Saat ini Sabrina sudah berada disekolanya dan sedang menunggu seseorang datang, siapa lagi kalau bukan Arga kekasihnya.Tentang salah paham antara dirinya dan Arga ia ingin meluruskannya, namun dari semalam ia terus menghubungi dan mengirimkan pesan kepada Arga tapi tak kunjung mendapatkan balasan.
Sabrina benar-benar khawatir sekaligus takut kalau salah paham ini akan memengaruhi hubungannya dengan Arga.
Sungguh Sabrina tidak bisa membayangkan jika Arga meninggalkannya, akan sehancur apa dirinya nanti. Sabrina mencoba untuk menyingkirkan pikiran-pikiran buruk yang sejak tadi malam mengganggunya.
"Na,"Sabrina menoleh saat pundaknya di tepuk oleh seseorang.
Disana ia mendapati Aldo yang sedang berdiri dibelakangnya.
"Lo gapapa?" tanya Aldo saat melihat keadaan Sabrina yang tidak bisa dikatakan baik.
Sabrina tidak menggubris ucapan Aldo, ia masih senantiasa menunggu Arga datang.
Tapi sampai saat ini Arga juga belum datang, entah kemana pria itu.
Pikiran Sabrina kalut memikirkan dimana keberadaan Arga saat ini, dan bagaimana keadaan pria itu. Itu semua membuat Sabrina menjadi frustrasi.
Kring... Kring
Bel tanda masuk pun sudah berbunyi, tapi Arga belum juga datang.
Sabrina sudah tidak dapat lagi membendung air matanya untuk tidak menetes.
"Na, gue minta maaf. Gara-gara gue, hubungan lo sama Arga jadi kaya gini," ucap Aldo menyesal sekaligus iba melihat keadaan Sabrina yang benar-benar kacau.
"Na lebih baik sekarang lo ke kelas, karena sebentar lagi guru bakal masuk kelas." ucap Aldo pada Sabrina yang masih senantiasa berdiri ditempatnya dan tidak berpindah walaupun bel masuk sudah berbunyi.
Sabrina berbalik dan menatap Aldo dengan tajam."Lo nyuruh gue masuk? Walaupun lo tau kalo gue lagi khawatir sama Arga, kawan macam apa lo yang nyuruh gue masuk kelas disaat hubungan gue sama Arga nyaris hancur gara-gara lo!" ucap Sabrina meledak-meledak.
Setelah itu Sabrina melenggang pergi meninggalkan Aldo yang mematung akibat ucapan yang Sabrina lontarkan.
Bukannya menuju kelasnya Sabrina justru menuju kelas Arga.
Semua mata murid 12 IPA 1 memandang kaget Sabrina yang ada didepan pintu kelas mereka dengan keadaan yang terlihat kurang baik.
Sabrina berjalan mendekati seorang murid perempuan yang beberapa bulan lalu ia tanyai tentang letak meja Arga.
"Lo tau dimana Arga?" tanya Sabrina pada murid perempuan tersebut yang terlihat ketakutan saat Sabrina mendekatinya.
"E-enggak, aku gak tau. A-arga hari ini gak masuk." ucap murid perempuan itu terbata-bata.
"Lo tau dimana rumah dia kan?" tanya Sabrina dengan tatapan penuh harap.
Selama ia berpacaran Arga memang tidak pernah membawanya pergi ke rumah laki-laki itu.
"Yang aku tau dia tinggal diperumahan kenanga blok B," ucapnya murid perempuan itu.
Semua mata yang ada dikelas pun memandang Sabrina aneh, tidak sedikit dari mereka yang bertanya-tanya tentang apa yang membuat seseorang Sabrina Veronica menjadi seperti ini.
Sabrina langsung bergegas pergi untuk menuju ke rumah Arga.
Cuaca hari ini seakan mendukung suasana hati Sabrina yang sedang kalut. Sinar matahari yang tertutup oleh awan hitam menandakan akan turun hujan sebentar lagi, tapi Sabrina tidak mempedulikan itu semua. Tujuannya saat ini adalah bertemu dengan Arga dan meluruskan semua salah paham diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SABRINA [Completed]
Teen Fiction(SEDANG DALAM TAHAP REVISI) Ketika takdir mempermainkan perasaan seorang Sabrina Veronica dengan apiknya. Dimana sabrina harus menerima kenyataan pahit, sekaligus memilukan karena Arga seseorang yang di cintainya hanyalah berpura-pura mencintainya a...