Jari-jari tangan Alexa mengetuk ngetuk pelan mejanya, sementara satu tangan nya menopang dagu. Mata nya menatap lurus hingga akhirnya memandang Alex yang datang dengan wajah datar memasuki kelas.
"Ada apa dengan alex? kok murung? biasanya ceria aja deh..." Ucap gadis itu dalam hati.
"Ehm.." Alexa menarik perhatian, siapa tahu alex akan mengganggu nya lagi atau merusak ketenangan nya.
Namun Alex hanya diam, masih dengan ekspresi datar.
"udah pada ngerjain PR belum?" ujar Alexa sedikit berteriak, bertanya pada semua teman di kelas nya.
"Udah al."
"Gue udah, udah semua kayak nya." Jawab Nikko.
Alex hanya menoleh sebentar dan di detik selanjutnya ia kembali pada lamunan nya.
Alexa mendengus kesal. Alex tidak seperti biasanya, itu sangat membuat alexa heran. Apa kata kata nya kemarin benar benar menyakitkan?Bel masuk berbunyi, menghancurkan segala kedamaian di pagi hari, ditambah jam pertama adalah pelajaran pak nanang, siap siap saja leher pegal akibat susah bergerak. Pak nanang itu seperti macan yang lapar, jika di ganggu sedikit saja ia bisa memangsa dengan ganas murid nya. Pak nanang juga tidak tanggung tanggung memberi hukuman, apa lagi untuk siswa yang melanggar aturan nya. Terlalu disiplin. Menyebalkan. Guru killer. itu lah julukan yang di dapat pak nanang selama mengajar di SMA.
Langkah pak Nanang sudah sampai di ambang pintu kelas, mendadak suasana menjadi hening. Sangat hening. Tidak ada sedikitpun suara, bernapas saja harus pelan. Mengerikan memang guru satu ini.
"KELUARKAN SEMUA PR KALIAN! LETAKKAN DIATAS MEJA!" Perintah pak Nanang dengan tegas.
"S E K A R A N G !!" Lanjut pak nanang dengan menekan semau hurup.
Semua bergegas mengeluarkan buku PR dan segera meletakkan nya di meja masing-masing.
Alexa merogoh tas nya, mencari buku persegi panjang bersampul cokelat, ia bergidik sebal saat buku tersebut tak kunjung di temukan.
Di detik berikutnya alexa sudah mulai panik, memberi alasan sejujur apapun akan sis-sia, sebab pak Nanang tidak menerima alasan apapun bagi murid yang melanggar peraturan nya, termasuk tidak mengerjakan PR tepat waktu.Pak nanang mulai berjalan menyusuri kelas, melihat tugas murid di kelas satu persatu dengan teliti, dan tibalah di meja Alexa, alexa menelan ludah dengan susah, menghela napas berat saat pak Nanang menatap nya dengan tajam.
"Mana buku kamu?!" tanya nya dengan nada bentakan.
Alexa nyaris kaget, suara itu terdengar sangat jelas.
"Kee-ketinggalan pak..." Jawab alexa dengan jujur.
Pak Nanang memasang wajah marah, dengan tatapan nya yang tajam, pak nanang mengusir Alexa dari kelas untuk mengelilingi lapangan sebanyak delapan kali. Kemudian merangkum bab 3 hingga tuntas.
Alexa berlari kecil menuju luar kelas. Seperti biasa ia akan menjalankan hukuman itu dengan senang hati, toh ini juga salah nya.
Alexa sudah kelelahan setelah 3 kali mengitari lapangan. Ia berniat ke kantin dan membeli air mineral untuk mengubur lelah nya sedikit.
Gadis itu dengan santai meneguk botol di tangan nya. Alexa cukup lega karena sudah mendapat air.
"Kelelahan ya?" Tanya seorang lelaki yang wajah nya sudah tidak asing lagi.
"Ngapain kak?"
"Gue bolos pelajaran, gak heran kan?" Tanya galang.
"Nggak." Jawab Alexa singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alex Alexa [Completed]
Teen Fiction10 Tahun, waktu yang digunakan Alex untuk menjadikan Alexa sebagai temannya. Tapi takdir belum memberi celah, Alexa terus saja menghindar. Permainan waktu berperan keras dalam bersatunya pemuda usil dan gadis cuek ini. Mereka bersatu karena waktu...