DUA PULUH SATU

7.3K 324 12
                                    

Happy Reading :)
Semoga suka 🙏🙏

••••••••••••••••••••••••

Untuk apa bersikap seperti peduli, kalau nyatanya gak peduli?

~ Denis ~

🌷🌷

"Gue salah apa sih? Apa karena omongan gue?" tanya Geby sambil memasuki kelasnya.

Dara mengernyit melihat Geby yang masuk dengan wajah kebingungan. Geby menduduki kursinya lalu melipat tangannya di atas meja, dan menenggelamkan kepalanya disana.

"By l-"

"Gue mau tidur ya Dar. Pikiran gue lagi error."

"Jangan By! Bentar lagi gurunya masuk. Yang ada lo dihukum nantinya."

"Bodo!"

Geby tetap tidur tak memperdulikan ucapan Dara. Sampai akhirnya, Pak Wira guru kimia memasuki kelas. Wajahnya yang sangar membuat kelas yang tadinya ricuh menjadi hening.

"Itu! Siapa yang tidur disana?!" tanya Pak Wira

Dara menyenggol lengan Geby mencoba membangunkan cewek itu dari tidurnya, sebelum Pak Wira beneran marah. Namun Geby sepertinya sama sekali tidak terusik dengan senggolan Dara di lengannya.

Pak Wira mulai berjalan mendekati tempat Geby dan Dara. Dara sudah keringatan tidak siap mendengar amukan yang akan keluar dari mulut Pak Wira.

Brakk!

Pak Wira memukul meja begitu keras membuat Geby terbangun.

"Siapa sih?" gumam Geby.

Geby menoleh dan hanya memasang wajah tanpa dosanya saat Pak Wira menatapnya begitu tajam.

"Suruh siapa kamu tidur? Jangan karena kamu anak pemilik sekolah ini kamu bisa seenaknya. Tugas kamu belajar, bukan tidur!" Geby hanya memutar matanya malas

"Makanya kalau malam itu tidur jangan pacaran mulu!"

"Saya gak pacaran pak!"

"Terus tadi malam kamu kemana aja sampai di sekolah tidur?" Geby gelagapan bingung harus menjawab apa.

"Sekarang keluar kamu dari kelas saya, berdiri di depan tihang bendera sambil hormat sampai jam pelajaran saya selesai!" bentak Pak Wira

Geby langsung berdiri dan berjalan keluar dari kelasnya dengan santai. Keluar dari kelas itu lebih baik dari pada diam di kelas.

Geby berjalan menuju lapangan untuk menjalankan hukumannya. Wajah Geby seketika menjadi datar saat melihat ada kelas 12 yang sedang olahraga di jam pertama.

Beberapa cowok nampak bersiul berharap Geby menoleh ke arah mereka, namun hanya wajah datar yang Geby berikan.

Geby semakin mempercepat langkahnya untuk segera sampai ke dekat tihang bendera. Setelah sampai, Geby langsung mengangkat tangannya dan meletakkan jarinya di dekat pelipis memposisikan tangannya menjadi hormat.

FAKE CUPU  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang