DUA PULUH

7.7K 341 21
                                    

Haiii....
Saya kembali lagi hehe...
Maaf udah bikin kalian nunggu lama, maaf udah bikin kalian kesel juga.. Tapi emang bener, saya minggu kemarin banyak tugas... Saya juga kehabisan ide...

Tadinya saya mau berhenti gak bakalan lanjut, tapi setelah saya pikir2 saya gak tega sama kalian...

Ohhh iya, saya mau ngenalin temen saya sama kalian, dia juga sama penulis seperti saya... Kalian bisa cek acount nya

@arrey_

Yasudah, langsung aja ya... Selamat membaca dan semoga suka...

Happy Reading :)

•••••••••••••••••••••••••

Gue akan berusaha dapetin lo semampu gue!

~ Reza ~

🌷🌷

Gino langsung memasuki mobilnya meninggalkan Geby yang diam menatapnya penuh tanda tanya. Gino tidak lagi ingin mengganggu Geby karena Geby yang sedang PMS. Yang ada ia dimarahi seperti kemarin, kan jadi ribet urusannya.

Mobilnya melaju memotong jalanan yang masih cukup sepi, tujuannya adalah rumah Dara. Ya, ia berencana berangkat bareng dengan teman adiknya itu. Entahlah, ada rasa aneh setiap kali Dara disinya, selalu kepikiran saat tidak ada cewek itu.

Ia belum cukup yakin dengan perasaannya, ia masih mencari tau. Dari kejauhan, nampak Dara sudah berdiri di depan rumahnya, Gino semakin menambah kecepatannya ingin segera sampai di depan cewek itu.

Tepat saat mobil itu berhenti, Gino langsung keluar menghampiri Dara.

"Pagi kak." Dara melambaikan tangannya dan dibalas anggukan serta senyuman dari Gino

"Ya ampun, senyuman kak Gino bikin gue sesek napas."

"Udah siap?" Dara mengangguk

Gino melangkahkan kakinya diikuti Dara dari belakangnya, Gino membuka pintu mobilnya lalu mempersilahkan Dara masuk layaknya seorang putri.

"Makasih."

Gino memutari mobilnya lalu duduk dibagian kursi kemudi. Gino menyalakan mesin dan mobil itu melaju meninggalkan pekarangan rumah Dara.

Keheningan menguasai dalam mobil itu, tidak ada yang membuka suara. Keduanya masih tetap diam dengan masing-masing pertanyaan di pikirannya.

Gino nampak fokus mengemudi, dan Dara nampak fokus menatap setiap orang yang mereka lewati. Jalanan yang sepi semakin membuat mereka hening.

"Kak,"

"Dar,"

Mereka menucapkannya secara bersamaan membuat mereka tertawa kecil.

"Kakak aja duluan,"

"Lo mau gak nurutin permintaan gue?"

"Emang apa?"

"Gue titip Geby sama lo."

"Oh... Kalau soal itu, aku pasti jaga Geby semampuku kak."

FAKE CUPU  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang