TIGA PULUH ENAM

5.7K 265 37
                                    

Typo bertebaran, mohon dimaklumi ya.. Kalau ada krisarnya, silahkan comment ya... Saya sangat hargai itu 😊

Selamat membaca dan semoga kalian suka ya...

Happy Reading :)

••••••••

Kalau tahu gini, mending setiap hari gue memar, biar bisa diobatin sama lo.

~ Kenneth ~

🌷🌷

Geby terus menawarkan Kenneth untuk mengobati memar di tangannya, meski memarnya sudah lama. Tapi Geby tak peduli karena ia khawatir, namun Kenneth tetap kekeuh  agar dibiarkan saja, dengan alasan tangannya baik-baik saja tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Kak, obatin ya."

Kalimat itu sudah hampir lima belas kali keluar dari mulutnya, namun Kenneth tidak memperdulikannya. Geby cemberut, menatap kesal Kenneth yang sulit diatur.

Geby takut jika tangan Kenneth kenapa-napa, tangan itu tampak merah dan biru. Geby tahu rasanya pasti sakit sekali, dan Kenneth sudah pasti hanya berpura-pura tidak sakit.

Geby tersenyum jahil saat ada sebuah ide cemerlang keluar dari kepalanya.

Pletak

"Argghhh..."

Kenneth meringis kemudian langsung mengatupkan mulutnya kembali, seolah kebohongannya baru saja terbongkar.

"Masih gak mau ngaku? Buruan!"

Geby menarik lengan Kenneth, berjalan masuk menuju UKS. Kenneth hanya pasrah lalu duduk di ranjang UKS, ia menatap Geby yang sedang mencari kotak P3K sampai akhirnya ketemu.

Cewek itu berjalan mendekat lalu duduk di samping Kenneth. Geby menarik tangan Kenneth lalu mulai mengobati memar di tangannya dan memasang perban. Geby melakukannya dengan sangat hati-hati agar tidak terjadi apa-apa.

Wajah Geby yang serius membuat Kenneth menarik kedua sudut bibirnya. Ia senang melihat Geby yang perhatian.

"Kalau tahu gini, mending setiap hari gue memar, biar bisa diobatin sama lo." ucap Kenneth.

"Hush! Kalau ngomong jangan asal kak," sahut Geby tak terima dengan penuturan cowok itu.

"Tapi bener lho, kalau lo yang ngobatin, gue rela memar setiap hari."

Geby tak lagi memperdulikan ucapan Kenneth, ia segera menyelesaikan memasang perban di tangan Kenneth.

"Nah udah," tutur Geby.

Geby beranjak menyimpan kotak P3K ke tempatnya, lalu mulai berjalan keluar untuk segera pulang, disusul Kenneth dari belakang. Kenneth menyamakan langkah kakinya dengan Geby, dan alhasil mereka berjalan beriringan seperti orang yang berpacaran.

Selama di perjalanan pulang, awan tampak mendung yang sebentar lagi sepertinya akan turun hujan. Kenneth mulai melajukan motornya cepat, dan saat itu juga hujan turun dengan derasnya.

"By, hujan. Ke rumah gue dulu ya." tanya Kenneth dengan suara agak keras melawan kerasnya suara air hujan.

"Iya kak," sahut Geby.

"Pegangan!" kata Kenneth membuat Geby langsung memeluknya erat.

Keduanya mencoba menerobos hujan yang semakin deras. Seragam Geby sudah mulai basah kuyup, termasuk Kenneth. Kenneth sebenarnya tidak tega membiarkan Geby kehujanan seperti ini, tidak ada tempat untuk mereka berteduh membuat Kenneth terpaksa ke rumahnya dahulu untuk mengambil jaket, karena ia lupa memakai jaket hari ini.

FAKE CUPU  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang