Setelah mengantarkan Jimin ke rumahnya, Taehyung segera kembali ke kediaman keluarga Kim.
Sepedanya ia letakkan di garasi, kemudian ia bergegas masuk ke dalam rumah.
"Eomma, appa, Tae pulang," Taehyung mengucap salam sambil melepas sepatunya.
"Selamat datang, Tae!" teriak eommanya dari arah dapur, "Cepat mandi! Abis itu bantu eomma belanja!"
"Hah?!" pekik Tae, "Nggak mau! Kenapa nggak sama appa aja?" Ia segera berlari ke kamarnya, berusaha menghindari tugas dari sang eomma.
"Appa pulang malem hari ini! Ayo, Tae, barangnya cuma sedikit, ntar eomma tambah uang jajanmu!"
Mendengar perkataan eomma, Taehyung kembali keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur. Eommanya sedang sibuk memasak seperti biasa.
"Tambah uang jajan?" tanya Taehyung tertarik. "Mana, ma, daftar belanjanya?"
"Itu, di meja makan. Dah sana, buruan."
"Hehehe," Taehyung mengambil selembar kertas beserta uang di atasnya dan berjalan ke kamarnya, "Siap, ma!"
Tasnya yang berat itu ia jatuhkan di dekat meja belajarnya. Lalu, ia masuk ke kamar mandi dan sepuluh menit kemudian keluar lagi dengan keadaan bersih mengkilap.
Taehyung memilih pakaiannya secara acak dan mengenakan jaket. Tidak lupa ia membawa daftar belanja dan uangnya.
"Eomma, Tae keluar dulu, ya!"
"Iya, hati-hati!"
Taehyung menutup pintu rumah dan mengayuh sepedanya lagi ke arah toko terdekat.
Sekali-sekali ia melihat kertas daftar belanjaannya. Ya, pada dasarnya hanya bahan makanan yang mungkin akan dimasak eommanya untuk sarapan.
Masih asyik membaca, tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang di samping sepedanya sampai-sampai kertas itu hampir terlepas dari genggamannya. Bisa berabe kalau kertasnya hilang dan dia harus balik lagi.
Kini lebih berhati-hati, Taehyung melotot ke arah mobil hitam yang sudah mulai menjauh di depannya.
"Mentang-mentang mobil lu bagus sedangkan gue cuma pakai sepeda gitu?! Gue sumpahin kena gampar tuh yang nyetir!"
Selesai memaki-maki mobil tadi, sampailah Taehyung di sebuah toserba. Ia memarkirkan sepedanya dan berjalan memasuki toserba tersebut.
Taehyung mengambil sebuah keranjang dan mulai berbelanja. Tidak lupa memperhatikan tanggal kedaluwarsa dan membandingkan harga yang paling murah seperti kata sang eomma.
Tiga puluh menit kemudian, Tae keluar dari toserba dengan membawa dua kantong belanjaan yang besar.
Ia memasukkan satu kantong ke dalam keranjang sepeda, sedangkan kantong satunya ia bingung bagaimana membawanya.
"Aduh, duh," keluh Taehyung ketika berusaha naik ke sepeda namun kantong belanjaan itu malah hampir jatuh.
"Eomma! Cobaan ini terlalu sulit untuk Tae, yaelah."
Taehyung memikirkan cara untuk membawa kantong tersebut. Kalau ditaruh di belakang, ntar takutnya jatuh. Kalau dia bawa sendiri, ntar takutnya waktu naik sepeda goyang-goyang kalau nyetir cuma satu tangan. Kalau ditaruh di atas kantong satunya di keranjang, terlalu tinggi. Ntar Tae ga bisa lihat jalan, terus kalau ada mobil kek tadi juga gimana dong? Pusing dah.
Dia tengok sana-sini, kali aja ada tali atau sesuatu biar kantongnya nggak jatuh kalau ditaruh di belakang.
Nah, ketika ia melihat ke seberang jalan, beruntung ada seseorang yang ia kenal di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʀɪᴠᴀʟ • ᴋᴏᴏᴋᴠ
Fanfiction[pending revisi] Ejek-ejekan mereka berawal dari kekalahan reputasi Taehyung terhadap Jungkook si murid baru. Si Tae kalah telak karena kacamata buluknya. Sang ortu menghukum Taehyung karena matanya rabun tiba-tiba, dan mereka menyita seluruh aset T...