"Materi tidak lebih penting dari keluarga bukan?"
*
*
*
*
*Motor Alexa meluncur membelah kemacetan jalan bersama Nissa, sedangkan di belakang ada Rania yang mengendarai motor nya bersama Nabila.
Pukul 13:00 adalah waktu yang sangat panas menurut Alexa, ia sedikit mengeluh dengan terik matahari, ditambah ia tidak mengenakan jaket seperti biasa, membuat kulit nya merasa panas.
Setelah beberapa menit menerobos jalanan yang cukup dipadati kendaraan, akhirnya motor Alexa sampai di sebuah Mall yang cukup terkenal di bandung. Ia segera memparkir motor nya dan berjalan ke dalam Mall untuk membeli barang yang Nissa inginkan.
"Nis,gue haus." Keluh Alexa.
"Lo ngode apa gimana nih."
"Gak pekaan banget sih lo." Cibir Alexa
yang dibalas senyum jahil nya Nissa."Nis, lo sebagai orang yang ngajak kita ke sini, jadi lo harus traktir dong." sahut Rania.
"Iya nis, ayolah gue juga haus, tapi kalo lo nawarin makan sih gue gak bakal nolak" Timpal Nabila.
"Yaelah punya temen pada kere banget sih pake acara minta traktir pula."
Setelah selesai memilih jaket yang ingin Nissa beli, ke-4 nya memasuki kafe yang ada di dalam Mall tersebut, segera mereka menduduki tempat yang kosong, tepat di meja paling ujung di dalam cafe tersebut.
"Lo pada mau pesen apa?" Tanya Nissa yang masih berdiri berniat ingin memesan makanan dan minuman untuk teman nya.
"Gue sih ikut aja deh."
"Gue ikut alur lah" sahut Alexa yang di ikuti anggukan Nabila tanda setuju.
"Giliran di tanya gak jawab, ntar gue beliin krupuk doang lorang mau?" Cibir Nissa.
"Ya gak gitu juga Nissa!!" Sahut Rania.
"Yaudah mana uang nya?" Nissa mengulurkan tangan nya seperti preman pasar yang sedang meminta paksa uang.
"Eh combro! katanya lo mau bayarin!" Ujar Alexa tidak terima.
"Iya nih dasar lo! PHP ya lo? wah cocok banget sama Riffat si playboy kayak nya." Timpal Rania.
"Aduh gue gak bawa uang nis, kata nya mau bayarin." Protes Nabila.
Ke-3 nya memasang wajah kesal pada teman nya yang sedang berdiri tepat di depan mereka. Sedangkan yang di tatap malah tertawa melihat wajah Alexa, Rania dan Nabila.
"Gue bercanda kali!! dasar cewe baperan!" Sahut Nissa seraya berlalu meninggalkan ke tiga teman nya untuk memesan makanan sekaligus minuman.
°°°
"Lo pada mau kemana?" Tanya Riffat.
"Gue mau ke kafe itu, gue biasa disana, Yok!" Ajak Raffian.
"Yaudah yok, gue juga mau wifi'an nih, ada film baru di chenel youtube favorit gue!" Ujar Nikko dengan jujur.
"Eh dasar cowo gak modal!" Kata Alex.
"Selagi ada yang gratis, kenapa nggak?"
Alex diam mendengar jawaban dari Nikko, ia bagaikan terkena skak di permainan catur. Ke-4 nya berjalan ke arah kafe yang di maksud Raffian.Setelah melihat cafe itu, ternyata dalam nya penuh, hanya ada 4 bangku tersisa namun harus bersama dengan 3 gadis yang sedang duduk.
"Gimana nih?"
"Ya coba aja kita bilang ke cewe-cewe itu, sapatau boleh gabung." Saran Raffian.
Tanpa menjawab ke empat nya berjalan menuju meja yang berada di ujung itu.
"Permisi, boleh gabung gak?" Sapa Alex dengan sopan.
Alexa , Nabila dan Rania sontan menoleh, melihat dari mana sumber suara tersebut.
Saat alexa menoleh, Alex sedikit terkejut karena melihat gadis ini berada di sini."Nggak!" Jawab Alexa judes.
"Bentar aja kok mu, gak lama."
"Berhenti manggil gue mumu. Nama gue Alexa." Cibir nya.
"Alexa, Alex, yah cocok deh." Sahut Riffat.
"Kata nya sih cinta emang berawal dari benci atau gak ya berantem terus kayak gini nih." Tambah Raffian.
"Eh ada ayang Nissa nih." Ujar Nikko yang sudah melihat Nissa datang.
"Lho kok ada kalian?"
"Kebetulan aja nis, boleh gabung?" Tanya Riffat.
"Gak ada tempat buat playboy." Cibir Rania.
"Sinis banget lo kayak orang PMS!"
"Udah-udah jangan ribut, duduk aja! tapi jangan ganggu kami!" Nissa memberi peringatan.
Alexa hanya bisa pasrah, harus berhadapan kembali dengan Alex.
Keadaan hening beberapa saat hingga Riffat kembali membuat kegaduhan."Alexa cantik makan nya yang banyak yaa biar kenyang." Goda Riffat.
"Mantap bang, lanjutkan." sahut Nikko.
"Receh!" Cibir alex
"Aduuh lupa gue kalo ada Alex, maaf ya lex hilaf." sahut Riffat dengan nada sok takut.
"Mampus dah lo Rif, pulang pulang di begal motor lo!" Cibir Nikko.
"Ya kalo si Riffat punya motor." Timpal Raffian yang di ikuti tawa semua yang ada di meja, termasuk Alexa.
Baru kali ini Alex melihat Alexa tertawa saat bersama nya, biasa nya Alexa hanya memasang wajah sebal, marah, kesal dan seperti benci jika dekat dengan Alex.
Tapi kali ini ia tertawa lepas begitu saja di depan Alex, ya menurut Alex ini perubahan pertama.Setelah cukup lama berbincang-bincang di cafe, pemuda-pemudi itu berniat untuk pulang, karena jam sudah menunjukan pukul 16:00, artinya sudah sore.
Dan tidak baik jika terlalu sore pulang ke rumah, itu lah yang alexa tahu dari bunda nya.
Alexa melanjukan motor nya, mengantar Nissa sampai ke depan rumah nya, kebetulan rumah Alexa dan Nissa satu arah sebab itu ia mengantar nissa, sementara Rania mengantar Nabila.
~~~
sepanjang jalan Alexa menikmati hembusan udara yang masih dapat ia hirup, ia bersyukur masih di beri kesempatan untuk bernafas hari ini, Alexa juga merasa sangat bersyukur dapat bertemu dengan ke-3 teman nya, tapi tidak bersyukur untuk soal ia bertemu kembali dengan Alex.
Menurut Alexa itu adalah hal paling membosankan."Bunda, Alexa mau kemah 2 hari lagi, bunda antar ya nanti? jam setengah 7 sudah harus di sekolah." Ujar Alexa pada sang Bunda.
"Gak bisa berangkat sendiri al? Bunda ada kerjaan, jadi malam nya bunda lembur, kalau bunda bangun pagi bisa saja, tapi gak janji ya." Jawab bunda nya.
"Yaudah deh bun, nanti Alexa berangkat sendiri."
Alexa mengambil keputusan dengan rasa sedikit kecewa.
Apa berkas-berkas itu lebih penting dari diri nya?
"Jika saja bunda tahu, Alexa gak terlalu butuh uang bunda tapi kasih sayang bunda."
Batin Alexa, air mata nya menetes tanpa sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alex Alexa [Completed]
Teen Fiction10 Tahun, waktu yang digunakan Alex untuk menjadikan Alexa sebagai temannya. Tapi takdir belum memberi celah, Alexa terus saja menghindar. Permainan waktu berperan keras dalam bersatunya pemuda usil dan gadis cuek ini. Mereka bersatu karena waktu...