Saat ini Sabrina sedang berada dikantin bersama Arga dan juga Vanesa.
"Ga aku mau baksonya lagi.." rengek Sabrina manja.
Vanesa hanya menatap malas kedua pasangan yang ada dihadapannya tersebut.
"Sebentar," ucap Arga sambil bangkit dari bangkunya dan menuju tempat penjual bakso.
Sabrina menatap Vanesa yang terlihat kesal."Lo kenapa sih Sa?" tanya Sabrina sambil menatap Vanesa.
"Gapapa." balas Vanesa singkat.
"Lo ada masalah? Cerita aja kali kalo lo ada masalah,"
"Gue kan udah bilang, gue gapapa! Lo gak denger?" Vanesa langsung bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Sabrina sendiri.
Sabrina yang melihat sikap tidak biasa Vanesa pun merasa heran, sebenarnya ada apa dengan gadis itu.
Arga datang dengan membawa semangkuk bakso ditangannya.
"Kenapa?" tanya Arga pada Sabrina yang masih menatap kepergian Vanesa.
"Gapapa, kok." jawab Sabrina sambil tersenyum ke arah Arga.
Setelah itu Sabrina kembali memakan bakso yang arga Bawakan.
Bel pertanda berakhirnya jam istirahat pun sudah berbunyi, Arga dan Sabrina bangun dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan kantin.
"Na," panggil Arga. Saat mereka sedang berjalan menuju kelas.
"Apa?" balas Sabrina menolehkan kepalanya menghadap Arga.
"Aku mau kamu ganti seragam yang lebih baik dari yang kamu pake sekarang." ucap Arga.
"Emang kenapa sama seragam aku?" tanya Sabrina.
"Tubuh kamu itu jadi tontonan Na, aku gak suka milik aku jadi tonton orang banyak."
Ucapan Arga berhasil membuat Sabrina menjadi tersipu malu.
"Tapi kan bagus, pas juga dibadan aku." ucap Sabrina.
"Pokoknya aku gak mau liat kamu pake seragam ini lagi." ucap Arga mutlak.
"Yaudah-yaudah... Iya," balas Sabrina pasrah.
Arga tersenyum dan mengacak-acak puncak kepala Sabrina, perlakuan Arga barusan membuat semua sorot mata yang ada disana menjadi tertuju pada mereka.
"Ihhh Ga, tar kusut rambut aku." kesal Sabrina.
Bukannya mendengarkan ucapan Sabrina, pria itu justru sekarang beralih mencubit pipi Sabrina.
"Ihh Gaaa.... Sakittt!"
"Kamu lucu kalo lagi marah, aku jadi makin sayang." ucap Arga dengan senyuman manisnya.
Seketika pipi Sabrina menjadi merona akibat ucapan Arga, amarahnya tiba-tiba menguap begitu saja hanya karena kata-kata manis yang kekasihnya itu ucapkan.
"Kamu makin lucu kalo blushing kaya gitu."
Pipi sabrina semakin merah karena ucapan yang Arga lontarkan,"Ihhh... Ga jangan kaya gitu dong, kan aku jadi malu."
Sabrina langsung melangkahkan kakinya lebih cepat, ia takut Arga akan menggodanya lagi dan semakin membuat pipinya menjadi merah.
Arga hanya tersenyum dan melangkahkan kakinya mengejar Sabrina.
"Ga, entar pulang sekolah anterin aku dulu ya." ucap Sabrina saat mereka sudah berada didepan kelas Sabrina.
"Mau kemana?" tanya Arga penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
SABRINA [Completed]
Teen Fiction(SEDANG DALAM TAHAP REVISI) Ketika takdir mempermainkan perasaan seorang Sabrina Veronica dengan apiknya. Dimana sabrina harus menerima kenyataan pahit, sekaligus memilukan karena Arga seseorang yang di cintainya hanyalah berpura-pura mencintainya a...