Sesuai dengan janjinya pada Sean. Sabrina saat ini sudah siap dengan penampilannya, walaupun Sean belum menjemputnya. Tapi tak apa lebih baik ia siap terlebih dahulu dari pada harus membuat Sean menunggu. Dan tak lama suara pintu yang diketuk pun mengalihkan pandangan Sabrina yang sedang bercermin."Kenapa?" tanya Sabrina saat Vanesa mengetuk pintu kamarnya.
"Ada yang nyariin lo tu, lo mau pergi Na?" tanya Vanesa saat melihat penampilan Sabrina.
"Hm. Iya, lo sama Aldo jaga apartemen gue ya?"
"Yaelah Na. Lo kira sapa juga yang mau maling apartemen lo," ujar Vanesa sambil menoyor kepala Sabrina pelan.
"Hehe canda," ringis Sabrina.
"Yaudah sono, udah ditunggu sama pacar lo noh."
"Enak aja, dia itu cuma teman gue." balas Sabrina sambil menekan kata teman.
"Dimana-mana juga awalnya cuma teman Na," sindir Vanesa.
"Sa, gue serius."
Vanesa tertawa melihat wajah Sabrina yang cemberut. "Haha.. Iya-iya gue bercanda, tapi kalo beneran juga gapapa kok Na."
Setelah mengatakan itu Vanesa langsung berlari meninggalkan Sabrina sebelum ia diserang oleh macan betina.
"Vanesa!!!"
Sabrina langsung mengikuti Vanesa untuk menemui Sean.
"Eh, sorry ya nunggu lama." ujar Sabrina saat sudah berada dihadapan Sean.
Sean terpesona saat melihat penampilan Sabrina yang terlihat sangat memukau. Bahkan Sean sampai tidak mengedipkan matanya.
Merasa tidak ada respon dari Sean. Sabrina pun melambaikan tangannya dihadapan wajah Sean. "Sean, hey!"
Sean pun langsung tersadar dan kembali kepada dunia nyata. "Eh.. I-iya gapapa kok Na."
"Kayanya ada yang terpesona nih," goda Vanesa sambil menahan tawa melihat tingkah Sean.
"Sa... " tegur Sabrina sambil melotot pada Vanesa.
"Gapapa kok Na, kata teman lo itu bener. Gue emang bener-bener terpesona sama lo malam ini. Buka malam ini aja sebenarnya, setiap harinya malah." ungkap Sean jujur.
Sabrina jadi bingung harus berkata apa, Vanesa benar-benar telah membuatnya dalam posisi yang sangat tidak ia sukai.
"Hm.. Kita sebaiknya berangkat aja yuk," ajak Sabrina pada akhirnya, sebenarnya Sabrina hanya mengalihkan pembicaraan karena ia bingung harus berkata apa.
"Yaudah yuk," Balas Sean sambil menampilkan raut sedikit kecewa karena Sabrina tidak menanggapi ucapannya.
"Na!"
Sabrina membalikan tubuhnya saat ia akan melangkah. "Kenapa Do?"
Aldo berjalan mendekati Sabrina dengan raut wajah yang sangat serius. "Jangan lupa makanannya," cengir Aldo tanpa dosa.
Sabrina, Sean dan Vanesa melongo dibuatnya. Yang benar saja? Sejak kapan Aldo menjadi orang yang sedikit gila?
Astga Sabrina benar-benar tidak habis pikir dengan jalan fikir Aldo."Gue laper Na." ujarnya sambil memegangi perutnya.
Sabrina menarik nafas. "Hm." balasnya malas.
Setelah itu Sabrina berjalan mendahului Sean. Ia sudah benar-benar dibuat malu dihadapan Sean karena perbuatan kedua temannya yang tak waras.
Sean pun langsung mengekori Sabrina yang sudah jalan duluan meninggalkannya.
"Sorry ya," ujar Sabrina saat mereka sudah berada dalam mobil dan sedang menuju sebuah restoran ternama dikota Paris.
KAMU SEDANG MEMBACA
SABRINA [Completed]
Teen Fiction(SEDANG DALAM TAHAP REVISI) Ketika takdir mempermainkan perasaan seorang Sabrina Veronica dengan apiknya. Dimana sabrina harus menerima kenyataan pahit, sekaligus memilukan karena Arga seseorang yang di cintainya hanyalah berpura-pura mencintainya a...