EMPAT PULUH EMPAT

5.1K 240 44
                                    

Assalamualaikum semuanya....
Gimana? Pada penasaran gak nih?
Ingat, dari mulai sekarang, siapin mental sama hati ya, kesabarannya juga.

Jangan lupa buat vote, comment, and share ya guys 😘

Selamat membaca dan semoga kalian suka 🙏

Happy Reading :)

••••••••••••••••••

Jangan berubah ya, gue mau lo tetap di sisi gue tanpa adanya keterpaksaan. Gue mau lo yang selalu ada buat gue. Karena lo adalah warna utama gue.

~ Kenneth ~

🌷🌷

"Gue gak mau cahaya matahari itu nyentuh lo."

Tubuh Kenneth yang tinggi mampu melindungi Geby dari cahaya matahari yang mengarah ke Geby. Geby tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, Kenneth benar-benar romantis hari ini, ia sudah melakukan dua kali pengorbanan untuknya.

"Aku sayang Kak Kenneth."

Geby menundukan kepalanya, menyembunyikan rasa malunya menyadari apa yang baru saja ia katakan. Kenneth mengacak pelan puncak kepala Geby membuat Geby semakin menundukan kepalanya.

"Gue lebih sayang malah," sahut Kenneth.

Semburat merah muncul di pipi Geby, membuatnya terus mengulum senyumnya. Kenneth pandai sekali memunculkan semburat merah itu. Kenneth terkekeh pelan melihat tingkah Geby yang menggemaskan. Keduanya sukses menjadi pusat perhatian beberapa orang yang baru saja keluar dari kelasnya masing-masing.

Jam pertama sepertinya sudah selesai, Kenneth segera mengakhiri hukumannya dan membawa Geby untuk pergi dari sana. Kenneth menggenggam tangan mungil Geby dengan erat seperti takut Geby terlepas lalu hilang.

Semua orang yang melihat genggaman tangan Kenneth terhadap Geby menjerit histeris. Semua terpukau dengan perlakuan romantis Kenneth, membuat Geby tersenyum tipis. Kenneth menarik Geby untuk lebih dekat saat melewati kelas yang di luarnya terdapat banyak cowok yang tengah mengobrol.

Dalam hati, Geby tahu maksud Kenneth. Mungkin cowok itu takut jika salah satu dari mereka ada yang menggoda Geby. Tapi ia juga malu jika harus berjalan beriringan dengan jarak yang terbilang sangat dekat, bahkan bahunya dengan lengan Kenneth bersentuhan.

Raut tidak suka pada wajah Kenneth ditunjukan pada gerombolan cowok tadi, membuat mereka langsung memasuki kelasnya, takut jika Kenneth marah.

"Sekarang, lo masuk. Jangan bolos pelajaran lagi, gue gak suka."

Kenneth menatap kelas Geby yang tampaknya gurunya sudah keluar.

"Kak Kenneth juga bolos," sergah Geby.

"Gue lakuin itu demi lo."

Geby menatap kesal Kenneth yang tidak mau kalah, cowok itu selalu merasa dirinya yang paling benar. Padahal jelas yang Kenneth lakukan itu salah, dihukum sendirian sedangkan Geby bisa lolos. Geby tidak akan mengulangnya lagi.

Geby bersiap masuk ke dalam kelas, namun Kenneth sudah lebih dulu mencekal pergelangam tangannya, membuat Geby kembali membalikkan tubuhnya untuk melihat Kenneth.

FAKE CUPU  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang