka.

"Maaf aku telat!"

Suara unyu punya Momo kedengeran dari jauh. Gadis berkacamata itu berlari kecil dari luar aula untuk menghampiri Taehyung.

"Udah hafal aku tuh sama kebiasaan 'telat'mu, Mo, jadi iya, ga apa, aku maafin," ujar Taehyung sambil bergeser sedikit dari bangkunya untuk menyisihkan tempat untuk Momo.

Si gadis yang tersipu langsung duduk di sampingnya, bersembunyi dari pandangan orang-orang. Tali dari tudung hoodie merah hati yang ia kenakan ditarik sampai kelihatan hidungnya saja.

"Napa sih, Mo?" Taehyung menarik paksa tudung itu sampai-sampai rambut Momo berantakan ke mana-mana.

"Takut," ujar si gadis, "Ntar dilihatin banyak orang, takut."

"Nggak usah takut, yang ngelihatin dikit doang," Taehyung tersenyum dan menggenggam tangan rekannya, "Aku juga masih belajar buat berani, jangan takut, oke?"

Setelah mendapat anggukan dari Momo, Taehyung kembali pada kegiatannya mengetuk. Haduh, sebenernya bukan Momo doang yang takut, dia juga. Udah dari tadi anak OSIS pada teriak-teriak lagi, bikin gugup.

Mereka ngeributin apa sih? Keknya peserta udah pada dateng semua, Momo yang biasanya terakhir juga udah dateng. Nunggu apa?

"Bapak Namjooooooooooonnnn!" Suara Jisoo yang ia kenal terdengar dari luar aula, "Ini Lisa off terus, pak, gimana nih?!"

Namjoon, yang posisinya lagi di atas panggung dan ngebicarain sesuatu sama anak OSIS lain, langsung turun dan ngedeketin Jisoo, "Nggak ada kabar lain dari dia? Temennya mungkin?"

"Nggak ada, bapake, temennya satu geng juga nggak ada yang on," Jisoo memutar mata, "Kalau dia nggak hadir gimana dong, pak?"

"Yaa, kalau ada satu yang nggak hadir, berarti nggak bisa ikut seleksi," jawab Namjoon sambil mengangkat kedua bahu.

Tiba-tiba, suara teriakan yang keras terdengar dari ujung aula. Ternyata si Jungkook, yang baru aja masuk dari pintu belakang, jatuhin plastik yang lagi dia bawa. Mulutnya mangap lebar, ngeluarin suara "LAAAAAAAHHHHHH?!!!"

"Kenapa, dek?" tanya salah satu anak OSIS yang lagi nyiapin lampu di deketnya Jungkook.

"Lah, masa Lisa nggak hadir? Ini udah kubawain sampur padahal!" Dia mulai mengomel, "Ga tahu diri! Dibela-belain nyari sampur sampe malem baru dapet juga!"

Niatnya sih, dia sama Lisa mau nari tradisonal biar nggak sama kek yang lain. Mereka udah latihan sejak lama, tapi cuma pakai selendang biasa. Seleksi ini kan sama aja kek percobaan buat tampil, katanya Lisa mending mereka mulai pake sampur biar bagus.

Jungkook nawarin bawain sampur karena dulu Somin pernah ikut sanggar nari tradisonal. Keknya dia punya sampur beberapa di rumah, tapi pas ditanyain ternyata sampurnya ga tau disimpen di mana.

Alhasil Jungkook nyariin sampai larut, geledah lemari sama kardus-kardus di gudang, soalnya seinget Somin sampurnya udah nggak kepake jadi ditaruh di sana. Jam setengah sebelas malem baru ketemu tuh sampur sialan, masih bagus sih, warnanya merah sama putih.

Meskipun udah ngantuk berat, tapi Jungkook masih sempat buat ngechat Lisa kalau udah ada sampurnya. Namun sampai sekarang nggak dibales, dari kemarin Jumat pulang sekolah Lisa offline. Sialan emang.

"Ya ditunggu dulu aja, mungkin telat dia," ujar Hoseok yang duduk di samping Rosé

"Kamu ketemu sama dia nggak dari kemarin?" tanya Jisoo pada Rosé.

Si gadis mengangkat bahu, "Nggak tuh, tadi pas aku lewat rumahnya nggak ada orang, pergi keknya."

"Hah? Pergi?" Jungkook cemberut kesal, "Masa dia nggak tahu seleksinya hari ini! Gimana sih dia, malah pergi!" Ia duduk di samping Soobin dan Beomgyu dan mengeluarkan hpnya untuk menghubungi si Lisa.

Sementara itu, Namjoon naik ke atas panggung dan menggunakan mic, "Baik, semuanya, seleksi buat final pensi bakal segera dimulai. Selagi kita nunggu Lisa, lebih baik kita persilakan pasangan nomor urut satu buat tampil dulu."

Soobin, Yeji, dan teman sekelas mereka langsung bangkit dari duduknya. Mereka berjalan bersama ke atas panggung dengan penuh percaya diri.

Musik klasik mulai terdengar, dan pertunjukkan drama yang ditampilkan oleh kelas pasangan nomor urut satu dimulai. Soobin berperan sebagai Romeo, dan tentu saja Yeji sebagai Julietnya. Suara mereka lantang, berakting secara natural, dan mampu menyihir penonton untuk menikmati penampilan mereka.

Tidak terasa, drama pun usai. Momo geregetan karena pertunjukkannya keburu selesai dan dia belum puas. Kurang katanya, terlalu bagus jadi sayang kalau udah selesai.

Selanjutnya adalah pasangan nomor urut dua, yaitu Hoseok dan Rosé.

Yang pertama tampil adalah Rosé dengan puisinya yang dicampur dikit sama bahasa Inggris. Menceritakan tentang kisah sehari-harinya di luar negeri, lalu pindah ke sini, dan memiliki teman baru. Hmm, agak mirip kek Taehyung.

Setelah itu, disusul oleh penampilan dari tim dancenya Hoseok. Gerakannya Hoseok emang legendaris, Taehyung juga bingung kok orang bisa ngedance sebagus itu, mulus lah bisa dibilang. Tanpa kekurangan apa pun, Rosé dan Hoseok turun dari panggung dengan senyum kebanggan.

Yang tampil berikutnya adalah pasangan nomor urut empat karena Lisa tak kunjung hadir, Jungkook udah jamuran di sana.

Beomgyu dan Ryujin menampilkan duet, menyanyikan lagu romantis bersama. Anak-anak OSIS langsung pada lembek, ikutan nyanyi karena baper. Momo, Yeji, sama Hoseok juga ikutan.

Setelah tiga lagu, pasangan itu turun dari panggung, lalu nama Taehyung dan Momo dipanggil.

Taehyung mengambil napas dalam-dalam dan mengembuskannya dengan tenang. Ia menggandeng Momo yang gemetaran ke atas panggung, memperoleh sorakan dari anak-anak lain.

"Uwuuuuu bebebku mau tampil, semangat zeyeng!" seru Jisoo setelah mencuri mic dari tangan Namjoon, auto kena jitak.

Momo menunggu di samping panggung, sedangkan Taehyung berada di tengah sambil membawa saksofonnya. Jantungnya berdetak sangat kencang, tentu saja, semua pandangan orang ke arahnya.

Perlahan, ia meletakkan saksofon pada posisi, lalu mulai meniup, dan dengan tiba-tiba melantunkan nada yang tinggi hingga mengejutkan semua penonton. Ia mencondongkan tubuhnya ke belakang dan mengangkat sebelah kaki, biar kelihatan dramatis.

Sukses tuh, semuanya pada tepuk tangan dan sorak-sorai. Lanjut aja Taehyung sama lagunya, jalan-jalan kesana-kemari sambil gaya-gaya.

Tiba pada akhirnya, ia menepi ke pinggir untuk giliran Momo tampil. Mengejutkannya, gadis yang tadi bahkan nggak berani naik panggung sendiri udah jadi kuat dan savage.

Taehyung melongo ngelihat dancenya Momo yang gesit banget. Penonton pada ikut tepuk tangan sesuai ketukan musik yang ceria, beberapa ada yang ngangkat hp buat ngerekam. Sepertinya perubahan Momo disambut meriah.

Dan hari itu berakhir sukses untuk Taehyung dan Momo, karena OSIS memutuskan untuk memberi mereka kesempatan tampil pada final pensi nanti.

ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang