22. Salah paham?

13K 487 1
                                    

Setelah selesai membantu Vanesa. Arga kembali lagi kedalam mobilnya, ia baru ingat kalau dirinya meninggalkan ponselnya didalam mobil, pria itu mengambil ponselnya yang ada dikursi penumpang. Ia langsung mengerutkan dahinya saat melihat banyak sekali panggilan tak terjawab dari Sabrina, Arga memutuskan untuk menelfon balik gadis itu. Tapi niatnya ia urungkan saat sang mama yang sudah selesai berbelanja.

"Udah yuk pulang," ajak Karina.

Arga langsung menjalankan mobilnya meninggalkan area parkir supermarket tersebut, menuju rumahnya.

💚💚💚💚💚

Hari ini Sabrina bangun lebih awal, dan seperti biasa ia akan membuatkan Arga bekal, ya walaupun hanya sandwich.

Setelah selesai menyiapkan bekal untuk Arga. Sebelum berangkat Sabrina harus mengikuti serangkaian drama keluarga bahagia yang papanya buat. Dan disinilah sekarang Sabrina berada, dimeja makan dan sedang sarapan dengan sang papa dan ibu tirinya.

"Sayang, kamu mau nambah lagi gak nasi gorengnya?" tanya Airin pada Sabrina yang duduk dihadapannya.

"Gak." balas Sabrina.

Wijaya berdehem sambil melirik Sabrina. Sabrina yang tau maksud papanya pun hanya menghela nafas malas.

"Enggak, makasih." ulang Sabrina dengan senyum yang dibuat-buat, ia sudah benar-benar muak dengan semua ini.

Jika bukan karena papanya yang mengancamnya dia tidak akan sudi bersikap baik dengan wanita ular itu, bahkan untuk makan dalam satu meja makan saja rasanya Sabrina tidak akan mau.

Sabrina bangkit setelah melakukan drama keluarga bahagia yang sangat memuakkan, ia berjalan tanpa berpamitan sampai suara sang papa menghentikan langkahnya menuju luar rumah.

"Sabrina.." panggil Wijaya tanpa mengalihkan pandangannya dari piring makanannya.

Rasanya asap sudah keluar dari kuping kanan dan kiri Sabrina, ia sudah benar-benar dibuat naik darah sepagi ini oleh sang papa.

Sabrina berbalik, menatap sang papa yang masih sibuk dengan sarapannya "Sabrina berangkat dulu ya, paaa..." Sabrina berujar sambil menekankan kata terakhir yang ia ucapkan.

Wijaya hanya berdehem sebagai jawaban, setelah itu Sabrina pergi keluar rumahnya dengan emosi yang memuncak.

🌻🌻🌻🌻🌻

Arga sedang mengendarai motornya menuju ke sekolahnya, saat tiba-tiba ia melihat Vanesa yang sepertinya sedang dalam kesulitan. Arga menepikan motornya didepan mobil Vanesa dan menghampiri gadis itu.

"Lo ngapain disini?" tanya Arga.

"Ini Ga, mobil gue mogok. Dan sekarang gue lagi nunggu montir buat perbaikin mobil gue." jawab Vanesa.

Arga mendekati mobil Vanesa dan mencoba melihat kerusakan yang terjadi pada mobil gadis itu.

"Ini bakal butuh waktu lama, buat memperbaiki mobil lo. Soalnya ada beberapa mesinnya yang rusak dan harus diganti." kata Arga.

"Yah terus gimana? Mau cari taxi juga susah di jam-jam segini," keluh Vanesa.

"Yaudah lo sama gue aja." jawab Arga, sambil berjalan menuju motornya.

"Ha? Lo serius?" tanya Vanesa meyakinkan kalau ia tidak salah dengar.

"Iya."

Setelah itu Vanesa naik ke atas motor Arga, awalnya ia kesulitan karena motor Arga yang tinggi, belum lagi saat ini dirinya sedang menggunakan rok. Tapi tanpa terduga Arga mengulurkan tangannya untuk membantunya naik ke atas motor pria itu.

SABRINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang