20. Cemburu

13.4K 478 1
                                    

Sabrina turun dari dalam mobilnya dengan raut wajah yang tidak bersahabat, bahkan gadis itu menutup pintu mobilnya dengan kasar.

Sabrina berjalan menyusuri koridor, para murid yang melihat wajah Sabrina hanya dapat menundukkan kepala mereka takut, saat ini mood gadis itu sedang tidak baik dan mereka tidak mau mencari perkara dengan gadis itu apalagi sepagi ini.

Banyak murid yang menyingkir saat Sabrina berjalan, tidak ada satu pun dari mereka yang berani menghalangi langkah Sabrina.

Sabrina berjalan melewati kelasnya begitu saja, bahkan ia tidak mempedulikan panggilan dari Vanesa. Tujuan Sabrina saat ini adalah atap gedung sekolah, tempat favoritnya disekolah ini selain kantin.

Sabrina sudah berada dipuncak tertinggi dari gedung sekolahnya, ia dapat merasakan hempasan angin yang menerpa wajahnya. Gadis itu berjalan menuju tepi gedung sekolahnya, ia duduk disana sambil melihat pemandangan yang ada dibawah sana.

"Lagi ada masalah?" ucap seseorang yang berada dibelakang Sabrina.

Sabrina sudah tau siapa orang tersebut, namun ia hanya mengabaikannya saja.

Orang tersebut berjalan menuju ke arah Sabrina dan mengambil tempat duduk disamping gadis itu.

"Lo lagi ada masalah?" tanya orang tersebut sambil menatap wajah Sabrina dari samping.

Sabrina menghela nafas kasar, ia menoleh dan menatap seseorang yang sedari tadi mengganggu ketenangannya.
"Gue lagi mau sendiri Do... please tinggalin gue sendiri." ucap Sabrina.

Orang yang sedang berasama Sabrina memanglah Aldo, pria itu tadi tidak sengaja melihat Sabrina menuju rooftop dan dia mengikuti gadis itu sampai disini.

Aldo tersenyum mendengar pengusiran yang Sabrina lakukan pada dirinya.

"Gue pernah denger dari seseorang, kalau orang yang lagi ada masalah itu butuh seseorang yang bisa bantu dia menyelesaikan masalahnya." ujar Aldo sambil menatap hamparan awan biru.

Sabrina hanya diam tidak menanggapi ucapan Aldo. Sabrina jadi berpikir bagaimana ia bisa tega mengusir Aldo padahal pria itu berniat baik untuk membantunya, belum lagi Aldo tidak marah kepadanya setelah membuat pria itu harus menunggu dirinya berjam-jam. Sabrina jadi merasa bersalah karena bersikap tidak baik kepada Aldo, padahal pria itu selalu saja baik kepada dirinya.

"Sorry.." ucap Sabrina.

"Gak masalah, gue paham sama keadaan lo, dan buat yang kemarin malam... Lo gak perlu minta maaf untuk itu juga."

Sabrina semakin merasa bersalah kepada Aldo.

"Tapi, Do..."

Ucapan Sabrina terhenti karena Aldo meletakkan jarinya dibibir Sabrina.

"Udah gue bilang lo gak perlu merasa bersalah," Aldo menurunkan jari telunjuknya dari bibir Sabrina.

"Lagi pula, masih banyak waktu buat bisa jalan sama lo." Aldo menatap Sabrina sambil tersenyum.

Mau tidak mau Sabrina pun ikut tersenyum.

😷😷😷😷😷

Saat ini Arga sedang berada dikelasnya, sedari tadi ia terus mengecek ponselnya entah sudah berapa kali dirinya mengecek benda persegi panjang itu.

Entah kenapa hari ini Sabrina tidak mengirimkan pesan padanya, padahal gadis itu biasanya mengirimkan bekal padanya ada apa sebenarnya dengan Sabrina?

Arga keluar dari dalam kelasnya untuk mencari Sabrina. Ia menyusuri koridor berharap menemukan gadis yang sedang dicari, namun hasilnya nihil dirinya tidak menemukan gadis itu.

Akhirnya Arga memutuskan untuk mencari Sabrina dikelasnya.

Vanesa yang habis dari toilet pun tidak sengaja melihat Arga yang berjalan menuju ke kelasnya. Vanesa langsung berjalan mendekati Arga.

"Hai Ga," sapa Vanesa.

Arga menoleh dan mendapati Vanesa yang berada disampingnya."Sabrina mana?" bukannya menjawab sapaan dari Vanesa. Arga justru bertanya pada gadis itu.

Vanesa menyeritkan dahinya bingung "Bukannya dia sama lo?" tanya Vanesa tidak mengerti.

"Enggak, gue kira dia sama lo." balas Arga.

"Gue kira dia tadi nyamperin lo, soalnya dia ngelewatin kelas gitu aja.. Bahkan dia gak peduli sama panggilan gue,"

Arga berpikir kemana kira-kira gadis itu pergi.

"Sebentar gue, pikir-pikir dulu biasanya dia pergi kemana."

Cukup lama Arga menunggu Vanesa untuk mengingat dimana tempat-tempat yang biasa Sabrina kunjungi.

Vanesa menjentikan jarinya saat dirinya mengingat sesuatu."Dia biasanya suka pergi ke rooftop kalau gak kantin,"

Tanpa berpikir panjang Arga langsung menuju rooftop saja, karena kemungkinan gadis itu berada disana.

Vanesa hanya menatap Arga dengan kesal karena pria itu pergi begitu saja tanpa mengucapkan terimakasih padanya.

Arga menaiki anak tangga untuk mencapai rooftop.

Sesampainya disana Arga langsung berjalan dan mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Sabrina.

Raut wajah Arga langsung berubah seketika menjadi datar saat melihat pemandangan yang ada dihadapannya.
Disana Arga melihat Sabrina yang sedang bersendau gurau dengan seorang pria yang tidak ia kenal.

Arga berbalik dan melangkahkan kakinya meninggalkan rooftop tersebut.

Sabrina menoleh saat merasakan kehadiran Arga dirooftop tersebut, pandangannya mencari keberadaan Arga namun nihil tidak ada pria itu disana, mungkin itu hanya perasaannya saja.

"Yaudah, turun yuk." ajak Aldo pada Sabrina.

Sabrina langsung menoleh dan menatap Aldo."Ehm.. Gue masih mau disini, kalo lo mau turun. Turun aja duluan gue gapapa." balas Sabrina.

"Enggak, gue bakal tetep di sini. Gue bakal temenin lo bolos kalo gitu." Aldo menampilkan senyum manisnya.

"Itu terserah lo sih, gue gak ngelarang." balas Sabrina.

Arga berjalan dengan raut yang tidak bersahabat. Arga pergi menuju parkiran motor, ia menghidupkan motornya dan langsung pergi meninggalkan area sekolah begitu saja, tanpa mempedulikan bahwa ia akan terkena masalah setelah ini.

Entah apa yang membuat arga tidak suka Sabrina berinteraksi dengan pria lain selain dirinya apalagi sabrina terlihat sangat akrab dengan pria tadi.

Apakah ini yang di namakan cemburu? Entah arga pun tidak tau. Kenapa ia bisa merasa cemburu pada pria asing tadi, padahal ia tidak memiliki hubungan apa pun dengan sabrina.


Jgn lupa vote and komen! Share juga biar bisa bantu cerita ini semakin banyak pembaca.

See you next part

SABRINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang