" Dekat ribut, jauh rindu. Lama-lama jadi candu, ingin bertemu."
*
*
*
*
*Sudah 2 minggu Alexa sekolah di SMA ini, Dua minggu pula ia selalu sebal saat berada di sekolah, dan dua minggu ini tidak ada perubahan, seperti biasa, Alex selalu mengganggu nya.
Pagi-pagi semua siswa kelas 10 sudah berkumpul di GSG (Gedung Serba Guna) sekolah, termasuk Alexa dan ke-3 teman nya. semua sibuk dengan kesibukan nya masing-masing, ada yang bermain ponsel dan mempotret untuk mengabadikan moment, ada yang sibuk berbincang dan saling berkenalan.
Semantara itu Alexa hanya diam menunggu sampai kepala sekolah datang, lain hal nya dengan Alex dengan ke-3 teman nya yang sibuk berbincang dengan seru. Alex dan teman nya duduk di sisi kanan dari pintu masuk, mereka mengambil tempat yang cukup baik, tidak terlalu di depan dan tidak juga di belakang. Tepat di depan Alex adalah bangku Alexa dan teman nya.
"Lex, kira-kira kepsek mau ngumumin apa?" Tanya Raffian penasaran. Namun yang di tanya hanya mengangkat bahu nya tanda tidak tahu.
"Mana gue tahu, emang lo pikir gue anak kepsek!" Ujar nya.
"Yaelah nanya aja lex!" Jawab Raffian.
"Lagian lo jadi manusia gak sabaran amat kali!" Cibir Alex.
"Lha sejak kapan ya si Raffian jadi manusia?" Timpal Nikko.
"Secara dia kan setengah dari manusia!" Riffat mulai bersuara.
"Aduh pusing deh kalo tom and jerry udah akur ya kayak gini! suka banget ngeledek orang! awas ribut lagi entar kacauu segedung ini!" Cibir Raffian panjang lembar dengan muka datar.
"Udah udah lo pada kenapa sih ribut aja kerjaan nya!"
"Santai kali lex, Hidup jangan terlalu serius, dimainin sakit." Ujar Riffat.
"Yah kalo playboy kayak lo sih emang pantes di maenin!" Tawa ke-empat nya meledak, sampai mengganggu cewe-cewe yang berada tepat di depan bangku mereka.
"Bisa diem gak sih?!" Tanya Rania dengan nada sedikit membentak."Aduh buat yayang Nia sih abang bakal diem deh!" Gombal Nikko.
"Wah kalo PDKT jangan di sini dong abangg nikko yang ganteng kalo gak jelek!" Cibir Riffat yang geli mendengar kata-kata Nikko.
Nissa hanya menggeleng pelan melihat ke dua nya."Receh banget gombalan lo ko, bisa-bisa rania bakal berpaling." Cibir Raffian.
"Alah raf bilang aja kalo lo yang naksir!" Bela Nikko yang tidak terima dengan ucapan Raffian.
"Eh asal aja lo!"
"Oh iya kan lo bilang pas itu kalo lo naksir sama Rania ya? jangan macem-macem ko, ntar lo di bogem sama Raffian karna ngerebut gebetan nya." Ujar Alex yang membuat kebohongan agar suasana semakin memanas.
"Iya lex, ngeri gue. Pulang sekolah gue di begal karna deketin Rania kan gak lucu."
Alex dan Riffat tertawa mendengar ocehan dari Nikko, tetapi yang menjadi bahan perbincangan hanya diam dan memasang wajah sebal.
Setelah cukup lama menunggu kepala sekolah yang ngaret, akhirnya lelaki berjas itu memasuki GSG sekolah, ia berjalan menuju sumber suara untuk pengumumkan sesuatu.
Se isi gedung kini hening dan fokus menatap lelaki yang dikenal dengan Pak Rizal."Baik semua nya, bapak minta waktu nya sebentar. Bapak ingin mengumumkan bahwa Hari kamis akan di adakan kemah untuk siswa kelas 10. Bapak sudah mengkordinir masing-masing kelas akan mendapat kakak tingkat yang mengurus kelas kalian. Acara di laksanakan dari hari Kamis sampai Minggu sore. Selebihnya kakak tingkat kalian lah yang akan menjelaskan, Tunggu di kelas masing-masing."
Kepala sekola menjelaskan dengan panjang lebar.~
Se isi gedung ramai dengan komentar-komentar mengenai kemah yang akan diadakan 2 hari lagi.
kemudian satu per satu dari mereka meninggalkan gedung dan bergegas ke kelas nya masing-masing, menunggu kakak tingkat yang akan mengurus kelas nya.
Alex dan 3 teman nya sudah sampai di kelas lebih dulu, mereka membuat lingkaran seperti sedang berdiskusi.
Sementara Alexa hanya diam memperhatikan ke-3 teman nya yang sedang berbincang. Keadaan kelas menjadi hening ketika ada 2 lelaki dengan buku di tangan nya memasuki kelas.
"Salam kenal adik-adik saya sebagai senior kalian yang akan mengurus kegiatan Kemah di kelas ini." Ujar salah satu senior tersebut.
"Baik, dengarkan! Kalian perlu membawa....." Jelas senior tersebut dengan detail.
"Kak, boleh bawa ponsel gak?" Tanya salah satu murid di kelas.
"Boleh, tapi ketika acara ponsel harus di serahkan ke Kak Nabil." Ujar seorang yang menunjuk ke arah sebelah nya.
Nabil hanya tersenyum ke arah semua."Baik, kenalkan nama kakak Erik, dan yang di samping kakak nama nya kak Nabil, dia juga akan mengurus kalian selama acara kemah 2 hari lagi, sudah jelas?" Ujar Erik.
Se isi kelas kompak menjawab sudah.
Erik dan Nabil menjelaskan segala yang akan di lakukan selama acara, dan menjelaskan apa saja yang perlu di bawa oleh peserta. Setelah memakan waktu hampir 30 menit.
ke dua nya meninggalkan kelas karena materi yang di berikan sudah selesai. Seketika kelas ramai dengan serangan kata tentang kemah tersebut.
"Al, temenin gue beli jaket yok, jaket gue udah kecil." Ujar Nissa.
"Yaudah, kapan?"
"Hari ini ya? gue bawa duit nya kok."
Alexa hanya diam dan mengangguk mensetujui ucapan Nissa.
"Ran, gue sama Alexa mau ke Mall deket sini, beli jaket, pulang sekolah nanti." Nissa berniat mengajak Rania juga.
"Yaudah gue ikut, bil ikut kan?" Rania menoleh ke arah nabila dengan wajah bertanya.
"Oke" Jawab nabila sepakat.
Kelas masih ramai dengan perbincangan nya, semua masih membahas tema yang sama yaitu Kemah. Sebagian ada yang tidak peduli dan asik dengan ponsel nya, sebagian lagi ada yang menulis daftar untuk mereka bawa ke kemah 2 hari mendatang.
Alex dan ke-3 teman nya hanya asik dengan permainan di ponsel nya masing-masing. Mereka berencana untuk ke cafe siang ini, sedikit istirahat dan bersantai disana, setidaknya cafe tidak seramai kelas nya ini, kelas yang seperti pasar.
Namun Alex bersyukur bisa ada di kelas ini, selain ada Alexa, kelas IPS 2 di isi dengan murid-murid yang konyol dan siap bekerja sama dalam bentuk apapun, ya contoh nya mengerjakan Pr berjama'ah di sekolah, bahkan Alex merasa PR bukan lagi singkatan dari Pekerjaan Rumah, namun Pekerjaan Ramean (PR).
KAMU SEDANG MEMBACA
Alex Alexa [Completed]
Teen Fiction10 Tahun, waktu yang digunakan Alex untuk menjadikan Alexa sebagai temannya. Tapi takdir belum memberi celah, Alexa terus saja menghindar. Permainan waktu berperan keras dalam bersatunya pemuda usil dan gadis cuek ini. Mereka bersatu karena waktu...