Sabrina sedang berada dikamarnya, ia baru saja selesai mandi dan hendak pergi tidur sebelum tiba-tiba kejadian tadi pagi terlintas dikepalanya tentang pria yang ditabraknya.Bagaimana seorang pria asing dapat membuat jantungnya berdetak tak karuan. Bahkan Sabrina berhasil dibuat terpana dipandangan pertama, rasanya ia ingin terus berlama-lama memandangi mata indah sosok pria yang baru dijumpainya.
Tok.. Tokk
"Sabrina, ayo makan malam sayang," lamun Sabrina terbuyarkan akibat ketukan dipintu kamarnya.
Sabrina menghelas nafasnya entah kapan ia bisa mendapatkan ketenangannya sendiri tanpa ada yang menggangunya, gadis itu kemudian beranjak dari tempat tiduranya untuk membuka pintu kamarnya.
"Gue gak laper, lo aja sana sama suami tercinta lo yang makan." jawab Sabrina ketus.
"Sayang kok kamu ngomong gitu sih, Mama cuma mau kita makan malam bareng-bareng dibawah sama papa.Kamu jugakan belum makan malam Na, entar kamu sakit kalau gak makan." ajak Airin kepada Sabrina.
Airin adalah ibu tiri dari Sabrina setelah Bundanya, yang bernama Kasih meninggal dunia papa Sabrina memutuskan untuk menikah lagi, dan Sabrina sangat membenci pernikahan itu ia menganggap sang papa sudah tidak mencintai Bundanya lagi dan ingin menggantikan posisi Kasih dirumah ini.
"Gak usah sok perhatian deh lo!" Sabrina menutup pintu kamarnya dengan kasar tanpa peduli tatapan sendu dari wanita yang berada didepan kamarnya.
"Sampai kapan kamu akan terus bersikap seperti ini Sabrina," lirih Airin sambil berbalik menuju tangga.
Sabrina merebahkan tubuhnya dikasurnya yang empuk guna mengistirahatkan raganya yang begitu lelah. Disaat-saat seperti inilah Sabrina membutuhkan seseorang sebagai sandaran dimana ia tidak perlu berpura-pura tegar seperti yang dilakukannya didepan semua orang, Sabrina membutuhkan seseorang yang bisa mengerti dirinya dimana ia bisa menumpahkan semua keluh kesahnya dan menceritakan beban yang selama ini ia tanggung sendiri. Seorang Sabrina Veronica pun memiliki sisi lemah yang tidak diketahui oleh orang lain.
Drttt... Drttt...
Ponsel Sabrina bergetar menandakan ada pesan masuk, Sabrina langsung mengambil ponselnya dan melihat siap yang mengirimkan pesan padanya.
Vanesa Cornelia
Na, ke club yuk gue bt nih:(
Tanpa berpikir panjang Sabrina langsung membalas pesan dari sahabat karibnya itu.
Vanesa Cornelia
Jemput gue.
Kenapa lo gak bawa mobil sendiri? tumben amat:v
Lagi gak pengen aja.
Buruan jemput.Gua gak ada bensin tapi Na
Heheh:D kalo lo mau beliin sih
Gak masalah:'Gampang.
Oke otw😆
Read.
Sabrina hanya membaca pesan terakhir yang dikirim Vanesa untuk dirinya, setelah itu ia bergegas bersiap-siap untuk pergi ke club.
Malam ini Sabrina menggunakan rok pendek berwarna hitam dipadukan dengan crop top berwarna abu-abu dan jaket kulit hitamnya tak lupa juga heels yang terpasang dikaki indahnya dan tas selempangnya yang sudah ia sampirkan dibahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SABRINA [Completed]
Teen Fiction(SEDANG DALAM TAHAP REVISI) Ketika takdir mempermainkan perasaan seorang Sabrina Veronica dengan apiknya. Dimana sabrina harus menerima kenyataan pahit, sekaligus memilukan karena Arga seseorang yang di cintainya hanyalah berpura-pura mencintainya a...