Saat ini Arga sedang berada disalah satu cafe yang dulu sering ia kunjungi, dengan tatapan kosong pria itu menatap bangku yang ada dihadapannya. Semuanya kini terasa begitu berbeda baginya.
Bahkan cappuccino yang dipesannya pun sudah dingin. Entah bagaimana Arga bisa menjalani hidupnya tanpa "Dia" rasanya baru kemarin gadis itu menggenggam hangat tangannya tapi kini bahkan untuk melihat senyumnya saja Arga tak bisa. Bahkan waktu pun tak dapat mengobati rasa sakit karena kehilangan sosok dia yang begitu berarti bagi Arga.
Getaran diponselnya membuat Arga mengalihkan pandangannya ke layar ponsel yang menampilkan notif pesan yang dikirimkan seseorang dengan nomor tidak dikenal. Dengan malas pria itu meraih ponselnya dan melihat pesan yang dikirimkan oleh orang tersebut.
+625323461999
Simpan nomor Sabrina cantik.
Arga menghembuskan nafasnya malas ketika tau yang mengirim pesan padanya adalah Sabrina, gadis yang akhir-akhir ini terus mengganggunya.
Kemudian ponsel Arga kembali bergetar dan menampilkan pesan baru yang dikirimkan lagi oleh Sabrina.
Ga!
Kok cuma dibaca sih-_
Lo udah simpan nomor gue belum?
Pokoknya lo wajib simpan nomor gue!
Arga hanya diam seraya membaca pesan yang dikirimkan oleh Sabrina. Pria itu bahkan tidak berniat untuk meladeni gadis gila bernama Sabrina itu.
Selain tuli dan bisu ternyata lo juga buta huruf ya, sampai lo gak bisa balas pesan gue😏
Ga-,
Argaaaaaa!!!!
Read.
Arga masih tidak mau merubah pemikirannya dengan membalas pesan beruntun yang dikirimkan oleh Sabrina. Tidak cukupkah gadis itu mengganggunya disekolah hingga sekarang harus menerornya lewat pesan, lagi pula bagaimana gadis itu bisa mendapatkan nomornya?
Arga tidak tau apa yang membuat gadis itu begitu tertarik untuk mendekatinya padahal dirinya terus saja mengabaikan gadis itu. Entah memang dasarnya gadis itu keras kepala atau tidak memiliki rasa malu rasanya tak ada bedanya karena gadis itu masih saja mengejarnya layaknya penagih hutang yang tidak akan pergi sebelum mendapatkan apa yang diinginkan.
Namun selain rasa kesal Arga juga merasa penasaran tentang sosok gadis bernama Sabrina yang terus saja mengejarnya.
..........
Melihat pesannya hanya dibaca membuat Sabrina merasa sedikit kesal dengan sikap Arga yang terkesan sok jual mahal padanya, namun walaupun begitu Sabrina tidak akan menyerah begitu saja untuk mendekati pria itu. Dirinya kini harus memiliki extra kesabaran untuk bisa mendekati manusia seperti Arga.
"Abis ini lo mau kemana Na?" tanya Vanesa kepada Sabrina yang sedang meminum coffee latte.
"Gak tau juga, kenapa emang?" tanya Sabrina sambil menatap Vanesa.
"Ya gak papa sih gue cuma tanya aja,"
"Dah ah! gue mau balik." Sabrina beranjak dari tempat duduknya.
"Eh, Na! Kok lo pergi sih, terus guenya gimana?"
"Ya.. Terserahlah, lagian gak ada juga yang nyuruh lo ikut-ikutan bolos." jawab Sabrina sambil melenggang keluar dari cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
SABRINA [Completed]
Teen Fiction(SEDANG DALAM TAHAP REVISI) Ketika takdir mempermainkan perasaan seorang Sabrina Veronica dengan apiknya. Dimana sabrina harus menerima kenyataan pahit, sekaligus memilukan karena Arga seseorang yang di cintainya hanyalah berpura-pura mencintainya a...