13.Sebuah Mimpi

12.7K 485 3
                                    

"Arga." panggil seorang gadis dengan gaun putih yang ia kenakan.

"Ta, kamu kemana aja aku kangen sama kamu." Arga memeluk gadis itu dengan erat takut jika ia melonggarkan saja sedikit pelukanya maka gadis itu akan hilang.

Gadis itu tersenyum dan membalas pelukan Arga. Arga melepaskan pelukannya pada gadis tersebut, ia menatap tak percaya dengan apa yang ia lihat didepannya ini.

Arga mengusap wajah gadis itu dengan kasih sayang, gadis itu pun hanya tersenyum manis menatap Arga.

"Ga, kamu harus melanjutkan hidup kamu! Aku gak mau kamu kaya gini terus," gadis itu meneteskan air mata. Arga yang melihat itu langsung menghapus air mata yang jatuh dari mata gadis itu.

"Jangan nangis, aku gak suka liat kamu nangis." Arga menangkup wajah gadis itu.

"Apa pun yang kamu mau aku bakal lakuin asal kamu jangan nangis." lanjut Arga.

"Aku mau kamu berubah seperti dulu lagi," pinta gadis itu.

"Aku bakal berubah asal kamu selalu ada di sisiku." balas Arga tidak mengalihkan pandangannya dari Gadis tersebut.

"Aku gak bisa Ga... Kamu harus tetap melanjutkan hidup kamu walaupun itu tanpa aku. Aku bakal bahagia kalau liat kamu kaya dulu lagi," gadis itu kembali meneteskan air mata.

"Apa maksud kamu, emang kamu mau kemana Ta?" tanya Arga takut, kalau gadis dihadapannya ini akan meninggalkannya lagi.

"Aku harus pergi, dan aku harap kamu ingat semua pesan aku." gadis itu mundur, memberikan jarak antara dirinya dan Arga.

"Enggak! Kamu gak boleh pergi lagi, aku gak bakal biarin kamu pergi!"

"Aku sayang sama kamu Ga." gadis itu terus menerus meneteskan air mata setelah mengatakan itu.

Gadis dengan gaun putih itu berbalik dan berlari menjauhi Arga.

"Enggak...enggak jangan pergi Ta! jangannn!!!"

Arga terbangun dari tidurnya. Pelipisnya sudah basah akibat keringat detak jantungnya pun berdetak sangat keras, nafasnya pun memburu.

Itu hanya sebuah mimpi yang terasa begitu nyata, Arga menatap bingkai foto yang ada diatas nakasnya. Arga berharap ia tidak bangun lagi, biarkan saja ia terjebak dalam mimpi itu bersama 'Dia' itu bahkan lebih baik dari pada harus hidup tanpa 'Dia' disisinya.

Jam sudah menujukan pukul 5 pagi tapi Arga belum juga tidur, setelah mimpi itu ia tidak bisa tertidur entah apa yang diinginkan gadisnya dari dirinya.

Merubah dirinya tanpa 'Dia' di sisinya itu terasa mustahil, tapi gadisnya menangis dan memohon dirinya untuk melanjutkan hidup tanpa dirinya bagaimana itu semua bisa terjadi.

Arga bangun dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi, ia harus bersiap-siap untuk sekolah.

✨✨✨✨✨

Arga sudah sampai disekolahnya, ia berjalan dengan wajah datar dan ke-2 tangan yang dimasukan ke dalam sakunya, Saat ini Arga terlihat benar-benar cool. Banyak wanita yang memekik saat melihat Arga melewati koridor.

"Uhh gila calon imam gue!!!"

"Pak Jono tu calon imam lo!"

"Pagi-pagi udah cuci mata."

"Duhh Argaaa kapan lo nembak gue!"

"Gue udah siap kok jadi istri lo Gaa!"

Dan masih banyak lagi namun Arga tidak menanggapinya ia tetap berjalan menuju kelasnya, tanpa melirik gadis-gadis yang menatapnya kagum.

"Ngapain lo orang liatin pacar gue!" sentak Sabrina saat melihat gadis-gadis yang menatap Arga dengan rasa kagum.

"Bubar lo orang semua!" ucapnya mengusir kerumunan gadis-gadis itu. seketika para gadis penggila Arga itu langsung membubar

Maaf part ini cuman dikit:( hehe oke jangan lupa komen and vote

See you next part

SABRINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang