25. Berjuang Kembali

3.1K 202 17
                                    

"Tenang dalam damai, siapa yang tidak ingin hidup seperti itu?"

•••

Pagi di hari senin memang selalu tidak baik. Sama dengan pagi Alexa sekarang. Hari ini seperti biasa upacara akan di laksanakan, tetapi dengan sifat pelupa seorang Alexa, ia tidak membawa topi ke sekolah, sedangkan lima menit lagi bel masuk.

"KENAPA OTAK GUE BISA SAMPE SE BEGO INI SIH! BAWA TOPI AJA LUPA! KENAPA JUGA GAK GUE PAKE DARI MALEM ITU TOPI!!!" Maki Alexa pada diri nya sendiri.

Nabila yang melihat kelakuan teman nya itu hanya bisa menggeleng pelan. dan memilih untuk diam.

"Pikun sih!" Cibir Rania.

"Gimana al?" Tanya Nissa melihat ekpresi wajah Alexa yang memperhatinkan.

"Gue gak tau nih, bisa kena hukum gue kalo gini! guru yang jadi pengawas untuk senin ini siapa?" Tanya Alexa pada semua.

"Pak nanang!" Teriak Riffat dari ambang pintu.

"SERIUS LO?"

"Ya iyalah al! gue baru aja salim sama pak nanang di meja piket." Jelas Riffat.

"Hmm..." Tidak ada kata lain lagi di bibir Alexa, ia pasrah dengan keadaan.

Hari senin?
Siapa yang menyukai hari senin? Bagi seorang pelajar hari senin pasti benar benas membosankan, selain upacara, hari senin juga terasa panjang, ditambah dengan berbagai materi yang harus mereka paksa masuk kedalam otak.

Alex baru datang 3 menit sebelum bel masuk, ia melihat wajah Alexa yang gelisah. Seperti biasa, alex langsung bertanya pada Raffian mengenai apa yang sedang terjadi. Setelah tahu alasan dibalik wajah cemas Alexa, ia mendekat, berdiri tepat di depan meja Alexa.

"Nih... pake aja.." Alex mengulurkan topi tepat ke arah Alexa, membuat gadis itu menoleh dengan cepat namun tidak langsung mengambil topi ditangan Alex.

"Lo nya gimana?" Tanya alexa.

"Gue ada topi lain." Ujar Alex seperti sangat kenal dengan sosok Alexa yang tidak akan menerima bantuan jika tahu Alex tidak memiliki topi simpanan lain. Alex membuat kebohongan dengan alasan agar Alexa menerima bantuan nya.

"Yaudah, gue pinjem ya.." Ucap Alexa dengan santai.

Alex hanya tersenyum menatap wajah Alexa yang sudah tersenyum dengan ceria ketika topi itu sudah ditangan nya.

Bel masuk pun berbunyi, semua siswa bergegas ke lapangan untuk melaksanakan upacara rutin tiap hari senin. Seperti biasa Alexa, Rania, Nissa dan Nabila memilih barisan tengah yang mereka anggap nyaman. Sementara rombongan Raffian, Nikko, Riffat sudah berbaris paling belakang di barisan lelaki. Kecuali Alex yang harus baris di tempat siswa dan siswa yang tidak memakai peralatan lengkap.

Alex menatap sekitar nya, seumur-umur baru kali ini ia berani untuk mengorbankan diri nya demi orang lain dan itu adalah Alexa. Entah ada keberanian apa dalam diri Alex, namun yang ia tahu, ia sangat senang melihat senyum gadis manis tersebut.
Seorang lelaki senior menatap nya ganas, badan senior yang besar, kekar dan mata yang tajam nyaris membuat Alex seperti di terkam hewan buas. Menyeramkan.

Alex Alexa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang