17.Sebuah Senyum.

12.5K 462 4
                                    

Sabrina sangat terkejut hingga tidak dapat berkata-kata lagi, entah ini mimpi atau tidak tapi ia melihat Arga berada didepannya dengan motor sport hitam milik pria itu.

"Gue kepagian ya jemputnya? " tanya Arga sambil tersenyum tipis.

Sabrina melongo ditempatnya, raut wajahnya bahkan sangat konyol saat ini.
"Yaudah deh gue---"

Sabrina langsung memotong ucapan Arga begitu ia sadar kalau ini bukan mimpi dimana seorang Arga Alenta si manusia batu dan dingin ini berada didepan rumahnya.

"E--enggak kok!" balas Sabrina cepat.

Arga hanya tersenyum melihat tanggapan Sabrina.

"Ayo,"

"Haa...?" Sabrina benar-benar terlihat bodoh saat ini.

"Lo gak mau berangkat bareng gue?" tanya Arga.

"M-mau..mau kok!" jawab Sabrina yang langsung menaiki motor sport hitam milik Arga.

Awalnya Sabrina kesusahan menaiki motor Arga yang tinggi namun pria itu membantunya naik dan itu berhasil membuat pipi Sabrina memerah.

Sungguh Arga yang saat ini ada didepannya sama sekali bukan Arga yang pertama kali ia kenal dengan sifatnya yang dingin dan acuh.

Setelah itu motor Arga melaju menuju sekolah.

Sepanjang jalan pun Sabrina hanya diam karena sibuk mentralkan detak jantungnya yang sudah tidak karuan, Arga yang melihat Sabrina yang hanya diam, pun diam saja dan hanya fokus ke depan jalan.

Keduanya sudah sampai di SMA Nusa Bangsa yang terlihat masih sepi karena jam yang masih menujukan pukul 06.05.

"Lo gak mau turun?" tanya Arga yang melihat Sabrina masih setia duduk dimotornya.

"Haa.. I---iya ini gue mau turun." jawab Sabrina setelah tersadar bahwa mereka sudah sampai, Sabrina segera turun dan disusul dengan Arga.

Sabrina dan Arga berjalan beriringan dilorong sekolah yang terlihat sepi.

"Lo kenapa sih? Kok aneh banget hari ini." tanya Arga pada Sabrina sambil berjalan tanpa menoleh ke arah Sabrina yang diajak berbicara.

"E--enggak gue kaget aja liat perubahan lo." jawab Sabrina.

Arga menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Sabrina. Sabrina pun spontan berhenti dan berbalik menghadap Arga, saat ini mereka sedang berhadapan ditengah lorong yang sepi.

"Kenapa? Lo gak suka liat perubahan gue?" tanya Arga seraya memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.

"E-nggak bukan gitu, cuma gue belum terbiasa aja sama sikap lo yang baru."

"Kayanya, mulai sekarang lo harus mulai terbiasa sama sikap gue yang baru." balas Arga sambil kembali melanjutkan langkahnya.

Sabrina kembali melanjutkan langkahnya. Tanpa terasa ia dan Arga sudah berada didepan kelasnya.

"Oke, gue duluan." Arga berjalan menuju kelasnya namun suara Sabrina menghentikan langkahnya.

"Arga tunggu!" panggilnya kemudian berlari menghampiri Arga.

"Apa?" tanya Arga saat Sabrina sudah berada di hadapannya.

Sabrina mengeluarkan sebuah kotak bekal dari dalam tasnya."Ini buat lo, gue sengaja bangun pagi buat bikin bekal untuk lo" balasnya sambil menyerahkan kotak bekal itu kepada Arga.

Arga menerima kotak bekal itu lalu melanjutkan langkahnya. Sabrina terus memperhatikan Arga sampai pria itu tidak terlihat lagi dari padangannya, Tanpa sadar sebuah senyuman terukir dibibir Sabrina.

SABRINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang