Saat ini Arga sedang berada ditaman belakang sekolah tempat favoritnya di SMA Nusba, disaat murid lain pergi menuju kantin saat jam istirahat lain halnya dengan Arga yang memilih menghabiskan jam istirahatnya ditaman belakang sambil mendengarkan musik diponsel.
Arga membuka kotak bekal yang Sabrina buatkan untuknya, ia melihat isi bekal yang gadis itu buatkan untuknya ternyata adalah sebuah sandwich. Arga mengambil sepotong sandwich itu lalu memakannya.
Pria itu sibuk mendengar musik sambil memakan sandwich buatan Sabrina sampai sebuah tepukan dipundaknya menghentikan aktivitasnya, Arga tau siapa pemilik tangan tersebut.
"Makasih." ucap Arga tanpa berbalik.
"Kok lo tau sih ini gue," kesal Sabrina saat sudah mengambil duduk di samping Arga.
Arga tidak menjawab pertanyaan dari Sabrina ia kembali melanjutkan aktivitas makannya yang sempat tertunda.
"Lo suka banget ya sama sandwich buatan gue?" tanya Sabrina dengan tersenyum memperhatikan Arga yang sedang menghabiskan sandwich buatannya.
Lagi-lagi pria itu tidak menjawab pertanyaannya namun itu bukanlah masalah untuk Sabrina, melihat Arga mau memakan bekal buatannya saja itu sudah membuat Sabrina senang bukan main.
"Ga, kenapa sih lo suka banget ke sini? Padahal anak-anak disini aja gak ada yang berani ke sini karena serem." tanya Sabrina pada Arga yang telah menyelesaikan makannya.
"Gak tau." balas Arga cuek.
Sabrina hanya menghela nafas, Arga tetaplah Arga si manusia batu.
Sabrina mengambil satu earphone yang terpasang diteling Arga dan memasang earphone tersebut ke telinganya. Arga tidak mencegah ataupun marah akan tindakan Sabrina ia membiarkan gadis itu melakukan apa yang dimau.
Keduanya duduk bersama seraya mendengarkan musik yang mengalun dari ponsel Arga.
Kringg... Kringg
Bel telah berbunyi pertanda jam istirahat sudah usai, Arga melepaskan earphone yang terpasang ditelinganya dan telinga Sabrina.
"Ihhh Ga, kok di lepas sih masih asik tau gak." kesal Sabrina saat Arga melepaskan earphone yang terpasang ditelinganya.
Bukannya menjawab Arga justru pergi meninggalkan Sabrina, suatu kebiasaan Arga yang sangat Sabrina benci yaitu meninggalkannya sendiri ditaman belakang.
Sabrina bangkit dari duduknya dan berjalan menyusul Arga yang sudah menjauh.
"Lo seneng banget sih Ga ninggalin gue sendiri ditaman belakang." oceh Sabrina saat sudah berada disamping Arga.
Sedangkan yang diocehi hanya diam dan tidak merespon apa yang Sabrina ucapkan.
"Sabrina!" teriak seorang dari arah belakang mereka, sepontan Sabrina berhenti dan berbalik melihat siapa yang meneriaki namanya.
Disana berdiri Vanesa dengan susu dan roti ditangannya, gadis itu berjalan mendekati Sabrina.
"Ih Na, lo kemana sih gue cariin juga dari tadi!" celoteh Vanesa saat sudah dihadapan Sabrina.
"Apasih lo, dateng-dateng ngoceh aja!" kesal Sabrina saat melihat Vanesa yang mengomel.
"Ni, susu sama roti pesanan lo," Vanesa menyodorkan susu dan roti pesanan Sabrina.
"Buat lo aja, gue udah kenyang."
"Lah gimana sih Na, kan lo sendiri yang pesen ini sama gue."
"Udah deh kalo lo gak mau lo kasih aja sama anak lain," jawab Sabrina asal.
Sabrina berbalik dan melihat Arga yang sudah tidak ada di sampingnya.
"Loh, Arga kok gak ada!"
"Udah deh Na, kita ke kelas aja." Vanesa menarik tangan Sabrina menuju kelas mereka.
💞💞💞💞💞
Pelajaran matematika sedang berlangsung dikelas 12 IPS 3, Sabrina sedang asik memainkan ponselnya tanpa menghiraukan guru yang sedang menerangkan pelajaran didepan kelas.
Sedangkan Vanesa gadis itu sedang sibuk mewarnai kukunya dengan kutek. Banyak murid yang tidak mendengarkan apa yang dijelaskan bu Ira yang notabennya sebagai guru matematika tidak jarang ada murid yang tidur, bermain game, mengobrol dan sebagainya. Pelajaran matematika adalah pelajaran yang di benci hampir separuh murid 12 IPS 3.
Kringg... Kringg
Bel yang menandakan berakhirnya pelajaran pada hari ini telah berbunyi, semua murid 12 IPS 3 bersorak senang saat mendengar bel.
"Baiklah anak-anak pelajaran hari ini sampai disini saja." setelah itu bu Ira pergi meninggalkan kelas 12 IPS 3.
Semua murid mengemasi buku-buku mereka sebelum pergi meninggalkan kelas, Sabrina dan Vanesa mengemasi
Buku-buku mereka."Udah yuk Na, balik." ajak Vanesa pada Sabrina.
"Lo balik aja duluan," balas Sabrina setelah selesai mengemasi buku-bukunya.
"Yaudah deh gue duluan ya, bye." Vanesa pergi meninggalkan Sabrina sendiri dikelas yang sudah sepi.
Sabrina berjalan meninggalkan kelas dan pergi menuju ke kelas Arga. saat sedang menuju kelas Arga tiba-tiba sabrina menghentikan langkahnya saat melihat pria yang dicarinya sedang berjalan ke arah parkiran motor.
"Arga!" panggil Sabrina saat melihat Arga yang terus berjalan ke arah parkiran motor.
Sabrina berlari mengejar arga menuju parkiran motor.
"Argaaaaa!!!" panggil Sabrina lagi, namun Arga tidak menggubris panggilan Sabrina.
Gadis itu terus berlari mengejar Arga tanpa memperhatikan langkahnya, Sabrina tidak melihat bahwa ada batu besar didepannya sampai dirinya tersandung dan jatuh hingga roknya sobek.
Beberapa pasang mata yang melihat itu tertawa melihat Sabrina jatuh tidak sedikit pula yang memotret Sabrina yang terjatuh dengan rok yang sobek, yang memperlihatkan paha mulusnya.
Arga menoleh ke belakang dan mendapati Sabrina yang sudah terduduk diatas tanah, Arga berjalan mendekat ke arah Sabrina dan membantu gadis itu untuk berdiri.
Melihat wajah Sabrina yang tertunduk malu, Arga mengambil jaket yang berada didalam tasnya dan mengikatkan jaket miliknya itu pinggang Sabrina untuk menutupi pahanya yang terekspos akibat roknya yang sobek. Arga menarik tangan Sabrina menuju motornya.
"Naik." perintah Arga pada Sabrina yang masih menundukan kepalanya.
Sabrina naik ke atas motor Arga, setelah itu motor Arga pergi meninggalkan area sekolah.
Motor Arga berhenti disebuah minimarket yang ada dipinggir jalan, Arga turun dari motornya dan masuk ke dalam minimarket tersebut. Tidak lama kemudian pria itu keluar dengan kantong plastik ditangannya.
"Turun." perintah Arga pada Sabrina yang masih menundukan kepalanya.
Sabrina turun dengan dibantu Arga karena tingginya motor pria itu belum lagi dengan luka yang ada dilututnya akibat terjatuh tadi menyebabkan dirinya kesulitan untuk turun.
Arga membawa Sabrina menuju bangku yang ada dipinggir jalan. Pria itu memerintahkan Sabrina untuk duduk di bangku tersebut, setelah itu Arga berjongkok dihadapan Sabrina dan mengeluarkan obat merah, kapas, dan handsaplas yang ia beli tadi diminimarket. Arga mengobati luka Sabrina dengan hati-hati.
"Auww..." rintih Sabrina saat Arga mengobati lututnya yang terluka.
Arga meniup luka Sabrina untuk mengurangi perih yang gadis itu rasakan.
Setelah itu Arga menutup luka Sabrina dengan handsaplas bermotif bintang, ia mengangkat dagu Sabrina untuk melihat wajah gadis itu.
Mata Sabrina sudah memerah karena terus menerus menangis belum lagi pipinya yang lengket karena air mata yang sudah mengering, Arga mengusap air mata yang tersisa.
Setelah itu arga mengeluarkan air mineral yang ia beli tadi dan memberikan nya kepada sabrina. Sabrina menerima air mineral yang arga berikan kepadanya dan meminumnya, setelah itu arga mengantarkan sabrina untuk pulang ke rumahnya.
Hai hello:) kalian pembaca setia sabrina 😄 oke jangan lupa vote and komen 😉 see you next part 😻
KAMU SEDANG MEMBACA
SABRINA [Completed]
Teen Fiction(SEDANG DALAM TAHAP REVISI) Ketika takdir mempermainkan perasaan seorang Sabrina Veronica dengan apiknya. Dimana sabrina harus menerima kenyataan pahit, sekaligus memilukan karena Arga seseorang yang di cintainya hanyalah berpura-pura mencintainya a...