34. Penyemangat

2.8K 186 1
                                    

"Benar ya, jatuh hati ini memang aneh. Sudah jatuh masih saja mengulangi, seperti aku yang jatuh hati kepada orang yang sama. Kamu Alex."

*
*
*
*
*


Alexa semangat men-dribbling bola dengan cepat. kemudian ia melihat Clarisa yang sudah siap menghadang di depan, dengan sigap Alexa membalik arah tubuh nya dan mengoper pola kepada Nabila.

Ya, Clarisa memang ikut serta di dalam permainan ini, clarisa bersama teman teman nya memasang wajah ganas, seperti haus darah. Mungkin karna Clarisa masih punya dendam pribadi dengan Alexa.

Nabila juga ikut serta di dalam lomba, walaupun terkesan gadis pendiam dan irit bicara, sewaktu SMP dulu, Nabila adalah ketua tim basket wanita.

Setelah mendapat operan bola dari Alexa, Nabila men-dribbling bola menuju arah ring, nabila harus melewati beberapa tantangan di depan nya. Karena banyak tim lawan yang menghadang.
Pertandingan semakin sengit ketika Nabila sudah sampai di depan ring, tetapi Clarisa masih tidak putus asa, clarisa berusaha menghalang-halangi bola di tangan Nabila.
Sebelum Clarisa semakin dekat, nabila melempar bola ke arah ring, bola masuk tepat sasaran. Di susul suara riuh dari pendukung tim Alexa dan Nabila.

"AYOK BILL!!! SEMANGAT LAGI!" Teriak Nabil dari pinggir lapangan.

"LO PASTI BISA AL! TERUSIN!" Teriak Alex.

Nabila dan Alexa saling berpandangan, kemudian meledakkan gelak tawa. Kedua nya sama sama bahagia akibat orang yang mereka sayang menyemangati dari pinggir lapangan.
Begini ternyata rasa senang ketika orang yang kalian sayang menonton pertandingan di pinggir lapangan, apa lagi di tambah teriakan semangat. Benar benar menyenangkan sungguh. Pantas saja dulu waktu SMP Alex selalu meminta Alexa untuk menonton pertandingan nya, tetapi Alexa selalu saja menolak dengan beribu alasan.

Pertandingan berjalan selama beberapa menit, skor akhir selisih 2 poin, Tim Alexa memegang posisi pertama. Itu artinya tim Alexa adalah pemenang nya.
Alexa tersenyum penuh kemenangan, alex yang berada di pinggir lapangan pun berlari kecil ke arah Alexa.

"Kan gue bilang juga apa? lo pasti bisa al!!" Cibir Alex.

"Iyaiya, makasih dukungan nya." Balas Alexa dengan wajah tulus.

"Makasih doang?"

"Mau apa lagi?"

"Gandeng tangan boleh?" Ucap Alex, membuat gelak tawa alexa meledak.

"Berani ya modusin cewek galak?!" Sambar Alexa ketus.

"Eh iya gajadi ampun deh ampun." Balas Alex dengan kepala menunduk.

Alexa tertawa kecil melihat nya, alex memang aneh. Tidak seperti cowok-cowok lain pada umum nya, ingin menggandeng tangan saja ia meminta izin, ingin berteman juga dulu dia meminta izin berkali kali, memang cowok aneh. Tapi lebih aneh nya mengapa Alexa bisa mencintai nya?

"Bow jagoan kita menanggg gengsss!!" Teriak Nissa sembari berlari kecil mendekat alexa.

"Traktir gueee makan bakso yaa all!" Pinta Riffat.

"MAKAN TERUS! TAPI GAK GEMUK-GEMUK, CACINGAN YA LO?" ledek Nikko.

Suara tawa meledak begitu saja, kecuali Riffat yang memasang wajah kesal bercampur malu.

°°°

Jam di arloji Nabila sudah menunjukkan pukul 14:00.
Semua siswa di perintah untuk membersihkan lokal masing-masing yang akan mereka gunakan untuk tidur malam ini.
Alexa menggunakan waktu nya untuk beristirahat, sedangkan ke 2 teman nya membersihkan lokal, alexa duduk di depan lokal seorang diri, menikmati udara yang datang menghantam.

"Berdiri lo!" Suara ketus terdengar dengan jelas, membuat Alexa mendongakkan kepala nya. Clarisa.

"Mau apa lo?" Tanya Alexa yang kini sudah berdiri menyeimbangi tinggi Clarisa.

"Udah di jadiin maenan sama Alex, masih saja mau bertahan?! Lo cewe macam apa?" Ujar Clarisa dengan ketus.

"Lo yang cewe macam apa?!" Sambar Nabil yang sudah berdiri tegak di antara Alexa dan Clarisa.

Alexa mengatur napas nya yang sudah tidak karuan, alexa takut jika Nabil emosi dan membentak Clarisa dengan kasar. Sungguh Alexa tidak ingin kakak nya di cap sebagai cowok yang kasar terhadap wanita.

"Kak, udah yaa udahh jangan di ladenin." Ucap Alexa sembari memegang lengan Nabil.

"Dia berani ngehina dan nanyain harga diri lo? emang seberapa tinggi derajat dia?!" Bentak Nabil yang membuat Alexa kaget bukan main.

"Oh ini kakak lo? pantes adek nya gini, kakak nya aja kalo ngomong gak bisa pelan!" Cibir Clarisa.

Nabil semakin terpancing oleh emosi nya sendiri, saat ini emosi nya sudah ingin meledak tetapi Alexa dengan cepat menahan nya.

"PERGI!" usir Alexa pada Clarisa.

Namun gadis itu tetap saja diem memasang wajah marah dengan tatapan sinis.

"GUE BILANG PERGI! ATAU GUE PANGGIL GURU S E K A R A N G!!!" Bentak Alexa dengan nada tinggi dan emosi.

Clarisa mendengus kesal kemudian melangkah menjauh.
meninggalkan Nabil dan Alexa yang masih terpaku diam di tempat
Alexa menatap dalam-dalam kakak nya, ia bisa melihat kekesalan menyelimuti wajah Nabil.

"Kak..." Lirih alexa.

"harus nya lo lawan al! gue gak suka ngeliat lo di gituin!" Ujar Nabil.

"gue bukan gak mau ngelawan kak, cuma terlalu buang waktu untuk ngeladenin ocehin dia." Sambar Alexa.

"Gak buang waktu selama itu menyangkut harga diri lo al. Inget, gue punya tanggung jawab buat jaga lo! siapa pun yang nyakitin lo, dia bakal tau balesan nya." Ucap Nabil dengan emosi.

"Yaudah tenang dulu ya kak.. duduk dulu sini." Alexa menarik tubuh Nabil untuk duduk di bangku depan kelasnya.

Beberapa menit diam, tanpa suara. Hening. Hanya ada hembusan angin.

Nabil bangkit dari tempat duduk nya, kemudian menunduk melihat Alexa yang sedang terpaku dalam duduk nya.
"Sampe dia macem-macem sama lo lagi, urusan dia sama gue!" Ancam Nabil sembari melangkah perlahan.

Alexa tahu emosi Nabil itu tidak salah, Nabil hanya berperan sebagai seorang kakak yang amat menyayangi adik nya sampai-sampai tidak membiarkan satu orang pun menyakiti Adiknya. Di satu sisi Alexa senang mendapat perhatian, tetapi di sisi lain Alexa juga khawatir jika Nabil akan berbuat kasar pada Clarisa, Nabil itu pemarah, apa lagi sudah berkaitan dengan orang yang ia sayang. Bisa-bisa tanpa sadar ia akan menampar Clarisa.

Alex Alexa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang