4.Kenapa? 2

22K 837 4
                                    

"Na lo dari mana aja sih gue cari juga dari tadi." tanya Vanesa saat melihat Sabrina memasuki kelas.

"Gue ada urusan tadi," jawab Sabrina malas.

"Na lo sadar gak sih kalau lo mulai berubah,"

"Berubah gimana sih? Orang gue biasa- biasa aja."

Drrtt...drttt..

Ponsel Sabrina bergetar menandakan ada sebuah pesan yang masuk, Sabrina melihat layar ponselnya untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan padanya.

Rio Ardinata

Na, nanti malam jalan yuk?

Dengan malas Sabrina membalas pesan dari Rio. Rio adalah salah satu dari sekian banyak pria yang mendekati Sabrina, namun mereka semua tidak pernah mencintai Sabrina dengan tulus melainkan hanya ingin tubuh dan kecantikannya saja, atau bahkan hanya untuk menunjang popularitas mereka sebagai murid di SMA Nusa Bangsa.

Gak, males.

Baru saja Sabrina membalas pesan dari Rio, tapi kini pria itu sudah kembali membalas pesannya dengan cepat.

Rio Ardinata

Ayolah Na, please:(

Lo buta huruf?


Na, sekali aja😓

Y.


Jadi lo mau kan😃
Jalan sama gue nanti malam?

Y.

Oke gua jemput nanti malam

Read.

Sabrina hanya membaca pesan terakhir yang dikirimkan Rio padanya. Gadis itu kini bangkit dari kursi dan hendak pergi meninggalkan kelas menuju ke kantin.

"Eh, Na lo mau kemana lagi? Baru juga masuk." Vanesa bertanya saat melihat Sabrina yang bangkit dari tempat duduknya.

"Ke kantin, lo mau ikut gak?" tawar Sabrina.

"Tapi sebentar lagi busik masuk Na!"

"Udahlah kaya apa aja sih lo! Biasanya juga bolos bareng gue,"

"Ya udah deh ayo."

Sabrina dan Vanesa pergi meninggalkan kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka, apalagi Sabrina yang sejak kemarin belum makan apapun merasa begitu lapar.

"Lo mau pesan apa biar sekalian." tanya Vanesa saat mereka sudah berada di kantin.

"Bakso sama jus buah naga deh, gak pake lama ya Sa," Sabrina sudah tidak bisa lagi menahan rasa laparnya karena sejak kemarin ia belum makan apapun.

Kantin terbilang cukup sepi karena saat ini jam pelajaran masih berlangsung, dan hanya ada beberapa murid yang mungkin juga tengah membolos jam pelajaran sama seperti yang dilakukan oleh Sabrina dan Vanesa.

Vanesa datang dengan 2 mangkuk bakso dan jus buah naga serta es teh miliknya. Sabrina kemudian langsung mengambil salah satu mangkuk bakso dan memakannya.

"Na, lo lagi ada masalah ya?" tanya Vanesa membuka suara. Bukan tanpa sebab iya menanyakan hal ini kepada Sabrina. Hanya saja Sabrina terlihat tidak seperti biasanya.

Sabrina menghentikan aktivitas makannya sejenak, ia menimang-nimang apakah dirinya harus bercerita tentang pria itu pada Vanesa atau tidak. Akhirnya Sabrina memutuskan untuk bercerita tentang pria itu toh Vanesa juga sahabat karibnya, jadi tidak ada yang perlu ia sembunyikan dari gadis itu.

"Jadi kemarin itu gue nabrak cowok pas lagi lari dari busik,"

"Terus apa hubungannya sama sikap lo yang aneh sekarang?" sela Vanesa.

"Makanya kalo gue lagi cerita lo dengerin dulu anjir!" kesal Sabrina saat Vanesa menyela pembicaraannya.

"Hehehe... Ya sorry Na, ya udah lanjut-lanjut."

"Pas gue mau marah sama cowok itu tiba-tiba gue kehilangan kata-kata buat ngomong dan yang anehnya lagi jantung gue berdetak gak karuan Sa, terus pas gue pergi ke club kemarin malam gua juga ketemu dia. Dia nolongin gue pas gua digangguin sama cowok gak diken--"

"Kenapa lo gak lawan cowok itu?" lagi-lagi Vanesa menyela omongan Sabrina.
Membuat Sabrina yang berada dihadapan gadis itu ingin sekali menuangkan kuah bakso yang cukup panas itu ke wajah temannya.

"Kalau lo masih aja nyela omongan gue. Gue gak bakal cerita lagi!" ucap Sabrina kesal.

"Ya sorry Na, khilaf gue ya udah deh lanjut gue janji gak bakal nyela omongan lo lagi."

Sabrina menghembuskan nafas malas lalu melanjutkan ceritanya lagi.

"Saat itu posisinya gua lagi mabuk berat Sa jadi gue gak bisa ngelakuin apa-apa.  Bukan hanya itu, bahkan cowok itu juga ninggalin gue sendirian didalam mobil gue yang entah gimana udah keparikir didepan rumah gue. Coba deh lo pikir bahkan gue sama dia aja gak saling kenal tapi kenapa seakan-akan dia tu kaya care banget sama gue?"

"Na, mungkin gak sih kalau lo jatuh cinta sama cowok itu? Atau mungkin sebaliknya?"

Seketika tawa Sabrina pecah saat mendengar ucapan sahabatnya itu,"Hahaha, Lo udah gila? Seorang Sabrina Veronica jatuh cinta, gak mungkin. Tapi gak menutup kemungkinan kalau itu cowok yang suka sama gue," jawab Sabrina menyombongkan dirinya.

"Namanya juga cinta Na, gak ada yang tau datangnya kapan dan sama siapa. Lagi pula kenapa gak mungkin? Lo kan juga manusia yang punya hati jadi jatuh cinta itu hal yang wajar."

"Sok bijak lo! Udah lupain."

........

Bel pulang sudah berbunyi menandakan berakhirnya jam pelajaran pada hari ini. Sabrina dan Vanesa berjalan bersama menuju parkiran mobil, rencananya hari ini mereka akan pergi untuk shopping. Saat sudah sampai di parkiran mata Sabrina tidak sengaja menangkap sosok pria yang menabraknya kemarin.

"Sa, Sa! itu cowok yang gue ceritain sama lo!" Vanesa sepontan mengikuti arah jari telunjuk Sabrina yang menujuk kearah seorang pria yang sedang berjalan ke arah parkiran motor.

Mata Vanesa membulat karena terkejut dengan apa yang dilihatnya "Itukan Arga Alenta anak baru yang pas itu gue ceritain sama lo"

"Arga Alenta?" Sabrina baru mengetahui bahwa pria yang ditabrkanya adalah Arga Alenta anak baru yang kemarin Vanesa ceritakan.

Makasih ya udah mau baca:) jangan lupa vote and komen ya jika ada typo tolong maapkeun author yang suka typo" pas nulis ini 😩

Oke see you next part:)

SABRINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang