Saat ini Sabrina sedang berada didalam taksi yang menuju ke rumah Arga. Sabrina hanya dapat menangis sepanjang perjalan mengingat Arga dengan mudahnya mengakhiri hubungan mereka, dan meninggalkan Sabrina begitu saja.Bahkan hujan pun sudah turun dengan derasnya sedari tadi, seakan ikut merasakan rasa sakit yang Sabrina rasakan.
Sabrina tidak lagi memperdulikan rasa sakit yang masih menyerang kepalanya.
Tujuannya sekarang adalah mencoba memperbaiki hubungannya dengan Arga sebelum benar-benar hancur.Taksi yang ditumpangi Sabrina pun sudah berhenti didepan rumah mewah Arga. Sabrina langsung turun setelah membayar taksi tersebut, ia bahkan tidak perduli pada hujan yang mengguyur tubuhnya.
"Argaa!" teriak Sabrina dengan air mata yang jatuh bersamaan dengan tetesan hujan yang membasahi tubuhnya.
Satpam rumah Arga yang melihat Sabrina berteriak pun langsung menghampiri Sabrina yang berada didepan gerbang rumah majikannya.
"Non nyari siapa ya?" tanya satpam tersebut sambil membuka gerbang tersebut.
"Arga.." ucap Sabrina lirih.
Satpam itu pun memandangi Sabrina yang terlihat sedang dalam kondisi yang kurang baik, bagaimana tidak. Kepala di perban, mata sembab dan menghitam, belum lagi Sabrina masih memakai pakaian rumah sakit, dan sekarang gadis itu hujan-hujanan hanya demi bertemu Arga?
"Pak saya mau ketemu Arga." ucapnya lagi.
"Tapi non saya gak bisa kasih izin, soalnya tuan muda lagi gak mau di ganggu," ucap satpam tersebut.
Sabrina langsung menerobos masuk ke dalam rumah Arga, ia tidak peduli dengan teriakan sang satpam yang memanggilnya. Bagaimana pun caranya Sabrina harus bertemu Arga.
Satpam itu pun langsung mengejar Sabrina dan mencoba menyeret Sabrina untuk keluar.
"Pak saya mohon izinin saya ketemu sekali aja sama Arga pakk..." mohon Sabrina dengan wajah yang memelas.
"Maaf non gak bisa, saya gak mau kena marah sama tuan muda kalo sampai ada yang ganggu tuan muda." ucap satpam tersebut sambik berusaha menyeret Sabrina keluar.
"Pakk.. Pak saya mohon pak," ujarnya.
"Argaa..." teriak Sabrina sambil merontak agar dilepaskan.
Mata Sabrina langsung berbinar ketika mendapati Arga yang berada didepan teras rumahnya.
"Arga.." ucapnya lirih.
Seketika satpam tersebut langsung menoleh dan benar saja, tuan mudanya sedang berdiri didepan teras rumahnya dengan tatapan dingin dan datarnya.
Arga langsung memberikan isyarat pada satpam rumahnya untuk melepaskan Sabrina. Sang satpam pun menurut dan melepaskan Sabrina.
Sabrina yang sudah dilepaskan pun langsung berlari ke arah Arga.
"Arga," ucapnya dengan tangis yang tidak kunjung berhenti. Bahkan penampilannya pun sudah terlihat sangat buruk.
"Ngapain lagi lo kesini?" ujar Arga dingin.
"Ga, kamu gak bisa mengakhiri hubungan kita gitu aja. Aku gak mau kehilangan kamu Ga, aku mohon jangan tinggalin aku..." ujar Sabrina sambil berlutut memohon pada Arga untuk tidak meninggalkannya.
Arga langsung menarik Sabrina untuk bangun dan menyeretnya menuju ke gerbang rumahnya, bahkan Arga tidak peduli bajunya yang telah basah karena hujan.
Sabrina langsung menyentak cekalan Arga pada lengannya."Lo gak bisa lakuin ini sama gue!" teriaknya dengan rasa emosi, kecewa, dan juga sakit hati yang campur aduk menjadi satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SABRINA [Completed]
Teen Fiction(SEDANG DALAM TAHAP REVISI) Ketika takdir mempermainkan perasaan seorang Sabrina Veronica dengan apiknya. Dimana sabrina harus menerima kenyataan pahit, sekaligus memilukan karena Arga seseorang yang di cintainya hanyalah berpura-pura mencintainya a...