EMPAT PULUH SATU

5.3K 268 36
                                    

Assalamualaikum semuanya...
Akhirnya bisa update lagi, saya rindu sekali sama kalian, gak bohong. Saya kangen, rindu lihat komenan kalian yang selalu memaksa buat lanjut cerita tapi menjadi penyemangat.

Ada yang rindu sama cerita ini gak?
Udah dua minggu ya, kita gak temu di wattpad 😅😅 Waktu UKK jujur ya, saya kepikiran kalian tapi untung masih bisa konsentrasi.
Mikirin next chapternya kayak gimana biar kalian suka... Semoga kalian puas ya 😊

Yasudah, kalau gitu selamat membaca dan semoga suka 🙏🙏

Happy Reading :)

••••••••

Karena dibohongi orang yang kita percaya, itu mengecawakan!

~ Geby ~

🌷🌷

"By, tunggu!"

Geby segera membalikkan tubuhnya berbalik arah, ia berniat ke super market membeli kebutuhannya. Namun ia malah bertemu Kenneth, dan niatnya ia urungkan. Tangan Geby menyapu angin mencoba menghentikan taksi yang lewat. Setelah taksi itu berhenti, Geby segera masuk dan menyuruh sang sopir melajukannya meninggalkan Kenneth yang mencoba menghentikan taksi yang Geby masuki.

"Mba, pacarnya gimana? Kasihan."

"Dia bukan pacar saya, pak. Jadi, lanjut aja jangan peduliin dia."

Kenneth menatap nanar taksi yang di dalamnya terdapat Geby. Geby sudah pergi. Kenneth menundukan kepalanya meratapi nasibnya sekarang.

"Apa lo berniat pergi dengan meninggalkan harapan gue yang belum sama sekali lo jawab?"

_^_^_

"By, lo mau bareng gue?"

Geby yang hendak menutup pintu kamarnya langsung menoleh ke sumber suara. Gino sudah berdiri di depan pintu kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Geby.

"Dara?" tanya Geby ketus.

"Gak papa, Dara hari ini gak bareng gue."

"Oke!"

Geby berjalan lebih dulu meninggalkan Gino yang masih berdiri menatap Geby yang kini sangat berbeda. Gino menyusul Geby untuk sarapan. Geby tidak banyak bicara, ia memakan roti dalam diamnya. Gino tidak tahu harus seperti apa, harus melakukan apa. Ia bingung.

"Geby berangkat, Ma, Pa."

"Hati-hati ya. Gino, kamu bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut ya!" saran Ayu.

"Siap!"

Gino langsung mencium tangan Ayu dan Wijaya, kemudian pergi menyusul Geby. Geby sudah duduk di dalam mobilnya, dengan segera, Gino ikut masuk sebelum cewek itu bertambah kesal.

Keadaan mobil hening. Geby memilih menatap jalanan dengan pikiran yang kemana-mana. Gino menatap lurus ke depan, fokus menyetir. Sesekali Gino melirik Geby yang menyandarkan kepalanya ke jendela mobil. Cewek itu tidak banyak bicara, hanya diam dengan bertopang dagu.

FAKE CUPU  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang