Chapter 15

2.8K 304 9
                                    

Jimin berjalan pelan di belakang Taehyung, memegangi kedua bahunya.

Bel yang menandai waktu istirahat selesai belum berdering, sehingga area kantin masih ramai dengan para siswa.

Bagai singa lapar yang baru keluar dari kandang, murid laki-laki dan perempuan sama-sama ribut dan saling dorong ketika memilih makan siang mereka.

Hal itu mengakibatkan Jimin bersembunyi di antara Taehyung yang memimpin di depannya dan Seokjin di belakangnya yang masih menengok sana-sini mencari jajan yang enak.

Dua orang siswa laki-laki terlihat berebut suatu makanan dengan jenaka ketika trio kwek-kwek berjalan di samping mereka, salah satunya hampir saja menyikut Seokjin.

"Heh, jalan pakai mata!" bentak siswa itu pada Seokjin.

Seokjin balas membentak, "Jalan pakai kaki lah, bunglon ijo! Ngapain juga kalian rebutan, dasar rakyat jelata!"

Seokjin dan si laki-laki saling menatap tajam, mereka mulai menarik perhatian para siswa di sekeliling mereka.

Mencium bau-bau cekcok, Jimin yang dari sananya mencintai kedamaian segera menarik tangan Seokjin untuk mundur.

"Udah, hyung," bisiknya, "Kita pergi aja, yuk."

Seokjin mendengar suara manis Jimin, kemudian menuruti permintaannya. Ia tetap mengingat wajah si siswa itu sih, biar bisa dilaporin sama Papih Joon.

"Yodah, yuk, lewat depan aja. Di sini banyak orang misqueen," ujar Seokjin sambil menggandeng kedua anaknya keluar dari area kantin.

Seperti yang ia katakan, berjalan memutar melewati lorong di tengah sekolah memang menempuh jarak yang lebih jauh, tetapi hampir tidak ada siswa di sana.

Namun ada seseorang yang berdiri di lorong panjang tersebut. Seorang siswa perempuan. Ia memiliki rambut hitam yang panjang, sedang berdiri menghadap dinding.

Seokjin berhenti melangkah, "Itu, itu manusia kan? Bukan hantu kan?" bisiknya sambil berjalan mundur.

Jimin merinding, "K-kata Yoongi-hyung, dia pernah denger rumor kalau ada hantu siswa perempuan yang gentayangan di sekolah ini. Jangan-jangan...?"

Ia ikut berjalan mundur, kini Jimin dan Seokjin berdiri di belakang Taehyung dengan kaki bergetar, pandangan masih terkunci pada sosok wanita yang tidak bergerak itu.

Taehyung memutar matanya dan mengayunkan tangannya santai, "Halah, Yoongi-hyung kok dipercaya."

Ia mengabaikan penolakan Jimin dan Seokjin untuk maju dan menghampiri perempuan itu.

"Cewek," rayu Taehyung dengan suara rendah. Maap ye, suara Taehyung memang menggoda (kecuali kalau dia lagi ngamuk ato digodain).

Si gadis tidak merespon, sehingga Taehyung harus berjalan lebih dekat lagi dan mengamati wajahnya.

"Momo?" panggil Taehyung. Ia mengenali si gadis yang sedang melamun itu.

Namanya Momo, seorang siswa pindahan dari Jepang. Ia lebih dulu menjadi siswa di sekolah ini, kira-kira dua minggu sebelum Jungkook.

Sebuah kacamata menghias wajahnya yang murung. Taehyung jarang sekali bertemu dengan Momo, sepertinya ia tidak pernah keluar dari kelas.

Dulu ketika Momo datang, semua orang penasaran gadis seperti apakah dia. Semua orang menantikan kedatangannya, akan tetapi segera melupakannya setelah mengetahui Momo tidak semenarik Lisa.

Ya, Lisa, siswi paling populer. Ia adalah dambaan semua orang. Wajahnya cantik jelita, rendah hati, selalu ceria, dan menguasai berbagai bakat yang mengagumkan. Seluruh murid menghormati Lisa, secara tidak langsung menjadikannya sebagai 'ratu' di sekolah.

ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang