Geby menatap Kenneth cukup lama, membuat Kenneth yang tengah berkutat dengan laptopnya harus menghentikan kegiataannya itu sejenak lalu beralih menatap Geby.
"Kenapa?" tanya Kenneth.
Geby menarik napasnya lalu ikut menatap Kenneth, "Bosen."
Kenneth terkekeh pelan, tangannya terangkat untuk mengacak pelan puncak kepala Geby, "Mau apa?"
Geby berpikir sejenak sambil mengetuk-ngetuk jari telunjuknya ke dagunya, "Makan bakso aja, yuk!"
"Tapi kerjaanku belum selesai," kata Kenneth.
Geby mengerucutkan bibirnya dan membuang wajahnya agar tidak menatap Kenneth. Hal itu membuat Kenneth gemas dan mencubit pipi Geby, "Awww!" pekik Geby.
"Gak usah cubit kalau gak mau!" protes Geby.
Kenneth berdehem lalu tersenyum, "Tapi setelah kerjaanku selesai, ya."
Geby mendekatkan wajahnya ke dekat telinga Kenneth dan berbisik, "Tapi jangan lama-lama."
"Iya, sayang."
Geby menyandarkan kepalanya di pundak Kenneth begitu nyaman, Kenneth pun tidak protes atas apa yang Geby lakukan.
"Ngerjain apa, sih?" tanya Geby.
"Buat presentasi meeting nanti sore," sahut Kenneth tanpa menoleh menatap Geby.
"Hmm ...."
Kenneth melanjutkan tugasnya, ia menutup laptopnya lalu beralih menatap Geby. Senyum Kenneth terangkat menatap Geby yang kini tertidur di pundaknya, apa ia selama itu? Ada rasa bersalah dalam diri Kenneth, seharusnya ia tadi langsung mengiyakan saja ajakan Geby dan langsung berangkat, jadi Geby tidak ketiduran seperti ini.
Kenneth memindahkan kepala Geby pelan-pelan ke pangkuannya, lalu membopongnya ke kamarnya. Sejak mereka bertunangan, Geby sering menginap di rumah Kenneth sekadar untuk menemani Kenneth. Kenneth membaringkan tubuh Geby secara perlahan di kasurnya lalu menyelimutinya hingga ke atas dada.
Kenneth tersenyum simpul menatap Geby yang tengah tertidur, wajah Geby begitu polos. Sepertinya ia harus membatalkan meeting-nya sore ini, ia tidak mau meninggalkan Geby sendirian di rumahnya.
Ini rumah Kenneth, ia membuat rumahnya sendiri setelah ia berhasil menjadi seorang CEO muda. Di rumahnya tidak ada siapa-siapa, hanya ada dia sendiri, terkecuali jika Geby datang untuk menemaninya.
_^_^_
"Kalau dipikir-pikir, aku beruntung banget punya suami kayak kamu."
Cowok itu terkekeh pelan, tangannya tergerak untuk merangkul pundak sang istri. Ia menarik kepala sang istri untuk bersandar di pundaknya.
"Aku juga beruntung bisa punya istri kayak kamu," sahut cowok itu.
Cewek yang kini sudah berstatus sebagai istrinya itu tersenyum simpul sambil memeluk pinggang sang suami.
"Aku kira, Kak Gino gak bakal jadi suami aku ...."
"Lho, kok gitu?"
"Ya ... karena, sekretaris Kak Gino itu lebih cantik dan menarik dari pada aku ..." lirih Dara pelan.
"Dia emang cantik dan menarik, tapi di mata aku, kamu lebih cantik dan menarik." Gino mengedipkan salah satu matanya membuat Dara paham maksud dari kedipan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE CUPU
Teen FictionAmazing cover by @itsgalexia Geby terpaksa menjadi Fake Cupu untuk menemukan seseorang yang telah meninggalkan dan membunuh Dion, sepupunya waktu dulu. Kebohongan mulai muncul sejak penyamaran Geby terbongkar. Termasuk kebohongan dari sahabatnya sen...